Kisah Qarun, Orang Terkaya yang Tenggelam Bersama Hartanya

Kisah Qarun, Orang Terkaya yang Tenggelam Bersama Hartanya

Farah Ramadanti - detikHikmah
Rabu, 22 Mar 2023 05:00 WIB
Ilustrasi harta emas
Ilustrasi harta Qarun. Foto: Getty Images/iStockphoto/chonticha wat
Jakarta -

Dalam bahasa Indonesia, harta karun diartikan sebagai harta benda yang tidak diketahui pemiliknya. Harta karun identik dengan harta yang terkubur. Ternyata hal ini berkaitan dengan kisah Qarun yang tenggelam bersama harta kekayaannya akibat kekufuran dan kesombongannya.

Kisahnya diabadikan dalam Al-Qur'an sebagai bentuk peringatan sekaligus menjadi pengingat bagi manusia. Sungguh Allah tidak menyukai hamba-Nya yang sombong dan tidak mengakui nikmat pemberian-Nya. Bahkan, dalam sebuah hadits, nama Qarun dijejerkan bersamaan dengan nama-nama lain yang tercela perilakunya.

Abdullah bin Amr berkata bahwa suatu hari Nabi SAW menjelaskan tentang sholat. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang menjaganya (shalat), maka ia akan menjadi cahaya, hujjah, dan keselamatan baginya dari neraka pada hari kiamat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan barangsiapa yang tidak menjaganya (shalat), maka ia tidak akan menjadi cahaya, tidak pula keselamatan dan hujjah baginya. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qarun, Fir'aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf." (HR Ad-Darimi).

Kekayaan Qarun yang Melimpah Ruah

Dalam Ensiklopedia Al-Qur'an dan Hadis per Tema yang diterbitkan oleh Alita Aksara Media, disebutkan bahwa Qarun adalah salah seorang sepupu Nabi Musa, anak dari Yashar yang merupakan adik kandung ayah Nabi Musa, Imran.

ADVERTISEMENT

Baik Nabi Musa dan Qarun masih termasuk keturunan Nabi Ya'qub karena keduanya merupakan cucu dari Quhas bin Lewi. Adapun Lewi bersaudara dengan anak Nabi Ya'qub, Yusuf. Oleh karena itu apabila diurutkan nasabnya maka nama lengkapnya adalah Qarun bin Yashar bin Qahit/Quhas bin Lewi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.

Sebelum menjadi hartawan yang bergelimang kekayaan, Qarun sangatlah miskin dan memiliki banyak anak. Ia bahkan sempat meminta Nabi Musa untuk mendoakannya agar diberikan harta benda dan permintaan tersebut dikabulkan oleh Allah.

Dikisahkan pula, dia sering mengambil harta dari Bani Israil yang lain dan memiliki ribuan gudang harta, penuh berisi emas dan perak. Saking kayanya, kunci-kunci harta bendanya harus dipikul oleh beberapa orang yang kekar karena terlampau berat untuk dibawa oleh satu orang.

Meskipun berkerabat dengan Nabi Musa, pada masa itu Qarun yang pandai berbisnis memihak Raja Fir'aun dengan mendukung dan menyokong pemerintahannya. Maka tak heran apabila hartanya melimpah ruah.

Sikap Sombong Qarun

Yana Adam (Abu Alwi bin Nasrudin bin Sudir) dalam bukunya yang berjudul Rahasia Dahsyat di Balik Kata Syukur menyebutkan bahwa Qarun sering disebut dengan julukan 'Munawwir' karena keindahan suaranya dalam membaca kitab Taurat. Qotadah, Muqotil dan al-Kalbi mengatakan bahwa Qarun adalah kaum Bani Israil yang paling bagus bacaan Tauratnya.

Ia bahkan merupakan ahli kitab Taurat setelah Nabi Musa dan Harun. Namun, di balik ilmu dan hartanya yang berlimpah, Qarun termasuk ke dalam golongan orang-orang yang munafik karena harta bendanya telah membutakan hatinya.

Banyak orang saleh yang mengingatkannya dan menasihati agar ia tidak bersikap berlebihan dan tinggi hati. Namun, Qarun mengabaikannya dan menganggap bahwa harta yang dimilikinya didapat dari ilmu dan usahanya tanpa campur tangan dari Allah.

Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an surat Al Qashash ayat 78,

قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ

Artinya: Dia (Qarun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.

Bahkan, Qarun seringkali melewati kaum Bani Israil dengan pakaian beserta harta yang mewah. Ia diiringi oleh para pembantu dan juga budak yang siap sedia melayaninya. Tentu saja hal itu membuat orang-orang iri bahkan sampai berangan-angan memiliki kekayaan seperti Qarun.

Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Al Qashash ayat 79,

فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ فِيْ زِيْنَتِهٖ ۗقَالَ الَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا يٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ قَارُوْنُۙ اِنَّهٗ لَذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ

Artinya: Maka, keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Andaikata kita mempunyai harta kekayaan seperti yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."

Qarun Mendapatkan Azab dari Allah

Pada akhirnya Qarun diazab oleh Allah, yakni dengan dibenamkan ke dalam tanah dalam waktu semalam. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Allah menurunkan gempa bumi yang dahsyat beserta tanah longsor.

Tempat Qarun ditenggelamkan bersama dengan harta dan pengikutnya telah menjadi danau yang dikenal sebagai Danau Qarun (Bahirah Qarun). Adapun yang tersisa hanya puing-puing istana Qarun yang terletak di daerah Al-Fayyum, Mesir.

Hal ini tercantum dalam firman Allah yakni Al-Qur'an surat Al Qashas ayat 81,

فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ

Artinya: Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.

Qarun tenggelam bersama seluruh harta kekayaannya ke dalam perut bumi dan tidak ada satupun yang tersisa. Tidak ada pula satu orang saja dari keluarga, kerabat, teman, maupun pengikutnya yang mampu menyelamatkannya. Harta dan ilmu yang dimiliki dan diagung-agungkan olehnya justru menjadi malapetaka baginya.

Melihat apa yang telah menimpa Qarun, orang-orang yang tadinya merasa iri hati dan berandai-andai ingin memiliki harta seperti Qarun kemudian menjadi semakin beriman dan memperbanyak kesabaran.

Mereka juga memuji Allah atas peringatan yang telah disampaikan, sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al Qashash ayat 82,

وَاَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهٗ بِالْاَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَاَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُۚ لَوْلَآ اَنْ مَّنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۗوَيْكَاَنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ

Artinya: Orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Qarun) itu berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari para hamba-Nya dan Dia (juga) yang menyempitkan (rezeki bagi mereka). Seandainya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah tidak akan beruntung orang-orang yang ingkar (terhadap nikmat)."

Demikian kisah dari Qarun, seorang kaya raya yang mendapatkan peringatan keras dari Allah berupa azab atas sikap sombongnya. Bagaimanapun, setiap rezeki dan nikmat yang didapatkan setiap manusia adalah atas izin dan karunia Allah. Semoga kita semua dapat mempelajari kisah ini untuk senantiasa bersyukur kepada Allah.




(dvs/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads