Riya merupakan salah satu penyakit hati yang harus dijauhi karena sangat dibenci Allah SWT. Dalam Al-Qur'an dijelaskan, bahwa orang yang berbuat riya termasuk dalam golongan orang yang celaka.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 264 yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
Cara Mengobati dan Mencegah Riya
Mengutip buku Mengobati Penyakit Hati Meningkatkan Kualitas diri oleh Said Mahdi as Sadr menyebutkan, beberapa cara mengatasi riya di antaranya adalah:
- Menantang setan dan membuatnya frustasi dengan tidak mempedulikan segala tipu daya dan bujukannya.
- Menolak sepenuhnya inspirasi-inspirasi setan dalam hal riya dengan mengandalkan sifat tulus.
- Menghindari berbagai aspek dan sikap riya dengan merahasiakan perbuatan-perbuatan ibadah.
Lalu, Syaikh Mahmud al-Mishri dalam bukunya Ensiklopedia Akhlak Rasulullah menyebutkan, agar terhindar dari riya, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Pertama, jika orang yang beramal bukan orang yang diteladani perilakunya, maka menyamarkan amal perbuatan lebih baik baginya. Karena itu, ia tidak akan terhindar dari riya jika melakukan amalnya secara terang-terangan.
- Kedua, jika orang yang beramal orang yang diteladani perilakunya, maka memperlihatkan amal lebih baik baginya. Sebab, dengan memperlihatkan amal shadaqahnya dapat mengundang orang-orang kaya untuk ikut bershadaqah ketika melihat orang yang diteladaninya bershadaqah demi kemaslahatan orang miskin.
Contoh Riya
Berikut adalah beberapa contoh riya dalam niat, terutama saat menjalankan amal ibadah, seperti yang dirangkum dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali dan buku Sedekah Pengubah Nasib karya Aditya Akbar Hakim:
- Membayar zakat karena takut dicemooh oleh banyak orang dan tanpa mengharapkan pahala dari Allah saat membayar zakat. Namun, ketika sendirian, ia enggan untuk membayar zakat. Menurut Imam al-Ghazali, ini adalah tingkatan riya yang paling tinggi dan paling buruk.
- Melakukan ibadah hanya untuk mencari keuntungan dari selain Allah SWT, baik berupa materi maupun non-materi. Orang seperti ini tidak akan melakukan ibadah ketika sendirian.
- Bersedekah dengan niat ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Misalnya, berniat memberikan sebagian gaji untuk kepentingan pembangunan gedung di tempat ia bekerja, namun di balik niat yang tulus itu ada keinginan untuk mendapat perhatian dari pimpinan tempat kerjanya agar kelak mendapatkan kenaikan jabatan.
(hnh/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza