Membaca surat pendek setelah surat Al Fatihah dalam sholat umumnya dilakukan pada rakaat 1 dan 2. Bolehkah membaca surat pendek di rakaat 3 dan 4 saat sholat sendiri?
Hukum membaca surat pendek setelah surat Al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua adalah sunnah menurut jumhur ulama, sebagaimana dikatakan Ustaz Abdul Somad dalam buku 77 Tanya-Jawab Seputar Sholat.
Menurut pendapat mazhab Syafi'i, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah karya Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, disunnahkan membaca surat yang lebih panjang pada rakaat pertama daripada rakaat yang kedua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hal tersebut dikecualikan jika dibutuhkan dalam keadaan tertentu, seperti saat sholat Jumat atau sholat Ied, lebih baik memanjangkan surat pada rakaat yang kedua. Hal tersebut bertujuan agar jemaah yang datang terlambat masih dapat mengikuti sholat.
Membaca Surat Pendek di Rakaat 3 dan 4
Imam an-Nawawi menerangkan dalam kitab Al-Adzkar, ada dua pendapat dalam mazhab Syafi'i terkait membaca surat pendek setelah Al Fatihah pada rakaat ketiga dan keempat. Pendapat pertama menyebut, disunnahkan membaca surat pendek pada rakaat ketiga dan keempat dengan panjang bacaan yang sama. Ada juga yang berpendapat bacaan rakaat ketiga lebih panjang daripada rakaat keempat.
Pendapat kedua sekaligus pendapat yang paling shahih dalam mazhab Syafi'i mengatakan, tidak disunnahkan membaca surat pendek pada rakaat ketiga dan keempat. Menurut pandangan ini, cukup membaca surat Al Fatihah tanpa diikuti surat pendek di rakaat ketiga dan keempat.
Dalil Bolehnya Membaca Surat Pendek di Rakaat 3 dan 4
Kebolehan membaca surat pendek di rakaat 3 dan 4 bersandar pada sejumlah hadits. Dalam kitab Al-Muwatha karya Imam Malik terdapat hadits yang menyebut bahwa saat sholat sendirian, Abdullah bin Umar membaca surat pendek setelah surat Al Fatihah setiap rakaat (pertama hingga keempat). Hadits ini berasal dari Nafi.
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِكَ عَنْ نَافِعِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا صَلَّ وَحْدَهُ يَقْرَأُ فِي الْأَرْبَعِ جَمِيعًا فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَسُورَةِ مِنْ الْقُرْآنِ وَكَانَ يَقْرَأُ أَحْيَانًا بِالسُّورَتَيْنِ وَالثَّلَاثِ فِي الرَّكْعَةِ الْوَاحِدَةِ مِنْ صَلَاةِ الْفَرِيضَةِ وَيَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ مِنْ الْمَغْرِبِ كَذَلِكَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَسُورَةِ سُورَةٍ
Artinya: "Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Nafi', bahwa Abdullah bin Umar apabila sholat sendirian, ia membaca pada semua rakaat yang empat. Pada setiap rakaat ia membaca Ummul Qur'an (Al Fatihah) dan salah satu surat dari Al-Qur'an. Dan terkadang ia membaca dua atau tiga surat dalam satu rakaat dalam sholat fardhu. Pada dua rakaat dalam sholat Maghrib ia juga membaca Ummul Qur'an dan surat."
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Kemenhaj Rombak Sistem Antrean Haji, Tak Ada Lagi Masa Tunggu 48 Tahun
Antrean Haji Tiap Daerah Akan Dipukul Rata 26-27 Tahun
Bahlil Lahadalia Ditunjuk Jadi Ketua Dewan Pembina Pemuda Masjid Dunia