Sholat dhuha adalah ibadah sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Amalan ini dikenal sebagai sholat yang membawa keberkahan, sebab disebut sebagai sholat para awwabîn, yaitu orang yang kembali kepada Allah SWT dengan penuh ketundukan.
Sholat dhuha juga berkaitan erat dengan rezeki, keluasan hati, dan amalan yang menghapus dosa. Sholat dhuha dikerjakan pagi hari, namun kapan sebenarnya waktu terbaik untuk melaksanakan sholat dhuha?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu Sholat Dhuha
Sholat dhuha tidak boleh dilakukan sebelum matahari terbit. Sholat ini hanya sah ketika matahari sudah terbit sempurna dan naik kira-kira setinggi tombak, atau sekitar 15-20 menit setelah terbitnya matahari.
Dikutip dari buku Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi karya Abu Utsman Kharisma, rentang waktu dilaksanakan sholat dhuha adalah sejak 15 menit setelah terbit matahari hingga 10 menit sebelum masuk waktu dzuhur.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Sholat awal waktu yang dikerjakan ketika matahari mulai meninggi adalah sholat orang-orang yang kembali kepada Allah (sholat awwabîn)." (HR. Muslim)
Batas akhir sholat dhuha adalah ketika matahari belum tergelincir, yaitu sebelum masuk waktu zuhur.
Mayoritas ulama, termasuk Syafi'iyyah dan Hanabilah, sepakat bahwa dhuha berakhir tepat di saat matahari sudah condong ke arah barat.
Waktu Paling Utama Melaksanakan Sholat Dhuha
Waktu terbaik mengerjakan sholat dhuha adalah saat anak unta mulai kepanasan, yaitu pertengahan waktu antara terbit matahari hingga masuk waktu dzuhur. Jika seandainya terbit matahari adalah jam 6 dan dzuhur adalah jam 12, maka waktu terbaik melakukan sholat dhuha adalah sejak jam 9 pagi.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sholatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (awwabîn) adalah ketika anak unta mulai merasakan panasnya matahari." (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa waktu paling utama adalah ketika matahari lebih kuat sinarnya, bukan terlalu pagi, bukan pula mendekati zuhur.
Keutamaan Sholat Dhuha
1. Sedekah untuk Seluruh Persendian
Dalam hadits dari Abu Dzar, Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma'ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan sholat dhuha sebanyak 2 rakaat." (HR Muslim)
Dikutip dari buku Sholat Dhuha Dulu, Yuk karya Imron Mustofa, hadits ini menjelaskan, dengan mengerjakan sholat dhuha dua rakaat, seorang muslim mendapatkan pahala seolah telah bersedekah untuk 360 persendian tubuh. Hal ini menunjukkan betapa besarnya pahala sholat ini.
2. Mendatangkan Rezeki
Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman,
"Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) untuk-Ku di awal siang sebanyak empat rakaat, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu hingga sore hari." (HR Tirmidzi)
3. Dicatat sebagai Ahli Ibadah
Dalam hadits dari Abu Darda' RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang menjaga sholat dhuha, niscaya dosanya akan diampuni, walaupun sebanyak buih di lautan." (HR Tirmidzi)
4. Sholat Awwabin
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak ada yang menjaga sholat dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (awwabin), dan itu adalah sholatnya orang-orang yang awwabin." (HR Ibn Khuzaimah dan Hakim)
Istilah awwabin adalah sebutan bagi hamba yang senantiasa kembali, taat, dan tunduk kepada Allah. Dengan rutin mengerjakan sholat dhuha, insyaallah seseorang bisa tergolong dalam golongan mulia ini.
(dvs/erd)












































Komentar Terbanyak
Penjelasan Kemenag soal Penetapan Waktu Subuh di Indonesia
7 Adab terhadap Guru Menurut Ajaran Rasulullah dan Cara Menghormatinya
Hukum Memelihara Anjing di Rumah Menurut Hadits dan Pendapat 4 Mazhab