Abu Lahab adalah orang yang kerap disebut-sebut dalam kisah perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari nasabnya, dia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah SAW. Apakah Abu Lahab paman Nabi SAW?
Abu Lahab adalah paman Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam buku Tafsir Al-Azhar Juz Amma yang ditulis oleh Hamka.
Nama kecil Abu Lahab adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Ia merupakan paman Nabi Muhammad SAW yang merupakan saudara dari ayah beliau. Seperti yang diketahui, Uzza merupakan nama salah satu berhala yang disembah oleh orang Quraisy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Abu Lahab" merupakan julukan dari Abdul Uzza bin Abdul Muthalib yang memiliki arti "Pak Menyala." Hal ini dikarenakan wajah Abu Lahab itu tampan, bagus, dan terang bersinar. Sehingga orang-orang lebih akrab memanggilnya dengan Abu Lahab.
Abu Lahab menikah dengan seorang perempuan bernama Arwa. Ia merupakan saudara perempuan dari Abu Sufyan Sakhar bin Harb, bibi dari Mu'awiyah. Nama lain istri Abu Lahab adalah Ummu Jamil, sebagaimana dijelaskan oleh Fuad Abdurahman dalam bukunya Jalan Damai Rasulullah: Risalah Rahmat bagi Semua.
Masih diambil dari sumber sebelumnya, Hamka menuliskan bahwa hubungan kekeluargaan Nabi Muhammad SAW dengan pamannya, Abu Lahab, ini sangatlah baik sebagaimana hubungan beliau dengan paman-pamannya yang lainnya.
Dalam beberapa riwayat bahkan menyatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW lahir, Abu Lahab menyambutnya dengan penuh suka cita. Ia memandang keponakannya yang baru itu sebagai pengganti adiknya yang telah meninggal dan juga merupakan ayah dari Rasulullah SAW, yaitu Abdullah bin Abdul Muthalib.
Saking senangnya Abu Lahab dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW, bahkan ia sampai mengirimkan salah satu budaknya yang bernama Tsuwaibah untuk menyusui Muhammad kecil sebelum datangnya ibu susuan yang lain, Halimatus Sa'diyah dari desa Bani Sa'ad.
Hubungan kekerabatan antara Nabi Muhammad SAW dengan Abu Lahab juga semakin erat karena dua putri Rasulullah SAW, Ruqayyah dan Ummu Kultsum, menikah dengan dua putra Abu Lahab, Utbah dan Utaibah. Hal ini dijelaskan oleh Yoyok Rahayu Basuki dalam bukunya yang berjudul Kisah Nabi Muhammad SAW.
Namun semua hubungan baik itu berubah sejak Nabi Muhammad SAW diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang rasul yang membawa ajaran baru bagi orang-orang Arab jahiliyah masa itu. Sehingga Abu Lahab dan istrinya menjadi orang yang paling menentang ajaran dakwah beliau, sebagaimana dijelaskan oleh Fuad Abdurahman dalam sumber sebelumnya.
Abu Lahab bersama istrinya selalu mencela dan menghina keponakannya, Nabi Muhammad SAW di mana pun Rasulullah SAW berada. Ummu Jamil dengan giat menebarkan duri dan kotoran di jalanan yang sering dilewati beliau. Bahkan Abu Lahab dan Ummu Jamil mendesak kedua anaknya untuk menceraikan istri mereka yang merupakan putri Nabi Muhammad SAW. Akhirnya mereka benar-benar bercerai.
Puncaknya, Abu Lahab menentang keras ketika Rasulullah SAW mengumpulkan orang-orang Quraisy untuk menyerukan ajaran Islam setelah mendapat perintah dakwah secara terang-terangan.
Abu Lahab menghina dan mengejek Nabi Muhammad SAW di hadapan orang banyak dan pemimpin-pemimpin Quraisy saat itu. Akhirnya, penentangan ini dibalas langsung oleh Allah SWT dengan menurunkan surah Al-Lahab ayat 1-5. Surah itu berisi bahwa Abu Lahab dan istrinya akan binasa dan diseret ke dalam api neraka yang bergejolak.
Akibat dari orang yang menentang ajaran Islam dan menghina serta mencelakai Rasulullah SAW sangatlah hina. Abu Lahab mati dalam kondisi mengenaskan karena terjangkit penyakit adasah, yakni seluruh badannya mengeluarkan nanah yang berbau sangat busuk.
Bahkan setelah mati orang-orang tetap tidak mau mendekatinya. Sehingga ia dibuang di gurun pasir yang jauh dari pemukiman warga dan dikubur dengan cara dilempari tanah dan batu dari jarak jauh. Naudzubillah min dzalik.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah