Pada zaman Rasulullah SAW, ada salah seorang penyair ulung dari bani Khazraj yang melantunkan syair-syairnya untuk membakar semangat juang kaum muslimin. Ia adalah Abdullah bin Rawahah.
Abdullah bin Rawahah memiliki nama lengkap Abdullah bin Rawahah bin Tsa'labah bin Imri' Al-Qais bin Tsa'labah, Abu Amr Al-Anshari Al-Khazrah Al-Badri, sebagaimana dikatakan dalam Majalis Al-Mukminin fii Mashalih Ad-Dunya wa Ad-Din bin Ightinami Mawasimi Rabb Al-'Alamin karya Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub.
Dikatakan, Abdullah bin Rawahah adalah paman dari An-Nu'man bin Basyir. Ia mendapat gelar Abu Muhammad dan Abu Rawahah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semasa hidupnya, ia pernah menyaksikan Perang Badar dan Al-Aqabah. Rasulullah SAW menjadikannya wakil di Madinah dalam Perang Badar dan mengutusnya bergabung dalam pasukan patroli di tengah-tengah tiga puluh pasukan penunggang kuda di Khaibar.
Dalam salah satu perjalanan bersama Rasulullah SAW, tepatnya saat umrah qadha', Abdullah bin Rawahah melantunkan syairnya begitu memasuki Kota Makkah. Ia berkata,
(Kaum muslimin) meninggalkan jalan yang ditempuh oleh orang-orang kafir
Saat ini kami gempur kalian di tempat (persembunyian) kalian
Gempuran yang memusnahkan keraguan dari pengucapnya
Sehingga seorang teman sengaja meninggalkan temannya
Sehingga Umar berkata, "Wahai Ibnu Rawahah, di Tanah Haram, bersama Rasulullah engkau melantunkan syair?"
Nabi SAW pun akhirnya bersabda, "Biarkan wahai Umar, dia lebih cepat mengarah kepada mereka daripada hujan anak panah." Dalam redaksi lain dikatakan, "Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ucapannya yang tertuju kepada mereka lebih dahsyat daripada hunjaman anak panah."
Syair Abdullah bin Rawahah di Medan Perang
Dalam salah satu peperangan, sebagaimana diceritakan dalam Muhammad Rasuulul Hurriyah karya 'Abdurrohman Asy-Syarqawi, Abdullah bin Rawahah berdiri di tengah-tengah pasukan dan melantunkan syair untuk membakar semakan pasukan muslim.
Kita bertempur bukan bersandar
pada jumlah pasukan dan kekuatan persenjataan
Kita bertempur di atas pijakan dan sandaran
spirit agama yang dimuliakan Allah
Maka bergeraklah kalian semua
Perang hanya mengenal salah satu di antara dua kebaikan: menang atau mati syahid
Menurut buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW yang disusun oleh Abdurrahman bin Abdul Karim, perang tersebut adalah Perang Mu'tah. Perang ini berlangsung setahun setelah Perang Khaibar dan dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW.
Orang-orang yang mendengarkan syair Abdullah bin Rawahah tersebut lantas berkata, "Demi Allah, Ibnu Rawahah berkata benar."
Abdullah bin Rawahah sendiri telah menyatakan keislamannya sebelum hijrah (Baiat Aqabah pertama) bersama 12 orang dari kalangan Anshar. Ia juga mengikuti Baiat Aqabah kedua bersama 73 orang lainnya.
(kri/nwk)
Komentar Terbanyak
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Perbedaan Waqaf dan Washal dalam Ilmu Tajwid
Benarkah Arab Saudi Tidak Merayakan Maulid Nabi? Simak Faktanya