Imam Bukhari, Pionir Ahli Hadits yang Berani Koreksi Ulama di Usia 11 Tahun

Imam Bukhari, Pionir Ahli Hadits yang Berani Koreksi Ulama di Usia 11 Tahun

Kristina - detikHikmah
Minggu, 06 Agu 2023 09:00 WIB
An old and historic Islamic scientist is working in his studio writing, reading and exploring.
Ilustrasi Imam Bukhari. Foto: Getty Images/iStockphoto/HStocks
Jakarta -

Imam Bukhari adalah ahli hadits penyusun Kutubus Sittah (kitab induk hadits dalam Islam) pada era Dinasti Abbasiyah. Sejak kecil ia sudah tertarik mempelajari ilmu hadits.

Pemilik nama lengkap Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari ini lahir di Bukhara pada 194 H dan wafat tahun 256 H pada usia 62 tahun kurang 13 hari, sebagaimana dijelaskan dalam Ash-Sholah 'alaa Madzaahib Al-Arba'ah karya Abdul Qadir Ar-Rahbawi.

Umma Farida dalam tulisannya yang berjudul Al-Kutub As-Sittah: Karakteristik, Metode, dan Sistematika Penulisnya menceritakan, sejak usia 10 tahun, Imam Bukhari sudah mulai mengkaji hadits. Begitu memasuki usia yang ke-11 tahun ia sudah berani mengoreksi ulama yang keliru dalam menyampaikan hadits. Hal ini diceritakan oleh Waraqah Muhammad ibn Abi Hatim al-Warraq.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, "al-Bukhari menyampaikan kepadaku, "Saya mendapat ilham untuk menghafal hadis ketika masih di sekolah dasar." Saya bertanya, "Berapa usiamu pada saat itu?" Ia menjawab, "Sekitar 10 tahun."

Ketertarikan Imam Bukhari untuk mendalami ilmu hadits sangat besar. Di usia 16 tahun, Imam Bukhari telah menghafal matan hadits kitab Abdullah ibn al-Mubarak dan Waki' ibn al-Jarrah lengkap dengan sanadnya.

ADVERTISEMENT

Atas kepandaiannya dalam mengkaji hadits, Imam al-Bukhari mendapat gelar Imam al-muhadditsin fi al-hadits. Beberapa guru Imam Bukhari antara lain Yahya ibn Ma'in, Ibn Rahawaih, Ahmad ibn Hanbal, dan Ali ibn al-Madini. Adapun murid-muridnya antara lain Imam Muslim, at-Tirmizi, dan an-Nasa'i.

Hadits yang Dikeluarkan Imam Bukhari

Imam Bukhari telah mengeluarkan ratusan ribu hadits dalam kitabnya. Ia pernah berkata, "Aku telah mengeluarkan dalam kitab Shahih (Al-Bukhari) kurang lebih 600.000 hadits. Dan aku tidak menulis satu hadits pun kecuali sebelumnya aku mengerjakan salat dua rakaat terlebih dahulu."

Hadits yang dikeluarkan Imam Bukhari memiliki derajat yang tinggi, seperti dikatakan Rizem Aizid dalam buku Pesona Baghdad dan Andalusia. Hadits-hadits Imam Bukhari masih menjadi rujukan utama hingga kini.

Di antara karyanya yang paling monumental adalah al-Jami' al-Musnad as-Shahih al-Mukhtasar min Umur Rasulillah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam wa Sunanih wa Ayyamih atau yang dikenal dengan Shahih Bukhari. Kitab ini berisikan hadits-hadits tentang hukum, keutamaan amal, etika pergaulan, sejarah, dan berita tentang kejadian-kejadian di masa mendatang.

Karya tersebut membawa Imam Bukhari ditahbiskan sebagai ahli hadits paling masyhur di antara para ahli hadits lainnya.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads