Alasan Rasulullah Larang Beri Nama Bayi dengan Yasar Cs

Alasan Rasulullah Larang Beri Nama Bayi dengan Yasar Cs

Kristina - detikHikmah
Minggu, 22 Okt 2023 18:01 WIB
A Muslim woman is laying in a hospital bed. She is holding her newborn baby over her shoulder while he sleeps.
Ilustrasi larangan beri nama bayi dengan Yasar Cs. Foto: Getty Images/FatCamera
Jakarta -

Ada empat nama bayi yang dilarang Rasulullah SAW. Disebutkan dalam sebuah hadits, keempat nama tersebut adalah Yasār, Rabāh, Najīh, atau Aflah.

Yasār artinya kemudahan, Rabāh artinya keuntungan, Najīh artinya orang yang berhasil, dan Aflah artinya orang yang paling menang--ada juga yang mengartikan paling beruntung. Samurah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لا تُسَمٌ غُلَامَكَ يَسَارًا وَلَا رَبَاحًا وَلَا نَحِيحًا وَلَا أَفْلَحَ، فَإِنَّكَ تَقُولُ: أَثْمَّ هُوَ، فَلَا يَكُونُ، فَيَقُولُ: لَا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Janganlah kamu menamai anakmu dengan Yasār, Rabāh, Najīh, atau Aflah. Sungguh, kamu akan berkata, 'Apakah ada dia di sana?' Dan dia tidak ada sehingga seseorang menjawab, 'Tidak'." (HR Muslim dalam Shahih Muslim, kitab al-Adab, bab Karahati at-Tasmiyah bi al-Asma' al-Qabihah)

Dalam kitab Mukhtashar Shahih Muslim yang disusun oleh Syaikh M. Nashiruddin al-Albani juga terdapat hadits serupa dari Samurah RA dengan redaksi yang lebih panjang. Diriwayatkan,

ADVERTISEMENT

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ لَا يَضُرُكَ بِأَيْهِنَّ بَدَأْتَ وَلَا تُسَمِّيَنَّ غُلَامَكَ يَسَارًا وَلَا رَبَاحًا وَلَا نَجِيحًا وَلَا أَفْلَحَ فَإِنَّكَ تَقُولُ أَثَمَ هُوَ فَلَا يَكُونُ فَيَقُولُ لَا إِنَّمَا هُنَّ أَرْبَعُ فَلَا تَزِيدُنَّ عَلَيَّ

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, "Ada empat ucapan yang paling disukai Allah Subhanahu wa Ta'ala: Subhanallah, walhamdulillah wa laa ilaaha illallaahu, wallahu akbar. Tidak berdosa bagimu dengan yang mana kamu memulai. Selain itu, janganlah kamu memberi nama anakmu dengan nama: Yasār (mudah), Rabāh (untung), Najīh (berhasil), atau Aflah (beruntung). Karena, jika kamu bertanya, 'Apakah memang demikian (keadaanmu sesuai dengan namamu) dan ternyata tidak seperti itu, maka ia akan menjawab, 'Tidak.' Sebenarnya, kalimat yang saya dengar hanya empat dan tidak lebih."

Larangan tersebut juga termuat dalam beberapa kitab fiqih pada bahasan aqiqah. Salah satunya dalam kitab Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq. Penerjemah kitab menjelaskan, Rasulullah SAW melarang empat nama tersebut karena khawatir akan dijadikan sarana meramal.

Orang-orang zaman jahiliyah memang terkenal dengan tradisi ramalan. Banyak tukang ramal atau tenung pada masa itu. Dalam ilmu kedokteran misalnya, seperti dikatakan dalam Al-Atha' Al-Ilmi Li Al-Hadharah Al-Islamiyyah Wa Atsaruhu fi Al-Hadharah Al-Insaniyyah karya Ahmad Fu'ad Basya, sistem pengobatan penduduk Arab jahiliyah bergantung pada paranormal hingga tukang ramal.

Adapun, yang berkaitan dengan ramalan berdasarkan nama, maksudnya jika seseorang bertanya, "Apakah ada Yasār (kemudahan) di sana?" Apabila dijawab bahwa tidak ada Yasār maka dia meramalkan tidak ada kemudahan di sana.

Larangan Beri Nama yang Paling Hina

Nabi SAW juga memberikan beberapa petunjuk dalam memberi nama bayi. Dikatakan dalam kitab Syama'il Rasulullah karya Ahmad Musthafa Mutawalli, beliau SAW menyebutkan nama yang paling hina atau dibenci Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya nama yang paling hina di sisi Allah adalah Malikul Amlak (Raja Diraja), karena tiada raja selain Allah." (HR Bukhari dan Muslim dalam kitab Adab)

Nama yang paling dibenci Allah SWT tersebut turut dijelaskan dalam Mukhtashar Zadul Ma'ad karya Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab.

Syamsul Rizal Hamid dalam buku 1500++ Hadis & Sunnah Pilihan menjelaskan, hadits tersebut melarang orang muslim memberi nama anaknya dengan Malikul Amlaak dan nama-nama sejenisnya, seperti Ahkamul Haakimiin, Sulthaanus Salaathin, dan Rabbul Arbaab. Larangan karena nama-nama tersebut adalah khusus milik Allah SWT dan seorang hamba dilarang memakai nama-nama-Nya.




(kri/lus)

Hide Ads