Puncak Hari Santri 2023 Akan Diisi dengan Melangitkan 1 Miliar Sholawat Nariyah

Puncak Hari Santri 2023 Akan Diisi dengan Melangitkan 1 Miliar Sholawat Nariyah

Rahma Harbani - detikHikmah
Selasa, 17 Okt 2023 20:00 WIB
Sejumlah peserta mengikuti jalan Sehat Santri Sarungan yang diselenggarakan Kementerian Agama Wilayah Provinsi Lampung di Bandar Lampung, Lampung, Minggu (15/10/2023). Jalan sehat mengenakan sarung dengan tema Jihad Santri Jayakan Negeri tersebut dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional 2023. ANTARA FOTO/Ardiansyah/YU
Ilustrasi Hari Santri Nasional 2023. (Foto: ANTARA FOTO/ARDIANSYAH)
Jakarta -

Melangitkan sholawat Nariyah adalah salah satu kegiatan yang akan digelar jelang peringatan Hari Santri Nasional 2023. Kegiatan ini akan dilaksanakan tepat pada Sabtu malam atau sehari sebelum Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2023.

Informasi ini diungkap oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ishfah Abidal Aziz. Ia menjelaskan, kegiatan pembacaan sholawat Nariyah akan diawali dengan salat Isya berjamaah hingga pembacaan tawassul dan aurad.

"Kami tegaskan sebagaimana surat edaran kepada pengurus wilayah, diawali dengan salat Isya berjamaah, tentu menyediakan dengan waktu pelaksanaan salat di masing-masing daerah," tegas Ishfah dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Ishfah memaparkan, kegiatan tersebut akan melangitkan 1 miliar sholawat Nariyah di mana masing-masing struktur kepengurusan NU mendapatkan 15 paket yang terdiri dari 4.444 sholawat Nariyah.

"Teknis pembagian kami serahkan pada struktur NU, umpama PWNU Jawa Tengah 15 paket, kami serahkan sepenuhnya menjadi kewenangan PWNU. Umpama di PCNU tertentu, dalam satu majelis dibebankan satu paket, 4.444 sholawat Nariyah setidaknya 45 orang," terangnya.

ADVERTISEMENT

Menurut penuturannya, tiap satu sholawat Nariyah memakan waktu sekitar 30 detik. Jika memerlukan 50 menit atau satu jam untuk melantunkan sholawat Nariyah maka membutuhkan 45 orang.

Di samping itu, Ishfah menjelaskan alasan mengapa satu paket tersebut terdiri dari 4.444 sholawat Nariyah. Menurutnya, hal itu didasarkan dari ijazah yang diperoleh dan dijadikan dasar.

"Umpama di PCNU A, ada sembilan majelis itu dalam satu struktur itu mewajibkan 15 paket, semua akan terdistribusikan dengan baik, dengan dasar seperti ini kami putuskan tidak ada nyicil, semua kontan dibaca bersama-sama, tawasul dilakukan secara bersama-sama selepas salat Isya berjamaah. Saya kira menjadi dasar kita untuk menghitung, tidak ada nyicil," paparnya.

Ishfah mengatakan, pembacaan sholawat Nariyah pada malam Hari Santri nanti terbagi menjadi menjadi dua kelompok besar yaitu di struktur NU dan di luar struktur NU. Bagi masyarakat yang berada di luar struktur NU seperti pondok pesantren, masjid, mushola, maupun majelis taklim, memiliki kewajiban hanya membaca satu paket.

"Kami berharap pembagian alokasi dapat dilaksanakan, dapat dimonitor untuk dilaporkan ke PBNU, kami akan rekap. Kami mohon input dan dukungan mulai dari lembaga pondok pesantren, masjid, mushola, agar 21 Oktober selepas Isya kita semarakkan dengan membaca sholawat Nariyah," ungkapnya.

Ishfah juga berharap pembacaan sholawat Nariyah oleh masing-masing pengurus NU dapat disebarluaskan melalui media sosial hingga cakupan media.

"Kita warnai media sosial dengan pembacaan sholawat Nariyah, struktur NU dapat mempublikasikan di media, kita semarakan sholawat Nariyah," pungkasnya.




(rah/erd)

Hide Ads