Sosok Sahabat Nabi yang Taat Ibadah tapi Durhaka pada Ibunya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Senin, 31 Jul 2023 06:30 WIB
Ilustrasi. Ini sosok sahabat nabi yang dikenal taat namun durhaka pada ibunya. (Foto: AFP/FRANCK FIFE)
Jakarta -

Al-Qamah namanya. Sosok sahabat Rasulullah SAW yang satu ini sangat taat dalam beribadah, khususnya salat.

Ketika salat berjamaah, Al-Qamah selalu menempati saf terdepan. Bahkan, banyak yang memuji kesalehan dirinya.

Kisah mengenai Al-Qamah diceritakan oleh Syamsuddin Abu 'Abdillah Adz-Dzahabi dalam kitab al-Kabair. Al-Qamah disebut sebagai pria dengan akhlak mulia, dirinya bahkan sangat santun kepada sang ibunda.

Sayangnya, setelah menikah dengan sang pujaan hati justru perhatian Al-Qamah kepada ibunya berkurang. Padahal dahulu, semenjak sang ayah wafat ia selalu memastikan kebutuhan ibunya tercukupi dengan baik.

Sang ibu yang kecewa hanya bisa diam dan memendam perasaannya. Sampai akhirnya tersiar kabar bahwa Al-Qamah menderita sakit, kondisinya memburuk kian hari.

Para sahabat bahkan berjaga-jaga, khawatir Al-Qamah akan wafat. Mereka berjaga seraya bergantian menalqinkan kalimat syahadat, "Laa ilaaha illallaah ..." ketika melihat Al-Qamah sakaratul maut.

Namun, meski beberapa kali mencoba menalqinkan secara bergantian, Al-Qamah tetap saja tidak bisa mengucap kalimat syahadat. Lidah Al-Qamah bahkan tidak bergetar dan sulit mengucap syahadat, padahal semasa hidupnya ia merupakan seorang muslim yang taat beribadah.

Kejadian ini lantas sampai ke telinga Rasulullah SAW. Akhirnya, beliau datang dan menyuruh seorang sahabat menjemput ibu Al-Qamah.

Saat sang ibu berhasil dijemput, Rasulullah SAW bertanya, "Apa tingkah Al-Qamah yang memberatkan dirinya ini? Jika ada dosa terhadap ibu sendiri, aka perlu dimaafkan,"

Sang ibu lalu menyebut bahwa Al-Qamah merupakan anak yang baik dan taat kepada Allah SWT. Ia menceritakan terkait anaknya yang telah berumah tangga dan tidak lagi memperhatikan dirinya.

"Saya ini sedih, ya rasul, sesudah ia berumah tangga sangat kurang perhatiannya kepada saya, sebab itu saya tidak memaafkannya," kata ibu Al-Qamah.

Murka sang ibulah yang membuat lidah Al-Qamah kelu untuk mengucap syahadat. Rasulullah SAW lantas berseru, "Kalau begitu, ayo para sahabat kumpulkan kayu bakar yang banyak, supaya Al-Qamah dibakar saja,"

Ibunya yang tak tega lalu berkat, "Wahai rasul, dia itu anakku. Hatiku tetap tak tega melihatmu membakar tubuhnya. Apalagi dilakukan di depan mataku sendiri,"

"Wahai ibunda Al-Qamah, azab Allah itu lebih berat dan lebih kekal. Jika kau ingin Allah mengampuninya, maka ridai dia. Demi Dzat yang menggenggam jiwaku, salat, puasa, dan sedekah Al-Qamah tidak ada manfaatnya selama engkau masih murka kepadanya," balas Rasulullah SAW.

Akhirnya, ibunda Al-Qamah memaafkan perilaku anaknya. Saat itu juga, Al-Qamah dapat mengucap kalimat tauhid sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya ridho dan kata maaf dari orang tua kepada anak. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak seorang hamba pun yang dianugerahi rezeki oleh Allah kemudian dia tidak menunaikan hak kepada kedua orang tuanya, kecuali Allah menghapuskan amal baiknya dan menyiksanya dengan siksa yang pedih,"

Dengan demikian, memenuhi hak orang tua menjadi kewajiban bagi anaknya. Sayangi orang tua selagi masih hidup dan doakan mereka meski telah wafat.



Simak Video "Believe: Kisah Nyata Pengabdian Prajurit di Medan Perang"

(rah/rah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork