Cara Menenangkan Hati yang Galau dalam Islam

Cara Menenangkan Hati yang Galau dalam Islam

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 16 Nov 2023 08:45 WIB
ilustrasi galau
Ilustrasi galau (Foto: istimewa)
Jakarta -

Dalam diri manusia terdapat organ yang memiliki peran signifikan dalam memengaruhi kehidupannya, yaitu hati. Hati diibaratkan sebagai seorang penguasa yang memiliki kekuasaan penuh untuk memberikan perintah kepada anggota tubuh lainnya.

Hal ini sejalan dengan ajaran Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang berbunyi:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ. أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selalu ingatlah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh pun baik. Namun, jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh pun rusak. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati" (Hadits Riwayat Bukhari).

Menyadari betapa pentingnya peran hati dalam kehidupan manusia, maka diperlukan usaha untuk menjaga stabilitasnya agar tetap tenang. Ketidakstabilan hati bisa menghasilkan perasaan ragu, kebingungan, kegalauan, dan kehampaan, membuat kehidupan terasa seolah tanpa makna.

ADVERTISEMENT

menukil laman Kemenag, Syaikh Nawawi Al-Bantani menyatakan bahwa kebingungan atau kegalauan yang menghampiri hati dapat diatasi dengan tiga langkah. Pernyataan ini disampaikan oleh Syaikh Nawawi dalam kitab Nashaihul Ibad, dengan merujuk pada pandangan sebagian ahli hikmah yang memiliki keahlian sebagai "dokter hati".

1. Zikir

Mengingat Allah atau berdzikir menjadi solusi utama dan awal untuk menghilangkan kebingungan atau kegalauan yang melanda hati. Melalui dzikir, hati akan menemukan ketenangan. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya di Surat Ar-Ra'd ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Bacaan latin: Alladzina amanu wa tatma`innu qulubuhum bidzikrillah, ala bidzikrillahi tatma`innul-qulub

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Syaikh Nawawi memberikan keleluasaan dalam memilih bacaan dzikir, salah satu contohnya adalah sebagai berikut:

لَا إلهَ إلَّا اللهُ، وَلاَ حَوْلَ ولا قوَّةَ إلَّا بِاللهِ

Bacaan latin: La ilaha illallahu, wa la haula wa la quwwata illa billah.

Artinya: TIada Tuhan selain Allah dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.

2. Menemui Wali

Para wali atau orang yang dicintai oleh Allah memiliki keistimewaan khusus, salah satunya adalah kemampuan untuk membawa ketenangan ke dalam hati saat berada di dekat mereka.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk meluangkan waktu bertemu dengan para wali Allah. Jika sulit untuk mengetahui keberadaan para wali Allah, Anda dapat mencari nasihat dari ulama dan orang-orang saleh.

Saat berinteraksi dengan ulama atau orang saleh, pasti akan banyak mendapatkan nasihat yang dapat membawa ketenangan ke dalam hati.

3. Memahami Nasihat Ahli Hikmah

Ucapan bijak dari ulama ahli hikmah dapat menjadi penyembuh bagi hati yang sedang bimbang. Sebagai "dokter hati," ulama ahli hikmah tentu memahami dengan mendalam kerumitan hati manusia, mampu memberikan nasihat atau petuah yang bijak dan menenangkan.

Karenanya, sangat dianjurkan untuk secara rutin mendengarkan dan meresapi kata-kata para ulama hikmah. Pengajian, terutama pengajian tasawuf, sering menjadi tempat di mana nasihat atau pandangan ulama ahli hikmah disampaikan.

4. Berdoa

Menyadur dari buku "Sukses Dunia-Akhirat Dengan Doa-Doa Harian" karya Mahmud Asy-Syafrowi, terdapat beberapa doa yang dapat dibaca ketika merasa sedih. Mulai dari penggalan ayat di Al-Qur'an hingga hadis Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Berikut doanya:

Surat Taha Ayat 25-28

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙ وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙ وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ

Bacaan latin: qala rabbisyrah li sadri wa yassir li amri wahlul 'uqdatam mil lisani yafqahu qauli

Artinya: Musa berkata, "Ya Tuhanku, luaskanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka dapat memahami perkataanku." (QS. Taha: 25-28)

Surah Ali Imran Ayat 173

حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Bacaan latin: Hasbunallahu wa ni'mal-wakil

Artinya: "Allah saja sudah cukup sebagai penolong bagi kami, dan Dia adalah pelindung yang sebaik-baiknya." (QS. Ali Imran: 173)

Surah Al Baqarah Ayat 250

وَلَمَّا بَرَزُوْا لِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ قَالُوْا رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ۗ

Bacaan latin: wa lamma barazu lijaluta wa junudihi qalu rabbana afrig 'alaina sabraw wa sabbit aqdamana wansurna 'alal-qaumil-kafirin

Artinya: Ketika mereka menghadapi Jalut dan pasukannya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kesabaran, teguhkanlah langkah kami, dan bantulah kami melawan orang-orang kafir. (QS. Al Baqarah: 250)

Doa Nabi Muhammad

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Setiap kali seorang muslim merasakan kegundahan atau kesedihan, dan kemudian dia membaca doa ini, pasti Allah akan menghapuskan kesedihannya dan menggantikannya dengan kebahagiaan." (Hadits Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Thabrani, dan Hakim).

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.

Bacaan latin: Allaahumma inni 'abduka, wabnu 'abdika, wabnu amatika, nashiyati biyadika, madhin fiyya hukmuka, 'adlun fiyya qodho uka, as aluka bikullismin huwalaka, sammayta bihi nafsaka, aw anzaltahu fi kitabika, aw 'allamtahu ahadan min kholqika, awis ta' tsar ta bihi fi 'ilmil ghoibi 'indaka, an taj'alal qur ana robbi'a qolbi, wa nuro shodri, wa jala-a huzni, wa dzahaba hammi.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku ini hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, dan keturunan dari hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada dalam kekuasaan-Mu, segala ketetapan-Mu telah berlaku bagiku, dan keputusan-Mu yang adil telah berlaku atas diriku. Aku memohon dengan segala nama yang Engkau sebutkan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, yang Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu-Mu yang tersembunyi. Mohonlah agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai cahaya hatiku, sinar dadaku, pelipur kesedihanku, dan penolak kedukaanku."




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads