Setiap manusia pada hari kiamat nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama hidup di dunia. Pada hari tersebut akan ada orang yang paling menyesal. Siapa dia?
Kiamat merupakan peristiwa yang kedatangannya telah dijanjikan dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman,
ŲŲŲØ§ŲŲŲŲ Ø§ŲØŗŲŲØ§ØšŲØŠŲ Ø§Ų°ØĒŲŲŲØŠŲ ŲŲŲØ§ ØąŲŲŲØ¨Ų ŲŲŲŲŲŲØ§Û ŲŲØ§ŲŲŲŲ Ø§ŲŲŲŲ°ŲŲ ŲŲØ¨ŲØšŲØĢŲ Ų ŲŲŲ ŲŲŲ Ø§ŲŲŲŲØ¨ŲŲŲØąŲ Ų§
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur." (QS Al Hajj: 7)
Tidak ada yang mengetahui kapan datangnya kiamat selain Allah SWT. Namun, menurut firman Allah SWT dalam surah lainnya, hari tersebut pasti akan terjadi.
Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, saat kiamat nanti seluruh umat manusia akan memasuki mauqif hisab (tempat penghisaban) dalam keadaan bermacam-macam. Mereka akan mengetahui dan mendapat balasan atas apa yang mereka perbuat di dunia, baik itu kebaikan maupun keburukan. Ibnu Katsir mengatakan hal ini saat menafsirkan firman Allah SWT dalam surah Az Zalzalah.
ŲŲŲŲŲ ŲŲŲŲØ°Ų ŲŲŲØĩŲØ¯ŲØąŲ Ø§ŲŲŲŲØ§ØŗŲ Ø§ŲØ´ŲØĒŲØ§ØĒŲØ§ ÛÛ ŲŲŲŲŲØąŲŲŲØ§ Ø§ŲØšŲŲ ŲØ§ŲŲŲŲŲ ŲÛ ŲĻ ŲŲŲ ŲŲŲ ŲŲŲØšŲŲ ŲŲŲ Ų ŲØĢŲŲŲØ§ŲŲ Ø°ŲØąŲŲØŠŲ ØŽŲŲŲØąŲا ŲŲŲØąŲŲŲÛ Ų§ ŲŲŲ ŲŲŲ ŲŲŲØšŲŲ ŲŲŲ Ų ŲØĢŲŲŲØ§ŲŲ Ø°ŲØąŲŲØŠŲ Ø´ŲØąŲŲØ§ ŲŲŲØąŲŲŲ āŖ Ų¨
Artinya: "Pada hari itu manusia keluar (dari kuburnya) dalam keadaan terpencar untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatan mereka. Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya." (QS Az Zalzalah: 6-8)
Menurut hadits, orang yang menjual akhiratnya dengan dunia orang lain kelak ia akan menjadi orang yang paling menyesal saat hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda,
ØĨŲŲŲŲ Ø§Ø´ŲØ¯ŲŲ Ø§ŲŲŲŲØ§ØŗŲ ŲŲØ¯Ø§Ų ŲØŠŲ ŲŲŲŲ Ų Ø§ŲŲŲØ§Ų ØŠ ØąŲØŦŲŲŲ Ø¨ŲØ§ØšŲ ØĸØŽŲØąŲØĒŲŲŲ Ø¨ŲØ¯ŲŲŲØ§ ØēŲŲŲØąŲŲŲ
Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling besar penyesalannya pada hari kiamat adalah pribadi yang menjual akhiratnya dengan dunia orang lain."
Hadits tersebut termuat dalam Kanz al-Ummal, hadits ke-14936 sebagaimana dinukil Muhammad M. Reysyahri dalam Muntakhab Mizanul Hikmah. detikHikmah belum menemukan kualitas hadits tersebut.
Ada juga hadits yang menyebut bahwa orang yang paling menyesal pada hari kiamat adalah orang yang berkesempatan menuntut ilmu namun tidak melakukannya. Hadits ini diriwayatkan dari Anas bin Malik RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
Ø§ŲØ´ŲدŲŲ Ø§ŲŲŲŲØ§ØŗŲ ØŲØŗŲØąŲØŠ ŲŲŲŲŲ Ų Ø§ŲŲŲŲŲŲØ§Ų ŲØŠŲ ØąŲØŦŲŲŲ Ø§Ų ŲŲŲŲŲŲŲ ØˇŲŲØ¨ Ø§ŲØšŲŲŲŲ Ų ŲŲŲ Ø§ŲØ¯ŲŲŲŲŲŲØ§ ŲŲŲŲŲ Ų ŲŲØˇŲŲŲØ¨ŲŲŲØ ŲŲØąŲØŦŲŲŲ ØšŲŲŲŲ Ų ØšŲŲŲŲ ŲØ§ ŲŲØ§ŲŲØĒŲŲŲØšŲ بŲŲŲ Ų ŲŲŲ ØŗŲŲ ŲØšŲŲŲ Ų ŲŲŲŲŲ Ø¯ŲŲŲŲŲŲ
Artinya: "Orang yang paling menyesal kelak pada hari kiamat adalah orang yang memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu, namun ia tidak menuntutnya; dan orang yang mengetahui suatu ilmu sehingga orang lain dapat mengambil manfaatnya, sedangkan dirinya sendiri tidak dapat mengambil manfaatnya." (HR Ibnu Asakir dalam Nahwa Manhaj 'Ilmi Islami karya Hasan Muhammad Asy Syarqawi)
Adapun, menurut Imam Ja'far Shadiq sebagaimana terdapat dalam Amali al-Thusi, orang yang paling menyesal pada hari kiamat adalah orang yang menggambarkan keadilan dengan kata-katanya dan dia sendiri yang menentangnya. Imam Ja'far Shadiq berkata,
Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling menyesal pada hari kiamat adalah orang yang menggambarkan keadilan dengan kata-katanya, kemudian dia menentangnya dengan tindakan yang berlawanan dengan keadilan."
Imam Ali turut mengatakan mengenai orang yang paling menyesal pada hari kiamat. Penyesalan ini berkaitan dengan harta.
ØĨŲŲŲŲ ØŖŲØšŲظŲŲ Ų Ø§ŲŲØŲØŗŲØąŲØ§ØĒŲ ŲŲŲŲ Ų Ø§ŲŲŲŲØ§Ų ŲØŠŲØ ØŲØŗŲØąŲØŠŲ ØąØŦŲŲŲ ŲŲØŗŲØ¨Ų Ų Ø§ŲØ§Ų ŲŲŲ ØēŲŲŲØąŲ ØˇŲØ§ØšŲØŠŲ Ø§ŲŲŲŲŲŲØ ŲŲŲŲØąŲØĢŲØŠŲ ØąŲØŦŲŲŲ ŲŲØŖŲŲŲŲŲŲŲŲŲ ŲŲŲ ØˇŲØ§ØšŲØŠŲ Ø§ŲŲŲŲŲ ØŗŲØ¨ØØ§ŲŲŲŲØ ŲŲØ¯ŲØŽŲŲŲ Ø¨ŲŲŲ Ø§ŲŲØŦŲŲŲŲØŠŲØ ŲŲ Ø¯ŲØŽŲŲŲ Ø§ŲŲØŖŲŲŲŲŲŲ Ø¨ŲŲŲ Ø§ŲŲŲŲØ§ØąŲ
Artinya: "Sesungguhnya penyesalan terbesar pada hari kiamat adalah orang yang mencari harta bukan dalam ketaatan kepada Allah, kemudian hartanya diwarisi oleh pewarisnya yang membelanjakan hartanya dalam ketaatan kepada Allah Yang Mahasuci. Oleh karenanya, dia masuk surga lantaran kebaikannya itu. Adapun orang yang pertama (yang mencari harta bukan dalam ketaatan kepada Allah) bakal masuk neraka lantaran hartanya itu." (Riwayat ini terdapat dalam Nahj al-Balaghah)
Wallahu a'lam.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Kemenhaj Rombak Sistem Antrean Haji, Tak Ada Lagi Masa Tunggu 48 Tahun
Antrean Haji Tiap Daerah Akan Dipukul Rata 26-27 Tahun
Waketum MUI: Seret Benyamin Netanyahu ke Pengadilan Kriminal Internasional