Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah hingga Keruntuhannya

Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah hingga Keruntuhannya

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Minggu, 03 Des 2023 19:00 WIB
An aerial view shows the spiral Malwiya minaret, a mid-ninth century treasured Iraqi national monument, at the site of the Great Mosque of Samarra, on July 26, 2022, in the city of Samarra, north of Baghdad. - The 50m helicoidally tower of sun-dried and baked brick, modelled on ancient ziggurats that was built to symbolise the power of Islam during the Abbasid caliphate, was listed UNESCO World Heritage Site in 2007. (Photo by Ismael ADNAN / AFP) (Photo by ISMAEL ADNAN/AFP via Getty Images)
Masjid Agung Samarra, peninggalan era Kekhalifahan Abbasiyah. Foto: Ismael Adnan/AFP/Getty Images
Jakarta -

Bani Abbasiyah adalah dinasti penting dalam sejarah peradaban Islam. Kekhalifahan Bani Abbasiyah berdiri setelah runtuhnya Bani Umayyah.

Sejarah berdirinya Bani Abbasiyah tercatat dalam sejumlah literatur Islam. Pemerintahan Bani Abbasiyah dinisbatkan kepada paman Rasulullah SAW yang bernama Abbas bin Abdil Muththalib, sebagaimana dijelaskan dalam buku Sejarah Dakwah karya Samsul Munir Amin.

Berdirinya Bani Abbasiyah pada Tahun 750 M

Bani Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H atau bertepatan pada tahun 750 M. Menurut buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Abu Achmadi dan Sungarso, pendiri dan khalifah pertama dinasti ini adalah Abu Abbas As-Saffah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung mulai dari tahun 132 H/750 M sampai tahun 656 H/1258 M. Dinasti ini didirikan dan dipimpin oleh keturunan Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW. Oleh karena itu disebut dengan Dinasti Abbasiyah.

Terdapat tiga faktor penting yang menyebabkan berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah ini, yaitu:

ADVERTISEMENT
  • Faktor berdirinya Bani Abbasiyah yang pertama adalah karena merasa lebih berhak daripada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam. Apalagi Bani Hasyim yang secara nasab keturunan lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW.
  • Faktor kedua adalah karena sistem pemerintahan Dinasti Umayyah makin menyimpang jauh dari nilai-nilai agama Islam.
  • Faktor yang terakhir adalah karena Bani Abbasiyah merupakan orang-orang yang tersingkir dari kekuasaan Dinasti Umayyah sehingga mereka melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang berkuasa.

Penggulingan Dinasti Umayyah oleh Bani Abbasiyah

Sebagaimana disebutkan di atas, orang-orang Bani Abbasiyah melakukan pemberontakan kepada Bani Umayyah yang saat itu memimpin dengan tidak baik.

Gerakan pemberontakan ini dipimpin oleh keturunan paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abdullah, dan Muhammad bin Ali. Mereka berhasil membangun jaringan oposisi yang cukup luas dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Akhirnya, dalam pertempuran Karbala, dinasti dari Bani Abbasiyah yang dipimpin oleh Kahtaba berhasil meraih kemenangan dengan mengalahkan gubernur Dinasti Umayyah, Yazid. Dinasti Abbasiyah berhasil menguasai Kufah.

Pada tahun 794 M, Abu Ayun dari Bani Abbasiyah berhasil melancarkan usaha terakhirnya untuk menggulingkan pemerintahan Dinasti Umayyah. Ia mengerahkan 120.000 pasukan menuju Zab Hulu atau Zab Besar. Sehingga pertempuran ini dikenal dengan Perang Az-Zabb.

Akhirnya, Dinasti Umayyah benar-benar sudah dikalahkan. Damaskus pun jatuh ke tangan Bani Abbasiyah. Kemudian, Abbas As-Saffah dibaiat sebagai khalifah di Masjid Kufah pada tahun 750 M.

Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung selama lima abad, tepatnya 508 tahun. Selama pemerintahan ini berdiri, kekuasaan dibagi atas lima periode.

Pola pemerintahan pada dinasti ini berbeda-beda, sesuai dengan perubahan politik yang mempengaruhinya. Misalnya dari Persia, Turki, Buwaih, dan Seljuk.

Namun, pada periode kelima, kekuasaan Dinasti Abbasiyah tidak lagi dipengaruhi bangsa manapun.

Lima Periode Dinasti Bani Abbasiyah

1. Periode Pertama

Periode pertama Dinasti Abbasiyah berlangsung dari tahun 132-232 H atau 750-847 M. Mengutip dari buku Sejarah Peradaban Islam karya Suyuthi Pulungan, khalifah yang memimpin dinasti itu mulai dari Abu Abbas As-Saffah sampai Abu Al-Fadl Ja'far Al-Mutawakkil.

Kekuasaan pada periode pertama berada pada khalifah yang memimpin tentara untuk berperang. Sehingga pada saat inilah merupakan masa kejayaan Bani Abbasiyah. Periode ini disebut sebagai periode pengaruh Persia pertama.

2. Periode Kedua

Periode Bani Abbasiyah kedua berlangsung pada tahun 232-590 H atau 847-1184 M, yaitu dari khalifah Abu Ja'far Muhammad Al-Muntasir sampai Abu Al-Abbas Ahmad Nasir.

Periode ini diwarnai corak politik Turki, Bani Buwaih, dan Bani Saljuk. Periode kedua Dinasti Abbasiyah ini disebut periode pengaruh Turki pertama.

3. Periode Ketiga

Periode ketiga Bani Abbasiyah berlangsung pada tahun 590-656 H. Pada masa ini, kekuasaan kembali ke tangan khalifah, tetapi terbatas hanya daerah Baghdad dan sekitarnya.

Oleh sebab itu, periode ini secara umum bisa dikatakan lemah dan tidak dapat melawan kehendak jenderal Turki.

4. Periode Keempat

Periode keempat Bani Abbasiyah ditandai dengan pengaruh Bani Saljuk yang dipimpin oleh dua belas orang khalifah. Dalam periode ini, terjadi dua peristiwa besar umat Islam, yakni Perang Salib dan penyerangan bangsa Mongol ke Baghdad.

5. Periode Kelima

Pada periode kelima Bani Abbasiyah sudah mengalami banyak kemunduran. Terlebih lagi banyak serangan dari luar, seperti Perang Salib dan penyerangan Bangsa Mongol. Kemudian, daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan juga banyak yang memerdekakan diri.

Akhirnya, Dinasti Bani Abbasiyah benar-benar hancur pada tahun 1258 M di bawah kepemimpinan Abu Ahmad Abdullah Al-Mu'tashim Billah.

Ada perbedaan pendapat terkait periodisasi Bani Abbasiyah. Pendapat lain membagi dinasti ini dalam empat periode. Periode pertama (750-847 M) dipimpin 9 khalifah, periode kedua (847-945 M) ada 13 khalifah, periode ketiga (945-1055 M) dipimpin 5 orang khalifah, dan periode keempat (1055-1258 M) dipimpin 12 khalifah.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads