Surat Al-Qasas adalah surat ke-28 dalam Al-Qur'an. Surat ini diturunkan di Kota Mekkah. Surat Al-Qasas diturunkan setelah surat An-Naml dan tergolong surat Makkiyah.
Al Qasas (Arab: القصص) berarti cerita-cerita. Berikut bunyi surat Al-Qasas ayat 77:
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab-Latin: Wabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa aḥsing kamā aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ, innallāha lā yuḥibbul-mufsidīn
Artinya: "Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Latar Belakang Turunnya Surat Al Qasas Ayat 77
Pada surat Al-Qasas ayat 77 diartikan, bahwa segala harta yang dimiliki bukan berarti hanya ditujukan untuk akhirat semata. Jangan berpikir jika kehidupan hanya di sini dan sekarang (dunia), sebab masih ada kehidupan di akhirat nanti. Harta benda yang dimiliki seorang manusia haruslah memiliki fungsi sosial juga. Seperti digunakan untuk berzakat dan bersedekah kepada orang yang membutuhkan.
Al-Qasas ayat 77 berdasarkan Sayyid Qutub dalam buku tafsirnya menjelaskan mengenai keharusan umat Islam dalam memandang dunia. Selanjutnya Sayyid menjelaskan bahwa dalam ayat ini, tercermin keseimbangan Illahi yang lurus.
Turunnya surat Al-Qasas ayat 77 dilatarbelakangi oleh kisah Qarun yang tertulis pada ayat 76. Pada ayat 76, Allah SWT menceritakan kisah seorang manusia yang sangat angkuh karena memiliki banyak harta benda. Yang dibahas oleh Allah SWT adalah seseorang bernama Qarun yang merupakan kaum Nabi Musa AS.
Dikatakan bahwa dia merupakan seorang anak dari paman Nabi Musa AS. Dari hal ini bisa dilihat jika garis keturunan tidak akan mencerminkan sikap orang itu sendiri. Karena meskipun merupakan anak dari paman Nabi Musa AS, perilaku Qarun tidak menggambarkan perilaku baik.
Begitu pula sebaliknya, garis keturunan orang yang jahat bukan berarti akan jahat pula. Semua itu tidak tergantung pada garis keturunan, melainkan pada pribadi masing-masing. Dalam ayat 76 dijelaskan bahwa perilaku Qarun sudah sangat melebihi batas. Dia selalu mengambil hak-hak orang lain yang bukan miliknya.
Qarun dianugerahi kekayaan yang sedemikian banyaknya. Banyaknya kekayaan Qarun digambarkan melalui sulitnya mengangkut kunci kunci yang digunakan untuk tempat penyimpanan harta bendanya, karena membutuhkan tenaga banyak orang. Karena kekayaan yang dimilikinya, Qarun menjadi seseorang yang angkuh.
Sebagian dari kaumnya sudah memberi nasihat untuk jangan terlalu bergembira karena sesungguhnya harta dunia hanyalah titipan dan hal itu lah yang menjadikan seseorang lengah. Pada ayat 81, dijelaskan bahwa semua harta benda milik Qarun ditenggelamkan oleh Allah SWT ke dalam tanah. Qarun mendapatkan ganjaran atas sikapnya sendiri.
(fds/fds)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi