5 Bentuk Uququl Walidain, Perilaku Durhaka pada Orang Tua Menurut Islam

5 Bentuk Uququl Walidain, Perilaku Durhaka pada Orang Tua Menurut Islam

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 05 Des 2023 08:45 WIB
ilustrasi orang tua dan anak
Ilustrasi uququl walidain (Foto: iStock)
Jakarta - Uququl walidain diartikan sebagai sikap durhaka pada kedua orang tua. Islam menentang segala bentuk kedurhakaan terhadap orang tua, sebab keduanya menempati posisi yang luar biasa setelah Allah SWT.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Salah satu dosa kabair yang terbesar di sisi Allah pada hari kiamat adalah menyekutukan Allah, membunuh seorang mukmin secara tidak sah (menurut syariat), melarikan diri dari medan jihad fi sabilillah pada waktu penyerbuan, mendurhakai orang tua, menuduh perempuan suci melakukan perbuatan keji, belajar ilmu sihir, makan uang riba, dan makan harta anak-anak yatim." (HR Ibnu Hibban)

Al Hafidz Ibnu Hajar melalui kitab Al-Fath menyebut bahwa uququl walidain diartikan sebagai apa pun yang dilakukan oleh seorang anak yang dapat menyakiti kedua orang tuanya, baik dari segi perkataan maupun perbuatan. Namun, perlu dipahami jika perselisihan antara anak dan orang tua terjadi hanya di hati tanpa diungkapkan atau dilakukan, maka hal ini dianggap wajar.

Mengutip buku Akidah Akhlak susunan Fida' Abdillah dan Yusak Burhanudin, durhaka adalah tindakan, berbeda dengan gerak hati yang sulit diatur oleh manusia.

Lantas, apa saja yang termasuk ke dalam bentuk uququl walidain?

Bentuk-bentuk Uququl Walidain

Berikut sejumlah perilaku yang tergolong ke dalam bentuk uququl walidain seperti dikutip dari buku Surga yang Terlupakan terbitan Wahyu Qolbu.

1. Mencela Orang Tua

Mencela orang tua termasuk ke dalam tindakan yang tergolong dosa besar. Dari Abdullah bin Amr, Nabi SAW bersabda:

"Termasuk dosa besar, yaitu seorang anak yang mencela kedua orang tuanya," mereka bertanya, "Ya Rasulullah adakah orang yang mencela kedua orang tuanya?" beliau menjawab, "Ya, seseorang mencela bapaknya, seseorang mencela ibu orang lain, dan orang laint ersebut mencela ibunya." (HR Bukhari dan Muslim)

2. Mengeluarkan Perkataan 'Ah' dan Semacamnya

Saking penting dan tingginya derajat orang tua dalam Islam, mengucap perkataan ah dan semacamnya bahkan dilarang. Allah SWT berfirman dalam surah Al Isra ayat 23,

۞ ΩˆΩŽΩ‚ΩŽΨΆΩŽΩ‰Ω° Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘ΩΩƒΩŽ Ψ£ΩŽΩ„Ω‘ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΨΉΩ’Ψ¨ΩΨ―ΩΩˆΩ“Ψ§ΫŸ Ψ₯ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§Ω“ Ψ₯ΩΩŠΩ‘ΩŽΨ§Ω‡Ω ΩˆΩŽΨ¨ΩΩ±Ω„Ω’ΩˆΩŽΩ°Ω„ΩΨ―ΩŽΩŠΩ’Ω†Ω Ψ₯ΩΨ­Ω’Ψ³ΩŽΩ°Ω†Ω‹Ψ§ ۚ Ψ₯ΩΩ…Ω‘ΩŽΨ§ ΩŠΩŽΨ¨Ω’Ω„ΩΨΊΩŽΩ†Ω‘ΩŽ ΨΉΩΩ†Ψ―ΩŽΩƒΩŽ Ω±Ω„Ω’ΩƒΩΨ¨ΩŽΨ±ΩŽ Ψ£ΩŽΨ­ΩŽΨ―ΩΩ‡ΩΩ…ΩŽΨ§Ω“ Ψ£ΩŽΩˆΩ’ ΩƒΩΩ„ΩŽΨ§Ω‡ΩΩ…ΩŽΨ§ ΩΩŽΩ„ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΩ‚ΩΩ„ Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…ΩŽΨ§Ω“ أُفٍّ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΩ†Ω’Ω‡ΩŽΨ±Ω’Ω‡ΩΩ…ΩŽΨ§ ΩˆΩŽΩ‚ΩΩ„ Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…ΩŽΨ§ Ω‚ΩŽΩˆΩ’Ω„Ω‹Ψ§ ΩƒΩŽΨ±ΩΩŠΩ…Ω‹Ψ§

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

3. Berani Memerintah Orang Tua

Tidak diperkenankan bagi kaum muslimin untuk memerintah orang tuanya, terlebih jika mereka dalam kondisi sakit atau lemah fisik. Tindakan ini termasuk bentuk uququl walidain dan tidak dibenarkan.

4. Melihat Orang Tua dengan Tatapan Sinis

Menampilkan wajah yang sinis terhadap orang tua sama artinya dengan merendahkan dan menghina mereka. Hal ini sama artinya dengan tindakan uququl walidain.

5. Lepas Tanggung Jawab untuk Merawat Orang Tua

Orang tua berkewajiban untuk merawat, mendidik dan menafkahi anaknya. Meski demikian, selayaknya manusia mereka akan menua.

Keadaan dapat berbalik, di usia senjanya fisik dan mental orang tua tidak lagi mendukung mereka untuk mencari nafkah. Oleh karena itu, sebagai seorang anak maka kita berkewajiban merawatnya di masa tua dan tidak lepas tanggung jawab.


(aeb/kri)

Hide Ads