7 Santri dan Kiai Bergelar Pahlawan Nasional, Ada Pangeran Diponegoro

7 Santri dan Kiai Bergelar Pahlawan Nasional, Ada Pangeran Diponegoro

Devi Setya - detikHikmah
Kamis, 17 Agu 2023 07:00 WIB
santri dan kiai bergelar pahlawan nasional
Kiai dan santri pahlawan nasional Foto: Fuad Hasim/detikX
Jakarta -

Beberapa Pahlawan Nasional lahir dan besar di lingkungan pondok pesantren sehingga memiliki ilmu agama yang baik. Para kiai dan lulusan pendidikan pesantren ini memiliki nama yang harum bagi bangsa Indonesia.

Perjuangan dalam mengusir penjajah dibuktikan dengan peran para santri ini. Pemerintah Indonesia kemudian memberikan gelar sebagai pahlawan nasional sebagai ungkapan terima kasih atas jasanya.

Salah satu yang terkenal yakni Pangeran Diponegoro, tak banyak yang tahu bahwa Pangeran Diponegoro merupakan santri yang pernah mondok di Pesantren Gebang Tinanar, Ponorogo. Siapa saja santri dan kiai yang menyandang gelar sebagai pahlawan nasional?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pahlawan Nasional dengan Latar Belakang Santri

1. KH Hasyim Asyari

Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964. Sebagai tokoh ulama besar di Indonesia, KH Hasyim Asyari pernah mengenyam pendidikan di beberapa pesantren di Jawa. Di antaranya yakni Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, dan Pesantren Trenggilis di Semarang.

Selain itu, sosok pencetus Resolusi Jihad ini juga sempat menimba ilmu di Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo yang diasuh Kyai Ya'qub.

ADVERTISEMENT

2. KH Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1961 berdasarkan SK Presiden No.657 pada tahun 1961.

Melansir laman resmi Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan telah mengenyam pendidikan dan mengenal lingkungan pesantren sejak kecil dalam menimba ilmu agama dan bahasa Arab.

Pahlawan nasional dengan nama lahir Muhammad Darwis juga pernah belajar agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun pada tahun 1883 ketika usianya masih 15 tahun.

3. Pangeran Diponegoro

Semasa kecil, Diponegoro diasuh nenek buyutnya, GKR Ageng Tegalreja yang merupakan putri dari salah satu ulama terkenal yakni Ki Ageng Derpoyudo.

Sejak dilahirkan, orang tua Pangeran Diponegoro memberi nama Bendara Raden Mas Mustahar, kemudian diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya. Pangeran Diponegoro juga memiliki mama Islam yakni Abdul Hamid. Setelah sang ayah naik takhta, Bendara Raden Mas Antawirya diwisuda sebagai pangeran dengan nama Bendara Pangeran Harya Dipanegara.

Berdasarkan riset mahasiswa S2 Undip, Arista, pada Babad Diponegoro, diketahui sejak kecil Diponegoro sudah akrab dengan dunia santri hingga dekat dengan ulama masa itu.

Sejarawan Peter Carey dalam bukunya Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855 menyebutkan, Pangeran Diponegoro pernah belajar di Pondok Pesantren Gebang Tinanar, Ponorogo asuhan Kiai Hasan Besari.

Adapun Pangeran Diponegoro sebagai Pahlawan Nasional tercantum dalam Keppres No.87/TK/1973.

4. KH Wahid Hasyim

KH Wahid Hasyim adalah putra dari KH Hasyim Asy'ari. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 24 Agustus 1964.

KH Wahid Hasyim adalah ayah dari Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang memimpin Indonesia pada 20 Oktober 1999-23 Juli 2001.

KH Wahid Hasyim menuntut ilmu di pondok pesantren Siwalan, Panji dan Lirboyo, Kediri. Setelah ilmunya matang, KH Wahid Hasyim ikut mengelola pesantren Tebuireng dan menjadi pelopor Madrasah Nidzmiyah.

5. KH Zainal Arifin

KH Zainal Arifin ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 4 Maret 1963. Dia adalah pemimpin Hizbullah, serta sempat menjadi Wakil Perdana Menteri Indonesia periode 30 Juli 1953-12 Agustus 1955.

KH Zainal Arifin yang punya nama asli Lora Zainal ini mengenyam pendidikan di dua pesantren. Keduanya adalah pondok pesantren Karay Sumenep dan Syaikhana KH Muhammad Kholil Bangkalan.


6. KH Zainal Mustafa

KH Zainal Mustafa ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1972. Dia adalah Wakil Rais Syuriyah NU dan penggagas pemberontakan pada penjajah di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat.

KH Zainal Mustafa dikenal sebagai simbol perjuangan dan keberanian masyarakat Jawa Barat.

Semasa hidup, KH Zainal Mustafa menimba ilmu sedikitnya di empat pesantren yakni Pondok pesantren Gunung Pari, Cilenga Leuwisari, Sukaraja Garut, Sukamiskin Bandung dan Jamanis Rajapolah.

7. KH Noer Ali

KH Noer Ali ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2006. Nama KH Noer Ali sangat dikenal masyarakat Bekasi sebagai simbol perjuangan dan keberanian.

Semasa hidup, KH Noer Ali sempat menimba ilmu pada Guru Maksum di Kampung Bulak, Guru Mughni, dan pesantren pada Guru KH Marzuki. Saat ini namanya diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Kota Bekasi.




(dvs/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads