Nama Kota Makkah sebelum Islam tidak terlepas dari sejarah panjang yang melatarbelakanginya. Sebelum kedatangan Islam, Kota Makkah dalam beberapa catatan sejarah dikenal dengan kehidupan masyarakat jahiliah.
Kala itu, masyarakat Makkah gemar menyembah berhala, melakukan peperangan, berfoya-foya, berjudi, dan minum khamr. Secara garis besar, gambaran kondisi kehidupan masyarakat Makkah sangat jauh dari syariat Islam.
Mengutip dari buku 1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah karya Asima Nur Salsabila, penamaan Kota Makkah dikatakan berasal dari kata 'imtakka' yang artinya 'mendesak' atau 'mendorong'. Kota ini kemudian disebut sebagai Makkah karena manusia berdesakan di tempat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Kota Makkah sebelum Islam
Sebelum Islam hadir atau pada masa jahiliah, nama Kota Makkah tidak begitu dikenal. Bahkan dalam manuskrip Raja Babilonia belum ditemukan nama Makkah di dalamnya, sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Arab Sebelum Islam karya Jawwad Ali.
Manuskrip raja tersebut menyebutkan daftar berbagai tempat yang telah dikuasai pasukannya, tetapi dari sejumlah nama yang disebutkan hanya sampai ke wilayah Hijaz. Adapun Kota Yatsrib (Madinah) ialah tempat terakhir yang pernah dijangkau kekuasaannya di wilayah Arab Barat.
Lebih lanjut, Jawwad Ali dalam bukunya menuliskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan nama Makkah dalam manuskrip-manuskrip pada masa jahiliah. Akan tetapi, berdasarkan sumber sejarah non-Arab ada yang menyinggungnya.
Nama Kota Makkah sebelum Islam diketahui disebut sebagai Kota Makraba, Macoraba, atau Makroba. Hal ini dituliskan dalam buku Geography karya ilmuwan Yunani Ptolemy (Ptolomeus) yang hidup pada abad ke-2 M.
Para peneliti kemudian menyimpulkan kota yang dimaksud Makroba ialah Kota Makkah. Apabila pendapat ini benar, maka Ptolemy merupakan penulis yang pertama kali dan paling awal menyinggung Kota Makkah.
Mengacu pada catatan sejarah dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Periode Klasik karya Ahmad Sugiri, nama Makkah yang disebut Macoraba oleh Ptolomeus diambil dari bahasa Saba 'Makuraba' yang berarti tempat suci.
Arti tersebut menunjukkan bahwa Kota Makkah pada awalnya didirikan oleh suatu kelompok keagamaan yang di dalam literatur Islam merujuk pada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa jauh sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, Kota Makkah telah menjadi pusat keagamaan.
Sementara itu, catatan sejarah lain yang tertulis dalam buku Piagam Madinah Bukan Konstitusi Negara Islam oleh Ali Romdhoni, menyatakan bahwa sebutan Macoraba diambil dari bahasa Arab 'Maqrab' yang artinya tempat penyembelihan kurban (Ismail putra Ibrahim sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an).
Makkah Dijuluki sebagai Kota Tertua
Disebutkan oleh sejumlah peneliti sebagaimana dilansir dari buku Situs-Situs dalam Al Qur'an karya Syahruddin El-Fikri, Nabi Ismail AS diketahui merupakan orang pertama yang membangun Kota Makkah dengan berbagai macam peradabannya.
Sejumlah peneliti tersebut turut menyatakan bahwa bangsa Arab ialah keturunan Nabi Ismail AS. Karena itulah, bangsa Makkah disebut sebagai suku bangsa tertua di dunia.
Pernyataan tersebut juga diakui oleh Sayyid Muzaffaruddin Nadvi dalam bukunya A Geographical History of the Qur'an (Sejarah Geografi Al Quran). Ia mengatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang tua, hingga saking tuanya tak banyak sejarah yang menuliskannya.
Dalam Al-Qur'an, Kota Makkah juga disebut dengan nama Ummu al-Qurra yang berarti induk atau ibu dari negeri. Kata Ummu al-Qurra disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak dua kali, yaitu pada surah Al-An'am ayat 92 dan surah Asy-Syura ayat 7.
Penyebutan Ummu al-Qura untuk Kota Makkah dikarenakan kota ini menjadi negeri yang tertua. Bahkan, penyebutan sebagai kota tertua ini merujuk pada firman Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 96:
ΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΩΩΩ Ψ¨ΩΩΩΨͺΩ ΩΩΨΆΩΨΉΩ ΩΩΩΩΩΩΨ§Ψ³Ω ΩΩΩΩΩΨ°ΩΩ Ψ¨ΩΨ¨ΩΩΩΩΨ©Ω Ω ΩΨ¨ΩΨ§Ψ±ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΨ―ΩΩ ΩΩΩΩΩΨΉΩΩ°ΩΩΩ ΩΩΩΩ
Artinya: "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia."
Selain Ummul al-Qura, Kota Makkah memiliki sejumlah nama lain. Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, nama-nama tersebut di antaranya Bakkah, Baitul Atiq, Baitul Haram, Baladul Amin, Al-Mamun, Ummu Rahim, Salah, Al-Arsy, Al-Qadis (karena menyucikan dosa-dosa), Al-Muqaddasah, An-Nasah, Al-Basah, Al-Harimah, Ar-Ras, Kausa, Al-Baldah, Al-Bunyah, dan Al-Ka'bah.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah