Niat dan Doa Buka Puasa Tarwiyah, Kerjakan sebelum Idul Adha

Niat dan Doa Buka Puasa Tarwiyah, Kerjakan sebelum Idul Adha

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 25 Jun 2023 11:00 WIB
Hijab women and a man pray together before meals, a fast breaking meal served on a table in backyard
Ilustrasi membaca niat dan doa buka puasa Tarwiyah. Foto: Getty Images/iStockphoto/ferlistockphoto
Jakarta -

Membaca niat dan doa buka puasa Tarwiyah bisa dilakukan umat Islam yang mengerjakan amalan sunnah ini. Ibadah ini dikerjakan dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Sebelum merayakan Hari Raya Idul Adha, umat Islam di dunia dianjurkan melaksanakan puasa sunnah. Meskipun tidak wajib untuk dilaksanakan, tapi banyak keutamaan yang akan diperoleh bagi yang melaksanakan.

Banyak amalan ibadah yang dapat dilakukan selama bulan Dzulhijjah, seperti puasa, dzikir, sedekah atau membaca Al-Qur'an. Salah satu ibadah sunnah yang bisa dilakukan adalah puasa Tarwiyah dimana pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan puasa lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Puasa Tarwiyah

Mengutip Kitab Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah karya Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, puasa Tarwiyah adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Secara syariat, puasa Tarwiyah sama dengan puasa pada umumnya, yakni tidak makan, menahan hawa nafsu, dan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya.

Terkait dengan nama puasa Tarwiyah seperti dijelaskan Ustadz Ali Amrin al-Qurawy dalam Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa, mengutip perkataan Ibnu Qudamah, dinamakan hari Tarwiyah karena para jamaah haji membawa bekal air pada hari itu yang disiapkan untuk hari Arafah.

ADVERTISEMENT

Ulama lain berpendapat bahwa dinamakan hari Tarwiyah karena pada malam 8 Dzulhijjah Nabi Ibrahim Alaihis Salam bermimpi menyembelih anaknya. Di pagi harinya, Nabi Ibrahim Alaihis Salam berbicara dengan dirinya sendiri, apakah mimpi kosong atau wahyu dari Allah SWT.

Niat Puasa Tarwiyah

Sama seperti amalan lainnya, sebelum melaksanakan puasa Tarwiyah, setiap muslim perlu membaca niat. Lalu seperti apa lafal niat puasa Tarwiyah? Berikut bacaannya.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta'ālā.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT."

Dalam riwayat yang shahih, umat Islam bisa melakukan puasa tanggal 8 Dzulhijjah dengan niat puasa Dzulhijjah. Berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta'âlâ."

Doa Buka Puasa Tarwiyah

Sedangkan, doa buka puasa Tarwiyah pada umumnya sama dengan doa berbuka lainnya. Berikut bacaannya:

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin

Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."

Doa buka buka puasa Tarwiyah versi kedua,

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

Dzahabazh zhoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah

Artinya: "Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki."

Doa buka puasa versi kedua ini dinilai lebih shahih. Doa tersebut termuat dalam Kitab Sunan Abu Dawud.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Keutamaan puasa Tarwiyah telah dijelaskan dalam hadist sebagai berikut:

"Barang siapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti sebulan. Dan untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah seperti puasa dua tahun," (HR Ali Al-Muhairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas)

Berdasarkan hadits tersebut, puasa Tarwiyah mendapatkan ganjaran seperti puasa setahun. Namun, menurut penelusuran detikHikmah, hadits tersebut statusnya dhaif (lemah) menurut Syaikh Al-Albani dan ulama hadits lain menilainya maudhu' (palsu).

Dalam buku Fiqih Kontroversi yang disusun oleh H.M. Anshary dikatakan, dalam periwayatan hadits tersebut ada perawi yang bernama Muhammad bin Saabi Al-Kalby, para ahli hadits menganggap dia seorang pendusta.

Meski demikian, para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits dhaif dalam rangka untuk memperoleh keutamaan (fadhailul amal) selama hadits tersebut tidak berkaitan dengan akidah maupun hukum.

Terlepas dari status hadits tersebut, puasa Tarwiyah merupakan puasa yang terdapat di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Dalam sebuah riwayat shahih, dikatakan bahwa 10 hari di bulan ini lebih agung di sisi-Nya. Allah SWT juga mencintai amalan saleh yang dikerjakan pada waktu ini.

Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ

Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)." (HR Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

Demikian penjelasan mengenai pengertian puasa Tarwiyah, keutamaan serta bacaan niat puasa Tarwiyah.




(hnh/kri)

Hide Ads