Fakta Unik Kota Baghdad, Negeri 1001 Malam yang Dibangun di Masa Abbasiyah

Fakta Unik Kota Baghdad, Negeri 1001 Malam yang Dibangun di Masa Abbasiyah

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Selasa, 05 Des 2023 19:15 WIB
Kota Baghdad dan perkembangan ilmu pengetahuannya di masa Dinasti Abbasiyah.
Foto: Sketsa 1001 Invention
Jakarta -

Kota Baghdad merupakan kota yang kaya akan warisan sejarah peradaban Islam. Kota Baghdad menjadi pusat peradaban Islam sejak Dinasti Abbasiyah berkuasa.

Selain menyimpan sejarah yang sangat penting, Kota Baghdad juga menjadi kota yang maju tersendiri di masa Dinasti Abbasiyah. Berikut fakta sejarah tentang Kota Baghdad, kota yang dikenal dengan julukan Negeri 1001 Malam.

Lokasi Kota Baghdad

Merujuk pada buku 125 Cerita Fakta Islam yang Unik & Menakjubkan oleh Alifa Aryatna, Kota Baghdad terletak di antara Sungai Eufrat dan Tigris, tempat lahirnya salah satu kebudayaan tertua di dunia. Kota Baghdad terletak di jantung negeri Irak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulunya, Kota Baghdad dikuasai oleh bangsa Sumeria. Namun, saat Dinasti Abbassiyah berkuasa, Baghdad disulap menjadi pusat peradaban dunia. Maka dari itulah Kota Baghdad dijuluki sebagai "Kota seribu satu malam".

Kemajuan Kota Baghdad oleh Dinasti Abbasiyah

Dirangkum dari buku Tata Kelola Pemerintahan dalam Islam: Sejarah Kepemimpinan Khalifah Harun Al-Rashid (786-809 M) dan Khalifah Abd Al-Rahman Al-Nasir (929-961 M) oleh Ibnu Rusydi, kemajuan pemerintahan Islam dan peradabannya menapaki zaman keemasan (The Golden Age) berlangsung pada zaman Dinasti Abbasiyah masa Khalifah Harun al-Rashid merupakan fakta sejarah.

ADVERTISEMENT

Kemajuan Kota Baghdad tak lepas dari berdirinya Dinasti Abbasiyah pada 132 H/750 M. Dinasti Abbasiyah berdiri menggantikan Dinasti Umayyah yang tumbang karena beberapa faktor. Salah satunya adalah adanya keturunan Abbas (paman Nabi SAW) yang tidak puas dengan berdirinya Dinasti Umayyah.

Dirangkum dari buku Harun ar-Rasyid karya Salman Rusydie Anwar, Kota Baghdad pada masa kepemimpinan Harun ar-Rasyid telah menjadi kota yang indah dan modern. Ketika Baghdad menjadi kota metropolitan, orang luar tertarik untuk mengunjunginya, baik untuk tujuan wisata, perdagangan, maupun pendidikan. Maka dari itulah Baghdad menjadi ramai.

Semua kekayaan negara yang dimiliki Kota Baghdad saat itu benar-benar digunakan untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Harun ar-Rasyid menjaga dengan pengawasan yang sangat ketat. Banyak orang yang yakin memilih Baghdad sebagai tujuan bisnis, studi, dan sebagainya.

Pada masa kepemimpinan Harun ar-Rasyid, Baghdad merupakan kota yang sangat maju dalam bidang pendidikan. Tak hanya ilmu agama saja yang berkembang, tetapi juga filsafat, sastra, kedokteran, dan sebagainya.

Merujuk pada buku Pesona Baghdad dan Andalusia oleh Rizem Aizid, Harun ar-Rasyid memaksimalkan fungsi dan peran Baitul Hikmah. Sebelumnya, Baitul Hikmah hanya berfungsi sebagai perpustakaan dan lembaga alihbahasa kitab kuno ke bahasa Arab. Ketika Harun ar-Rasyid berkuasa, ia memperluas fungsi Baitul Hikmah sebagai perguruan tinggi dan lembaga riset.

Banyak ilmuwan terkenal dibawa ke Baghdad. Mereka didatangkan untuk mengajar. Ada pula yang didatangkan untuk menerjemahkan karya-karya berbahasa asing ke dalam bahasa Arab.

Selain memaksimalkan fungsi Baitul Hikmah, Harun juga mendirikan Majelis Al-Mudzakarah. Majelis tersebut berfungsi sebagai tempat pengkajian masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, masjid, dan istana.

Tidak diragukan lagi, pendidikan Islam di era Harun ar-Rasyid mengalami puncak kejayaannya. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya sekolah-sekolah Islam yang berdiri di seluruh penjuru Kota Baghdad.

Sekolah-sekolah tersebut dibangun dengan bangunan mewah dan dengan kualitas yang sangat baik. Serta diterapkan sistem kurikulum, sarana-prasarana pendidikan, dan sistem pengajaran yang belum pernah ada sebelumnya.

Kehancuran Kota Baghdad di Masa Dinasti Abbasiyah

Meskipun Harun ar-Rasyid telah membawa Islam kepada puncak tertinggi, tetapi pemerintahannya tidak kekal. Dirangkum dari Pengantar Ekonomi Islam: Kajian Teologis, Epistemologis, dan Empiris Edisi Pertama karya Ahmad Dahlan, kekuasaan Dinasti Abbasiyah di Baghdad dihancurkan oleh tentara Mongol pada tahun 1250 Masehi. Pasukan Mongol dipimpin oleh Hulagu Khan dari Dinasti Khan yang menguasai wilayah Persia.

Penyerbuan Mongol ke Baghdad menjadi awal kemunduran peradaban Islam. Kehancuran Baghdad merupakan tragedi terbesar dalam sejarah Islam.

Tragedi tersebut sulit dikembalikan untuk mencari era yang setara dengan masa kejayaan pada saat itu. Hampir seluruh sumber ilmu pengetahuan di perpustakaan dihancurkan dan banyak buku berharga dibuang ke Sungai Tigris, Irak.




(dvs/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads