Fungsi Puasa Sunnah sebagai Nafilah, Apa Artinya?

Fungsi Puasa Sunnah sebagai Nafilah, Apa Artinya?

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Senin, 13 Nov 2023 14:00 WIB
Ilustrasi Buka Puasa
Ilustrasi puasa. (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Di samping puasa wajib, seorang muslim juga disunahkan untuk melakukan puasa sunnah sebagai nafilah. Fungsi puasa sunnah adalah sebagai nafilah yang bermakna ibadah tambahan.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Hidup Bahagia Mati Masuk Surga yang ditulis Khalid Abu Syadi, setiap ibadah fardhu atau ibadah wajib, pasti memiliki ibadah nafilah.

Salat fardhu lima waktu mempunyai ibadah nafilah, yaitu salat malam (tahajud), salat dhuha, salat witir, dan salat sunnah rawatib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibadah wajib zakat mempunyai ibadah nafilah, yaitu sedekah dan pinjaman yang baik, bahkan menggugurkan utang. Ibadah haji pun juga memiliki ibadah nafilah, yaitu umrah atau haji atas nama orang lain. Bagaimana dengan puasa?

Fungsi Puasa Sunnah sebagai Nafilah

Ibadah wajib memiliki ibadah nafilah untuk mengiringinya. Namun, apa arti sebenarnya dari ibadah nafilah?

ADVERTISEMENT

Mengutip dari buku Ad-Durrah As-Salafiyyah karya Imam An-Nawawi, dkk, ibadah nafilah adalah ibadah sunnah yang dikerjakan setelah ibadah fardhu atau wajib sudah dilaksanakan.

Fungsi puasa sunnah adalah sebagai nafilah yang artinya, puasa sunnah itu menjadi ibadah tambahan dan pelengkap yang dapat melengkapi ibadah fardhu yang sudah dikerjakan agar lebih sempurna. Puasa sunnah sebagai nafilah juga berarti bentuk pendekatan diri atau taqarrub kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam hadits yang disabdakan Rasulullah SAW, "Seorang hamba-Ku masih saja mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nafilah (sunnah) sehingga Aku mencintainya." (HR Bukhari)

Jika seorang hamba melanggengkan taqarrub dengan amalan nafilah, contohnya dengan melaksanakan puasa sunnah, maka hal itu akan menyebabkannya dicintai oleh Allah SWT.

Untuk puasa Ramadan, amalan ini memiliki ibadah nafilahnya yaitu puasa sunnah (tathawwu'), seperti puasa Senin Kamis, puasa Ayyamul Bidh, puasa Arafah, atau puasa Asyura.

Selain berfungsi sebagai nafilah atau tambahan amalan untuk ibadah wajib, puasa Sunnah juga berfungsi sebagai perisai untuk seorang muslim. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Dalam Pangkuan Sunnah: Penjelasan 32 Hadits-Hadits Populer karya Yusuf Al-Qaradhawi.

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Puasa itu adalah perisai salah seorang dari kalian di neraka seperti perisai kalian dalam peperangan."

Di lain hadits, Nabi Muhammad SAW menyebutkan, "puasa itu adalah perisai dan benteng dari perihnya neraka."

Puasa tak ubahnya baju besi yang melindungi pemiliknya melakukan dosa dan maksiat di dunia dan melindungi dirinya dari siksa api neraka di akhirat, selama perisai itu sendiri tidak rusak atau sobek. Rasulullah SAW bersabda,

"Puasa itu adalah perisai bagi salah seorang dari kalian sepanjang ia tidak sobek." Para sahabat lalu bertanya, "Dengan apa ia bisa sobek ya Rasul?" Beliau menjawab, "Dengan dusta dan ghibah."

Hikmah Puasa Nafilah

Dikutip dari buku Kumpulan Tulisan Kompilasi Fiqih Ibadah Milenial karya Mahasiswa UNUSIA Jakarta, hikmah puasa nafilah dan puasa fardhu adalah:

1. Memelihara Kesehatan Jasmani

Hikmah puasa nafilah dan puasa fardhu yang pertama adalah memelihara kesehatan jasmani seorang muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Berpuasalah maka kamu akan sehat." (HR Ibnu Suny dan Abu Nu'aim)

Di lain hadits, Abu Hurairah RA berkata, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, "Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya dan pembersih badan kasar (jasad) ialah puasa." (HR Ibnu Majah)

2. Membersihkan Jiwa

Ketika orang berpuasa, baik puasa nafilah maupun puasa fardhu, maka ia akan meninggalkan segala hawa nafsu, makan, minum, maksiat, dan akhirnya ia akan terhindar dari perbuatan-perbuatan buruk. Oleh karena itu, rohani orang-orang yang berpuasa akan suci dan baik.

3. Doanya Mudah Dikabulkan

Diriwayatkan oleh Tirmidzi, "Ada tiga golongan yang tidak tertolak doa mereka, yaitu orang yang berpuasa sampai ia berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya." (HR Tirmidzi)

4. Diampuni Dosanya

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan perhitungannya (mengharapkan keridaan Allah) maka diampunilah dosa-dosanya." (HR Bukhari)

5. Dimasukkan Surga Ar Rayyan

Dari Sahl RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut dengan Rayyan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga dari pintu itu. Tidak seorangpun masuk dari pintu itu selain mereka. (Mereka) dipanggil: Mana orang yang berpuasa? Lalu mereka berdiri. Setelah mereka itu masuk, pintu segera dikunci, maka tidak seorang pun lagi yang dapat masuk." (HR Bukhari)




(rah/rah)

Hide Ads