Sentimen pada muslim di negara Barat semakin meningkat seiring dengan memanasnya konflik antara Israel dan Hamas. Di Prancis, salah seorang wanita muslim ditangkap oleh polisi karena mengucapkan salam sesuai ajaran Islam yakni, Assalamualaikum.
Informasi ini mulanya beredar dari salah seorang pengacara dari wanita muslim tersebut, Nabil Boudi, melalui akun media sosial X yang dulunya dikenal dengan Twitter. Boudi menyebut, wanita muslim tersebut ditahan setelah dilaporkan oleh tetangganya yang mendengar wanita itu mengucap salam pada para pekerja gedung.
"Seorang klien ditahan di penjara pagi ini karena diduga mengucapkan Assalamualaikum pada para pekerja gedung oleh tetangganya. Tetangganya melapor, klien ditahan di penjara," tulis keterangannya pada Jumat, 13 Oktober 2023 lalu dan dilihat detikHikmah, Senin (16/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan Middle East Monitor, Boudi menambahkan, petugas polisi yudisial membenarkan tindakannya tersebut. Wanita muslim itu ditahan sementara sebelum kemudian kembali dibebaskan.
Namun, saat ditanya ditanya mengenai alasan di balik penangkapan tersebut, petugas tersebut mengatakan, "Dengan iklim saat ini, kita tidak dapat mengambil risiko apa pun."
Pernyataan petugas kepolisian tersebut merujuk pada kondisi konflik yang terjadi di antara Israel dan Hamas setelah operasi kelompok perlawanan Hamas ke wilayah yang dikuasai Israel merebak pada beberapa pekan lalu.
Sejumlah media Prancis pun turut memberitakan hal ini. Salah seorang jurnalis independen setempat, Widad Ketfi, melakukan konfirmasi mengenai hal ini dengan menemui langsung dengan wanita muslim tersebut berikut dengan pengacaranya.
"Bagi kalian yang merasa (berita) ini sulit dipercaya, saya mengkonfirmasi kebenaran total kesaksian tersebut (pengacara wanita muslim)," katanya, dilaporkan media online Prancis Cerfia France.
"Wanita ini masih shock (terkejut) pada malam harinya," lanjut dia.
Sebelumnya, Kepolisian Prancis dilaporkan menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan unjuk rasa oleh para demonstran pro-Palestina di Paris, ibu kota Prancis. Unjuk rasa pro-Palestina telah dilarang oleh pemerintah Prancis saat perang berkecamuk antara Hamas dan Israel.
Dilaporkan Reuters, Jumat (13/10/2023), Presiden Emmanuel Macron menyerukan warga Prancis untuk tetap bersatu dan menahan diri untuk tidak mengungkit konflik Hamas-Israel. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prancis juga melarang unjuk rasa pro-Palestina, dengan menyebut aksi protes semacam itu 'kemungkinan akan menimbulkan gangguan terhadap ketertiban umum'.
Sejak perang antara Israel dan Hamas pecah, Israel telah melakukan pengepungan total terhadap Gaza dengan memutus semua pasokan listrik, air, makanan, bahan bakar, dan bantuan ke jalur tersebut. Bahkan, Israel diberitakan melakukan pemboman secara intensif untuk mendorong warga Palestina lebih jauh ke selatan hingga ke perbatasan Mesir.
Namun, kondisi ini turut memancing kawasan Eropa dan negara-negara Barat yang kemudian menyebabkan meningkatnya ketegangan antara individu dan elemen yang pro-Palestina atau pro-Israel di kalangan penduduk.
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri