Perang yang pertama kali dilakukan muslim di Madinah adalah perang Al Abwa atau perang Waddan. Tidak persis di Madinah, tapi perang ini berlokasi di Gunung Waddan, tepatnya terletak di 250 km di tenggara Kota Madinah. Dinamai Al Abwa' juga karena letak Gunung Waddan berdekatan dengan Desa Abwa'.
Perang ini dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW yang melibatkan kaum Muhajirin saja sebanyak 70 orang. Perang yang terjadi pada bulan Safar tahun kedua Hijriah tersebut juga disebut Ibn Sa'd sebagai perang pertama dalam sejarah Islam.
Pendapat tersebut juga senada dengan yang dikemukakan Ibnu Hisyam. Dilansir dari Sirah Nabawiyah lbnu Hisyam oleh Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, Ibnu Hisyam berkata, "Perang Waddan adalah perang pertama yang dilakukan Rasulullah SAW."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibnu Ishaq juga pernah menjelaskan tentang perang ini. Menurutnya, perang Waddan atau perang Al Abwa' mengobar saat Rasulullah SAW berniat menyerang orang-orang Quraisy dan Bani Dzamrah bin Bakr bin Abdu Manat bin Kinanah sebab mereka melewati wilayah Maddan.
Rasulullah SAW dan tentaranya perlu memblokade jalur pasukan unta yang membawa perdagangan kaum Quraisy. Pasukan tentara juga diiringi dengan bendera putih yang dibawa oleh Hamzah RA atau paman Rasulullah SAW.
Perang ini juga menjadi perang pertama yang dilancarkan oleh Rasulullah SAW sendiri hingga Sa'ad bin Ubadah diminta untuk memegang kepemimpinan sementara di Madinah. Hingga tiba di Waddan, Bani Dzamrah pun membuat perjanjian dengan Rasulullah SAW dan tidak ada pertumpahan darah.
Bani Dzamrah diwakili oleh salah seorang dari mereka yaitu, Makhsyi bin Amr Adzamri atau pemimpin Bani Dzamrah pada masanya. Ia meminta kepada Rasulullah SAW untuk tidak memerangi mereka dan mereka juga demikian, termasuk tidak membantu musuh untuk menghadapi kaum muslimin.
"Setelah itu, Rasulullah SAW pulang ke Madinah dan tidak mendapatkan perlawanan. Rasulullah SAW menetap di Madinah hingga akhir bulan Safar dan awal bulan Rabiul Awal," demikian penjelasan Ibnu Ishaq.
Usai perjanjian perdamaian selesai, Rasulullah SAW bersama pasukannya kembali ke Madinah dengan selamat. Menurut riwayat, sejak berangkat hingga kembalinya mereka terjadi dalam rentang waktu 15 hari dan 15 malam lamanya.
Meski tidak ada pertempuran, Ibnu Hajar menambahkan keterangan Ibnu Ishaq yang dikutipnya dari Al Maghazi oleh Abu Al Aswad, pasukan muslim dan Quraisy tersebut sempat saling melempar panah. Sa'ad bin Abi Waqqash melempar satu panah hingga ia menjadi orang pertama kali yang melempar panah fii sabilillah.
Perang Waddan masuk dalam skala perang yang kecil. Setelahnya, barulah terjadi perang Badar yang menjadi perang besar pertama dalam sejarah Islam pada 17 Ramadan.
Tercatat, umat Islam berhasil memenangkan peperangan, meskipun kalah dari segi personil dan persenjataan. Ada 70 tentara Quraisy tewas dalam perang besar itu, sedangkan 70 lainnya menjadi tawanan perang.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Perjalanan Umrah Ruben Onsu, Doa yang Cepat Diijabah dan Bisa Cium Hajar Aswad