Harta Haram Jadi Sebab Tertolaknya Doa, Ini Penjelasannya

Harta Haram Jadi Sebab Tertolaknya Doa, Ini Penjelasannya

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 10 Des 2023 17:00 WIB
ilustrasi harta dan uang
Ilustrasi harta Foto: Getty Images/iStockphoto/Moussa81
Jakarta -

Setiap muslim dianjurkan untuk mencari rezeki yang halal. Hal ini dijelaskan dalam banyak ayat Al-Qur'an dan juga hadits Rasulullah SAW.

Harta yang halal didapatkan dengan jalan yang diridhoi Allah SWT. Sementara harta haram diperoleh dari jalan yang bathil.

Dalam surat An-Nisa ayat 29, Allah SWT berfirman,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

ADVERTISEMENT

Mengutip buku Pengantar Fiqh Jual Beli & Harta Haram oleh Ammi Nur Baits dijelaskan harta haram adalah harta yang diperoleh dari pendapatan yang haram. Salah satu definisi pendapatan haram, disebutkan oleh Syaikh Dr. Khalid al-Mushlih dalam Jurnal Kementrian Keadilan, Arab Saudi, pendapatan haram adalah semua harta yang didapatkan atau dikumpulkan dengan cara yang melanggar syariat.

Dalam hidup tidak ada yang terabaikan, karena semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta, Allah SWT. Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana dia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya." (HR. Tirmidzi)


Semua yang dimiliki manusia akan dihisab oleh Allah SWT, dari mana didapatkan dan untuk apa digunakan.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh akan datang satu zaman di tengah manusia, seseorang tidak lagi peduli dengan harta yang dia ambil, apakah dari harta halal ataukah dari harta haram." (HR. Ahmad & Bukhari)

Para sahabat Rasulullah SAW telah mencontohkan untuk senantiasa mencari dan mengonsumsi apapun yang halal.

Ada kisah dari Abu Bakr as-Shiddiq, sahabat Rasulullah SAW, suatu ketika hamba sahayanya membawa sesuatu makanan dan Abu Bakar as-Shiddiq memakannya. Lalu hamba sahaya itu berkata, "Wahai tuanku, tahukah Anda dari mana makanan ini?"

Abu Bakar menjawab, "Dari mana engkau dapat makanan ini?" Budak itu menjawab, "Dahulu saya pernah berlagak seperti orang pintar (dukun), padahal saya tidak pandai ilmu perdukunan. Saya hanya menipunya. Lalu (di kemudian hari) dia menjumpaiku dan memberikan upah kepadaku. Makanan yang tadi Anda makan adalah bagian pemberian tersebut."

Mendengar hal itu Abu Bakar langsung memasukkan jari-jarinya ke mulutnya sampai ia memuntahkan semua makanan yang baru beliau makan.

Dalam kisah lain, Umar bin Khatab diberi minum susu dan beliau begitu senang. Kemudian beliau bertanya kepada orang yang memberinya minum, "Dari manakah engkau mendapatkan susu ini?"

Orang itu menjawab, "Saya berjalan melewati seekor onta sedekah, sementara mereka sedang berada dekat dengan sumber air. Lalu saya mengambil susunya." Mendengar cerita orang itu, seketika itu pula Umar memasukkan jari ke mulutnya agar ia memuntahkan susu yang baru diminumnya.

Perintah Mencari Harta Halal

Bekerja mencari harta yang halal, merupakan hal yang terpuji dalam Islam. Allah SWT memerintahkan manusia agar berkerja dan berusaha untuk mencari yang halal.

Dalam Surat Al-Mulk Ayat 15, Allah SWT berfirman,

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ ذَلُولًا فَٱمْشُوا۟ فِى مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا۟ مِن رِّزْقِهِۦ ۖ وَإِلَيْهِ ٱلنُّشُورُ

Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Dalam hadits, Rasulullah SAW juga memuji harta yang baik karena diperoleh dengan cara halal. Beliau berpesan kepada Amr bin al-Ash, "Wahai Ar, sebaik-baik harta adalah harta yang shalih yang dimiliki laki-laki yang shalih." (HR. Ahmad)

Keutamaan bagi Orang yang Mencari Harta Halal

Ada banyak keutamaan bagi orang-orang yang membatasi diri dengan yang halal. Beberapa hadits menjelaskan keutamaannya.

1. Dijamin surga baginya

Dari Abi Sa'id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengkonsumsi sesuatu yang baik, melaksanakan sunnah, dan masyarakat sekitarnya tidak terganggu dengan keburukannya, maka dia masuk surga." (HR. Tirmidzi)

2. Dijaga dari keburukan dunia

Rasulullah SAW bersabda, "Ada empat hal, bila keempatnya ada pada dirimu, maka segala urusan dunia yang luput darimu tidak akan membahayakanmu: menjaga amanah, berkata benar, akhlak baik, dan menjaga urusan makanan." (HR. Ahmad)

3. Meraih keberkahan

Dalam Hadist Riwayat Ahmad:

Seseorang bertanya "Wahai Rasulullah, mata pencaharian (Kasb) apakah yang paling baik?"

Beliau menjawab "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi)."

4. Dikabulkan doanya

Orang yang mencari dan mengonsumsi harta yang halal akan mendapat ridho Allah SWT, salah satunya yakni dikabulkannya doa.

Sebaliknya, orang yang mengonsumsi harta haram akan menjadi sebab tertolaknya doa.

Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!... Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan" (HR. Muslim).

5. Diterima sedekahnya

Sedekah dari harta yang haram akan tertolak dan tidak diterima. Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Allah tidak akan menerima shalat seseorang tanpa berwudhu (bersuci), dan tidak akan menerima sedekah dengan harta ghulul (khianat)" (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika engkau telah menunaikan zakat hartamu, maka engkau telah melaksanakan kewajiban. Barangsiapa yang mengumpulkan harta dari jalan yang haram, kemudian dia menyedekahkan harta itu, maka sama sekali dia tidak akan memperoleh pahala, bahkan dosa akan menimpanya." (HR. Ibn Hibban).




(dvs/lus)

Hide Ads