Hadits Kemunculan Api di Yaman sebagai Tanda Terakhir Kiamat

Hadits Kemunculan Api di Yaman sebagai Tanda Terakhir Kiamat

Rahma Harbani - detikHikmah
Rabu, 20 Sep 2023 05:45 WIB
ilustrasi api, ilustrasi kebakaran
Rasulullah SAW dalam haditsnya pernah menyebutkan kemunculan api yang keluar dari Yaman adalah tanda terakhir datangnya hari Kiamat. Ini bunyi haditsnya. Foto: Getty Images/iStockphoto/OlgaMiltsova
Jakarta -

Sudah banyak riwayat hadits yang disebutkan Rasulullah SAW menjelaskan tanda-tanda datangnya hari Kiamat. Salah satunya, hadits yang menyebutkan tentang tanda terakhir sebelum kiamat benar-benar datang.

Hadits tersebut bersumber dari Kitab Nihayatul 'Alam oleh Muhammad al-'Areifi yang diceritakan oleh Hudzaifah bin Usaid RA. Pada suatu ketika, Rasulullah SAW menemui para sahabat yang tengah berbincang-bincang.

Beliau bertanya pada mereka, "Apa yang sedang kalian perbincangkan?"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para sahabat itu menjawab, "Kami sedang memperbincangkan hari kiamat,"

Rasulullah SAW lantas bersabda,

ADVERTISEMENT

"Sesungguhnya kiamat belum akan terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda: kemunculan kabut, keluarnya Dajjal, keluarnya binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, amblasnya bumi di tiga tempat, yaitu di timur, di barat, dan di Jazirah Arab. Lalu, yang terakhir api yang keluar dari Yaman yang akan menggiring manusia ke tempat mereka berkumpul (Padang Mahsyar)." (HR Muslim)

Keterangan serupa juga disebutkan dalam hadits dari Kitab An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim oleh Imam Ibnu Katsir. Kemunculan api di Yaman yang disebut menjadi tanda terakhir kiamat tersebut akan tetap menyala pada siang hari seperti diriwayatkan dari Abu Syarihah Hudzaifah bin Usaid RA.

"Kiamat takkan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda: terbitnya matahari dari barat, asap, binatang melata, munculnya Ya'juj Ma'juj, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Dajjal, tiga kali gempa, sekali di barat, sekali di timur, dan sekali lagi di jazirah Arab, api yang keluar dari sebuah jurang di Aden yang menggiring manusia--atau mengumpulkan manusia--. Api itu menginap bersama mereka di malam hari, dan tetap menyala saat mereka tidur di siang hari." (HR Ahmad dan Muslim)

Dengan redaksi yang sedikit berbeda, Imam Bukhari juga pernah meriwayatkan kemunculan api sebagai tanda terakhir kedatangan hari kiamat. Dari Anas RA, ketika Abdullah bin Salam masuk Islam, ia pernah bertanya pada Rasulullah SAW tentang tanda-tanda kiamat.

Ia bertanya, "Tanda apa yang muncul pertama kali ketika hari kiamat datang?"

Rasulullah SAW menjawab, "Tanda yang pertama kali muncul ketika terjadi hari kiamat adalah api yang menggiring manusia dari timur ke barat."

Mengenai perbedaan hadits tersebut, Mahmud Al-Mishri Abu Ammar menjelaskan dalam Kitab Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah, kemunculan api tersebut tetap merujuk pada tanda terakhir datangnya hari kiamat. Sementara, hadits yang menyebutkan sebagai tanda pertama itu dikarenakan api tersebut merupakan tanda pertama yang tidak ada lagi kehidupan manusia setelahnya.

Api yang Menggiring bukan Membakar

Dijelaskan dalam redaksi lain dari Muslim, api tersebut keluar dari dalam perut bumi di Kota 'Adn. Kemunculan api itulah yang disebut akan menggiring manusia pada hari kiamat kelak bukan api yang membakar manusia.

Hal ini didasarkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Manusia akan digiring oleh api dengan tiga cara, dalam keadaan suka ataupun tidak suka: Dua orang menunggang seekor tunggangan, tiga orang menunggang seekor binatang tunggangan, empat orang menunggang seekor binatang tunggangan, dan sepuluh orang menunggang seekor binatang tunggangan. Sementara sisanya digiring oleh api, yang akan ikut beristirahat bersama mereka di mana pun mereka beristirahat siang, tidur bersama mereka di mana pun mereka tidur malam, dan selalu menyertai mereka pagi maupun petang." (HR Bukhari)

Menurut Muhammad al 'Areifi dalam Nihayatul 'Alam, hadits tersebut juga menunjukkan bahwa api tersebut senantiasa menemani manusia pada siang dan malam baik dalam keadaan tidur maupun terjaga. Ketika manusia sudah kembali bangun dan melanjutkan perjalanan, api pun kembali menggiring mereka sampai ke Padang Mahsyar.




(dvs/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads