Berbuat Dosa di Bulan Muharram, Diberi Ganjaran Berlipat?

Berbuat Dosa di Bulan Muharram, Diberi Ganjaran Berlipat?

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 14 Jul 2023 15:30 WIB
15 Twibbon Ramadhan 2022 Terbaru, Semarakkan Bulan Puasa 1443 H
Ilustrasi. Berbuat dosa di bulan Muharram akan dilipatgandakan ganjarannya? (Foto: Getty Images/pictafolio)
Jakarta -

Bulam Muharram adalah satu di antara empat bulan haram dalam Islam. Ada yang mengatakan bahwa berbuat dosa pada bulan haram dapat melipatgandakan ganjarannya pula. Benarkah?

Empat bulan haram yang dimaksud dijelaskan dalam satu riwayat hadits dari Abu Barkah RA. Ia mengutip sabda Rasulullah SAW yang berkata 4 bulan haram adalah Dzulqa'idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqa'idah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim)

Benarkah Dilarang Berbuat Dosa di Bulan Haram?

Perkara tersebut dapat merujuk pada pemaknaan dari bulan haram. Menurut Kitab Zaadul Maysir oleh Al Qodhi Abu Ya'la, salah satunya ada pengharaman pembunuhan pada keempat bulan haram.

ADVERTISEMENT

Kedua, bulan haram juga merujuk pada larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan lainnya. Sebaliknya, waktu empat bulan haram disebut sebagai waktu terbaik untuk mengerjakan amal ketaatan hingga para salaf menyukai puasa pada bulan tersebut.

"Pada bulan Haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya," kata Sufyan Ats Tsauri dalam Kitab Latho-if Al Ma'arif yang diterjemahkan Tim PISS-KTB dalam buku Hasil Bahtsul Masail dan Tanya Jawab Agama Islam.

Ibnu Abbas RA menambahkan, empat bulan tersebut dikhususkan karena dianggap sebagai bulan suci. Dengan kata lain, melakukan perbuatan maksiat pada bulan tersebut dianggap dosa besar dan amalan sholeh yang dilakukan menuai pahala besar.

Kesucian bulan haram telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman dalam surah Al Ma'idah ayat 2,

... يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram ..."

Keempat bulan tersebut disebut juga sebagai waktu gencatan sejata umat Islam. Meski demikian, jika orang-orang Islam diserang pada bulan haram ini, maka tetap diharuskan ada perlawanan untuk memberi pelajaran bagi musuh sesuai dengan firman-Nya surah Al Baqarah ayat 194.

اَلشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمٰتُ قِصَاصٌۗ فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: Bulan haram dengan bulan haram dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) kisas. Oleh sebab itu, siapa yang menyerang kamu, seranglah setimpal dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Meski demikian, dikutip dari Kitab Mataalib Uli An Nuha, pelipatgandaan pahala perbuatan mulia dan buruk pada bulan haram memiliki makna yang berbeda. Perbuatan sholeh lebih merujuk pada kuantitas dan kualitasnya yang dilipatgandakan.

Sementara untuk perbuatan buruk, pelipatgandaannya merujuk pada kualitasnya saja. Artinya, berbuat dosa di bulan haram nilai dosanya lebih besar berikut dengan hukumannya.

Syaikh Ibnu Utsaimin dalam al-Sharh al-Mumti mengatakan, perbuatan dosa bernilai buruk secara kualitasnya. Dengan kata lain keburukan bernilai sama dan tidak ada penambahan secara kuantitas sesuai dengan surah Al An'am ayat 160,

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

Artinya: Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka (sedikit pun) tidak dizalimi (dirugikan).

Meski demikian, ada baiknya muslim memanfaatkan bulan Maharram yang termasuk bulan haram tersebut dengan mengisi banyak amal sholeh, terutama setelah mengetahu ada pelipatgandaan pahal bagi yang mengerjakan kebaikan. Wallahu'alam.




(rah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads