Surat Al Baqarah ayat 31 menerangkan tentang Nabi Adam AS yang diajarkan oleh Allah SWT terkait tugas dan fungsinya sebagai nabi sekaligus rasul. Berikut bunyi ayatnya,
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Arab latin: Wa 'allama ādamal-asmā`a kullahā ṡumma 'araḍahum 'alal-malā`ikati fa qāla ambi`ụnī bi`asmā`i hā`ulā`i ing kuntum ṣādiqīn
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" (QS Al Baqarah: 31)
Menurut Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag RI), dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang dapat dididik dan bahkan harus. Ketika lahir, bayi manusia tidak bisa berbuat apa-apa, terlebih anggota badan, otak, dan akalnya masih lemah.
Namun, setelah melalui proses pendidikan maka bayi manusia berkembang. Kala itu, Nabi Adam AS merupakan manusia pertama yang ada di bumi, sehingga tidak ada manusia lain yang mendidiknya. Karenanya, Allah SWT mendidik Nabi Adam dan mengajarinya sebagai persiapan untuk menjadi khalifah kelak.
Dijelaskan juga dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 31 bahwa Allah SWT tidak mengajar dan mendidik Nabi Adam seperti manusia mengajar sesamanya, melainkan dengan cara memberikannya potensi. Nantinya, potensi tersebut dapat berkembang dan memungkinkan Nabi Adam mengetahui semua nama yang ada di hadapannya.
Dalam Tafsir Wajiz Kemenag RI disebutkan bahwa nama-nama benda yang diajari seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain sebagainya.
Setelah mengajari Nabi Adam AS, Allah SWT kemudian memperlihatkan benda-benda yang sebelumnya Dia perlihatkan kepada Nabi Adam. Selain itu, Allah memerintahkan malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda tersebut.
Sayangnya, para malaikat tidak dapat menyebutkan seperti Nabi Adam. Hal tersebut menjadi bukti keterbatasan pengetahuan malaikat sekaligus menjadi mengetahui keunggulan Adam sebagai manusia,
Pada surat Al Baqarah ayat 31, Allah SWT juga menunjukkan arti khalifah sesungguhnya yaitu mengatur segala sesuatu dan menegakkan kebenaran serta keadilan di muka bumi. Tugas ini memerlukan pengetahuan, kemampuan dan daya pikir yang kuat.
Dikatakan dalam Tafsir Al Mishbah oleh Prof M Quraish Shihab, surat Al Baqarah ayat 31 menunjukkan bahwa manusia dianugerahi Allah potensi untuk mengetahui nama, fungsi, dan karakteristik benda-benda. Sebagai contoh, fungsi api, fungsi angin, dan lain sebagainya. Selain itu, manusia juga dianugerahi potensi untuk berbahasa.
Dalam surat Al Baqarah ayat 31 diterangkan terkait keistimewaan manusia yang mana memiliki kemampuan untuk mengekspresikan apa yang terlintas di dalam benaknya serta menangkap bahasa. Kemampuan manusia merumuskan ide dan memberi nama bagi segala sesuatu itu menjadi langkah menuju terciptanya manusia berpengetahuan sekaligus lahirnya ilmu pengetahuan.
(aeb/nwk)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
142 Negara PBB Setuju Palestina Merdeka tapi Gaza Terus Digempur Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike