Keutamaan Hari Tasyrik bagi Umat Islam dan Amalan Sunnahnya

Keutamaan Hari Tasyrik bagi Umat Islam dan Amalan Sunnahnya

Nilam Isneni - detikHikmah
Jumat, 30 Jun 2023 09:00 WIB
Ilustrasi Lebaran atau Idul Fitri
Ilustrasi keutamaan hari Tasyrik. Foto: Getty Images/Rifka Hayati
Jakarta -

Keutamaan hari Tasyrik telah disebutkan dalam sejumlah hadits. Ada banyak amalan sunnah yang dapat dilakukan pada waktu tersebut.

Hari Tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah. Berikut penjelasan selengkapnya.

Hari Tasyrik Adalah Tiga Hari setelah Idul Adha

Abdul Wahid dalam buku Rahasia dan Keutamaan Puasa Sunah menukil dari Kitab Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi menjelaskan dengan tegas mengenai hari Tasyrik. Dikatakan, hari-hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari-hari Tasyrik tersebut termasuk ke dalam hari Id atau hari raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukum yang berlaku pada hari Id juga berlaku mayoritasnya pada hari Tasyrik. Hari Tasyrik memiliki kesamaan dalam waktu pelaksanaan penyembelihan kurban, yaitu diharamkannya puasa namun dianjurkan untuk bertakbir.

Dalam Syarah Shahih Muslim juga dijelaskan, hari Tasyrik berasal dari kata tasyriq yang artinya terbit karena daging kurban dijemur dan disebar ketika itu.

ADVERTISEMENT

Amalan Sunnah Hari Tasyrik

Imam Malik, al-Auza'i, Ishaq, dan Imam asy-Syafi'i dalam salah satu pendapatnya menyatakan bahwa boleh berpuasa pada hari Tasyrik saja, pada orang yang tamattu' jika ia tidak memperoleh al-hadyu (sembelihan kurban). Namun, untuk selain mereka tetap tidak diperbolehkan untuk berpuasa ketika itu.

Hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam hadits Shahih al-Bukhari dari Ibnu Umar dan Aisyah mereka mengatakan,

لَمْ يُرَخَضْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلا لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الْهَدْيَ

Artinya: "Pada hari Tasyrik tidak diberi keringanan untuk berpuasa bagi orang yang tidak mendapat al-hadyu ketika itu."

Selain itu, hadits ini diperkuat pula dengan hadits sebagai berikut,

عن أبي مُرَّةَ مَوْلَى أُمَ هَانِي أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَلَى أَبِيهِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ فَقَرَّبَ إِلَيْهِمَا طَعَامًا فَقَالَ : كُلِّ . قَالَ : إِنِّي صَابِمُ . قَالَ عَمْرُو : كُل فَهَذِهِ الأَيَّامُ الَّتِي كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِفِطْرِهَا وَيَنْهَى عَنْ صِيَامِهَا . قَالَ مَالِكُ : وَهِيَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ

Artinya: "Dari Abi Murrah (bekas budak) Umi Hani, bahwa ia bersama Abdullah bin Amr datang kepada ayahnya Amru bin Ash, Maka disuguhkanlah kepada mereka berdua makanan. Ia (Amr bin Ash), "Makanlah." Ia (Abdullah bin Amr) menjawab, "Aku sedang puasa." Maka Amr bin Ash berkata, "Makanlah, karena hari ini adalah hari di mana Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berbuka (makan) dan melarang dari berpuasa pada hari ini." Malik berkata, "(yang dimaksud) itulah hari-hari Tasyrik." (Dishahihkan oleh Syekh Al-Albany dalam Shahih Sunan Abi Daud)

Di antara amalan yang bisa dikerjakan pada hari Tasyrik adalah menyembelih hewan kurban dan mengumandangkan takbir Idul Adha.

Keutamaan Hari Tasyrik

Keutamaan hari Tasyrik lainnya adalah menjadi hari yang paling agung di sisi Allah SWT setelah hari kurban, sebagaimana dijelaskan dalam buku Tanya & Jawab Bersama Nabi: Kitab Islam yang disusun oleh tim Lingkar Kalam. Hal ini bersandar pada sebuah riwayat yang menyebut,

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ قُرْطٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِ

Artinya: "Abdullah bin Qurth berkata, Nabi bersabda, "Sesungguhnya hari-hari yang paling agung di sisi Allah SWT adalah hari kurban (Idul Adha), kemudian hari al-qarr (hari setelah Idul Adha)." (HR Abu Dawud)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads