Kebohongan yang Diperbolehkan dalam Islam

Kebohongan yang Diperbolehkan dalam Islam

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 15 Okt 2023 08:00 WIB
Man fingers crossed behind a backside
Ilustrasi bohong (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Berbohong adalah perbuatan dosa. Setiap agama melarangnya begitu juga dengan Islam.

Allah Subhanahu wa ta'ala sangat benci dengan orang yang berbohong. Sebab Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kejujuran.

Allah Subhanahu wa ta'ala telah berkali-kali memerintahkan dalam Al-Quran agar umat-Nya menerapkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, orang yang suka berdusta dan sering berbohong disebut sebagai mereka yang tidak beriman kepada-Nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Surah An-Nahl ayat 105, Allah SWT berfirman:

إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ

ADVERTISEMENT

Bacaan atin: Innama yaftaril-kadziballadzina la yu`minụna bi`ayatillah, wa ula`ika humul-kadzibun

Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.

Allah menegaskannya dalam ayat lain di Surah Al-Ahzab ayat 70, Dia berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Bacaan latin: Ya ayyuhalladzina amanuttaqullaha wa qulu qaulan sadida

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,

Meskipun berbohong dilarang, terkadang seseorang mungkin terpaksa untuk melakukannya demi kebaikan. Lantas, bagaimana hukumnya jika hal itu terjadi? Apakah berbohong demi kebaikan diperbolehkan dalam Islam?

Berbohong Demi Kebaikan

Ustazah Mamah Dedeh dalam tausyiahnya mengatakan, orang yang suka berbohong biasanya akan ketagihan. Mereka akan terus berbohong untuk menyembunyikan kebohongan-kebohongan sebelumnya.

"Orang yang berbohong itu nggak cukup sekali, akhirnya besok dan besok lagi ngebohong untuk menutupi kebohongan yang kemarin. Jadi nggak kelar-kelar, akhirnya ngarang-ngarang selalu hidupnya dengan halu bukan dalam kenyataan," katanya dalam tayangan Assalamualaikum Mamah Dedeh Trans 7 (30/9/2023).

Namun ada pengecualian, Islam memperbolehkan seseorang berbohong dalam tiga hal ini. Untuk menyenangkan pasangan, untuk menyelamatkan nyawa orang, dan terakhir untuk mendamaikan pihak yang berseteru.

"Untuk menyenangkan pasangan, misal masakan istri kurang enak. Bilang enak, cuma besok dikurangin ya garamnya. Besok tambahin ya gulanya sedikit. Harus cara alus, jadi nggak marah bini," ungkap Mamah Dedeh.

"Kemudian untuk menyelamatkan orang, misal seseorang lari melalui kita, terus dia sembunyi karena dicari-cari mau dibunuh, itu boleh berbohong. Bilang kalau kita nggak lihat orang yang dicari, padahal ada di dekat kita. Dan yang ketiga untuk mendamaikan pihak yang berseteru," tuturnya.

Dalam buku "Mulai Kembali ke Titik Nol," Rahmat Kurniawan menjelaskan bahwa pada dasarnya semua bentuk kebohongan atau dusta dilarang dalam Islam. Namun, ada tiga situasi di mana kebohongan dikecualikan, yaitu ketika dalam situasi perang, ketika bertindak sebagai juru damai, dan ketika suami berbohong untuk menyenangkan istrinya.

Hal itu sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dalam haditsnya beliau bersabda, "Kebohongan diperbolehkan dalam tiga hal, laki-laki yang berbohong dalam peperangan, mendamaikan di antara yang bertikai, dan laki-laki yang berbohong kepada istrinya untuk membuatnya ridho."

1. Berbohong dalam Peperangan

Mengutip jurnal "Berdusta dalam Tinjauan Hadis" tulisan Rukman Abdul Rahman Said, berbohong dalam situasi peperangan diizinkan karena termasuk dalam strategi berperang. Tindakan berbohong dijalankan sebagai taktik untuk mengalahkan musuh atau meraih kemenangan yang diharapkan.

2. Berbohong Saat Melakukan Perdamaian

Dalam banyak kasus, seseorang yang sudah terlibat dalam pertikaian dengan orang lain sering kali memendam rasa dendam yang sulit untuk diatasi. Kesulitan muncul dalam usaha untuk kembali berdamai dan menjalin persahabatan. Padahal, ajaran Islam mendorong terciptanya hubungan keakraban, persahabatan, dan persatuan di antara semua umat.

Berdasarkan prinsip tersebut, berbohong boleh dianggap sebagai upaya untuk meredakan konflik antara dua belah pihak yang sedang berselisih. Namun, bohong yang dimaksud hanya berlaku pada ucapan yang terucap di bibir, tanpa mempengaruhi niat yang tulus dalam hati.

3. Berbohong kepada Istri

Dalam Islam, seorang suami diperbolehkan untuk menyampaikan kata-kata yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan kepada istri, dengan tujuan menyenangkan hatinya dan menjaga keharmonisan rumah tangga. Contohnya, ketika istri bertanya tentang rasa makanan yang disediakan, suami dapat memberikan tanggapan yang lebih positif.

Penjelasan ini mengacu pada tiga kondisi yang dikecualikan dalam Islam. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Ibnu Abdur dalam kitab "Taudiihul Aham min Buluughil Maraam," Imam Nawawi menjelaskan bahwa bohong boleh dilakukan asalkan itu adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang baik.

"Ketahuilah bahwa berbohong, walaupun pada dasarnya hukumnya haram, namun ia boleh dilakukan dalam beberapa kondisi tertentu. Setiap tujuan yang baik jika masih memungkinkan diperoleh tanpa berbohong, maka berbohong dalam kondisi demikian hukumnya haram. Namun, jika tujuan yang baik itu tidak mungkin diperoleh kecuali dengan berbohong, maka hukum berbohong adalah boleh. Jika tujuan yang baik itu bersifat mubah, maka berbohong hukumnya mubah, dan jika tujuan yang baik itu bersifat wajib, maka berbohong hukumnya wajib."




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads