Kapan Shalat Ghaib Dilakukan? Ini Waktu dan Tata Caranya

Kapan Shalat Ghaib Dilakukan? Ini Waktu dan Tata Caranya

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 24 Jun 2023 19:01 WIB
Close Up Shot of Muslim People Tied Hands. One Persons Hand on Foreground is in Focus and the Others on Background is Out of Focus. Coffins also in front of the People. Islamic Ceremony for Dead People. Whorshippers Standing next to the Coffins and Pray.
Ilustrasi shalat ghaib. Foto: Getty Images/iStockphoto/OzanSatioglu
Jakarta -

Shalat ghaib merupakan pengganti dari shalat jenazah. Shalat ghaib dikerjakan ketika jenazah tidak berada di tempat yang sama dengan orang-orang yang menyalatkan, atau ketika jenazah tersebut jauh dari lokasi dishalatkannya (berada di tempat lain).

Umumnya, shalat jenazah dikerjakan ketika jenazah diletakkan di depan dengan mengarah ke kiblat. Lalu ada seorang imam dan para makmum yang menyalatkannya.

Dipetik dari buku karya Syeikh M. Nashiruddin Al-Albani yang berjudul Fiqih Lengkap Mengurus Jenazah, menjelaskan bahwa jika seorang muslim melakukan shalat jenazah, maka didatangkanlah baginya pahala sebanyak dua buah gunung besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, kapan waktu untuk mengerjakan shalat ghaib? Shalat ghaib bisa dikerjakan tiga hari atau sebulan setelah hari kematian si mayit. Walaupun jasadnya belum jelas diketahui ataupun sudah dishalatkan atau belum.

"Dari Ibnu Abbas diriwayatkan, sesungguhnya Rasulullah pernah shalat atas suatu kubur setelah satu bulan." (HR Al-Baihaqi)

ADVERTISEMENT

Sejarah Shalat Ghaib

Shalat ghaib bermula pada saat kematian sang penguasa negeri Habasyah (Etiopia), Raja Najasyi, Ashhamah bin Abjar. Kematiannya merupakan bagian dari sejarah dan hukum Islam. Sebab kematiannya lah muncul syariat untuk melaksanakan shalat ghaib.

Pada waktu itu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam melaksanakan shalat ghaib untuk Raja Najasyi dan juga untuk para sahabat. Yaitu, Mu'awiyah bin Mu'awiyah Al-Muzanni yang wafat di Madinah, dan kedua sahabat lainnya yang mati syahid dalam perang Mu'tah saat melawan kekaisaran Romawi Timur, Zaid bin Haritsah dan Ja'far bin Abu Thalib.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu:

ุฃูŽู†ูŽู‘ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู†ูŽุนูŽู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุฌูŽุงุดููŠูŽู‘ ูููŠ ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ู…ูŽุงุชูŽ ูููŠู‡ู ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ููŽุตูŽููŽู‘ ุจูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูƒูŽุจูŽู‘ุฑูŽ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนู‹ุง

Artinya: "Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam mengumumkan kematian An-Najasyi pada hari kematiannya. Kemudian beliau keluar menuju tempat shalat lalu beliau membariskan shaf kemudian bertakbir empat kali." (HR Al-Bukhari)

Niat Shalat Ghaib

Bacaan niat shalat ghaib terbagi menjadi tiga. Yaitu, bacaan niat untuk jenazah yang diketahui jenis kelaminnya dan yang tidak diketahui. Berikut adalah niatnya:

Niat Shalat Ghaib untuk Jenazah Laki-laki

ุฃูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽูŠูู‘ุชู (ููู„ุงูŽู†ู) ุงูŽู„ู’ุบูŽุงุฆูุจู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽ ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุงุชู ููŽุฑู’ุถูŽ ุงู’ู„ูƒูููŽุงูŠูŽุฉู ุฅูู…ูŽุงู…ู‹ุง / ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู’ู…ุงู‹ ู„ู„ู‡ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰

Ushallii 'ala mayyiti (fulaan) al-ghaa'ibi arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati imaaman/makmuuman lillaahi Ta'alaa.

Artinya: "Saya berniat mengerjakan shalat untuk mayit (si Fulan, disebut namanya) yang ghaib (tidak ada di tempat ini) dengan empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai imam/makmum, karena Allah Ta'ala."

Niat Shalat Ghaib untuk Jenazah Perempuan

ุฃูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽูŠูู‘ุชูŽุฉู (ููู„ุงูŽู†ูŽุฉู ) ุงู„ู’ุบูŽุงุฆูุจูŽุฉู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽ ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุงุชู ููŽุฑู’ุถูŽ ุงู„ูƒูููŽุงูŠูŽุฉ ุฅูู…ูŽุงู…ู‹ุง / ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู’ู…ู‹ุง ู„ู„ู‡ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰

Ushalli 'ala mayyitati (fulanah) al-ghaibah arba'a takbiiriatin fardhal kifaayati imaaman/makmuuman lillaahi Ta'aalaa.

Artinya: "Saya berniat mengerjakan shalat untuk mayit (si Fulanah, disebut namanya) yang ghaib (tidak ada di tempat ini) dengan empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai imam/makmum, karena Allah Ta'ala."

Niat Shalat Ghaib untuk Jenazah yang Tidak Diketahui

ุฃูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ู‰ูฐ ู…ูŽู†ู’ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽ ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุงุชู ููŽุฑู’ุถูŽ ูƒูููŽุงูŠูŽุฉู ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู’ู…ู‹ุง ู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูฐ

Ushalli ala man shola alaihi arba'a takbiroti fardhol kifayati ma'muman/imaaman lillahi Ta'ala.

Artinya: "Saya niat shalat ghaib sebagai imam/makmum atas mayit yang disholati dengan empat kali takbir fardu kifayah karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Melaksanakan Shalat Ghaib

Cara melaksanakan shalat ghaib sama halnya dengan melaksanakan shalat jenazah. Yang membedakan hanyalah niat dan lokasi yang berjauhan dengan jenazah.

Dikutip dari Kitab Lengkap Panduan Sholat karya Ust. M. Khalilurrahman Al-Mahfani, MA, dan Ust. Abdurrahhim Hamdi, MA, berikut adalah tata cara melaksanakan shalat ghaib.

1. Berdiri (bagi yang mampu) dan membaca niat

2. Takbiratul ihram (seperti shalat biasa)

3. Membaca surah Al-Fatihah

4. Takbir kedua membaca sholawat berikut:

ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู…ูŽ ูˆูŽ ุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู…ูŽ ูููŠ ุงู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏู ู…ูŽุฌููŠุฏูŒ

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama shollaita 'alaa sayyidina Ibrahum, wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, wa baarik 'ala sayyidina Muhammad, wa 'alaa ali sayyidina Muhammad, kama barokta 'ala sayyidina Ibrahim, wa 'alaa ali sayyidina Ibrahim, fil 'alamina innaka hamiidum majid.

Artinya: "Ya Allah, berilah sholawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi sholawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah berkat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia."

5. Takbir ketiga membaca doa untuk mayit berikut:

ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุงุฑู’ุญูŽู…ู’ู‡ู ูˆูŽุนูŽุงููู‡ู ูˆูŽุงุนู’ูู ุนูŽู†ู’ู‡ู ูˆูŽุฃูŽูƒู’ุฑูู…ู’ ู†ูุฒูู„ูŽู‡ู ูˆูŽูˆูŽุณูŽุนู’ ู…ูŽุฏู’ุฎูŽู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุงุบู’ุณูู„ู’ู‡ู ุจูู…ูŽุงุกู ูˆูŽุซูŽู„ู’ุฌู ูˆูŽุจูŽุฑูŽุฏู ูˆูŽู†ูŽู‚ู‘ูู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุทูŽุงูŠูŽุง ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูู†ูŽู‚ู‘ูŽู‰ ุงู„ุซู‘ูŽูˆู’ุจู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ูŠูŽุถู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ูŽู†ูŽุณูุŒ ูˆูŽุฃูŽุจู’ุฏูู„ู’ู‡ู ุฏูŽุงุฑู‹ุง ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู…ูู†ู’ ุฏูŽุงุฑูู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽู‡ู’ู„ุงู‹ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ูุŒ ูˆูŽุฒูŽูˆู’ุฌู‹ุง ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู…ูู†ู’ ุฒูŽูˆู’ุฌูู‡ูุŒ ูˆูŽููู‡ู ููุชู’ู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุจู’ุฑู ูˆูŽุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wa wassi' madkhalahu wa aghsilhu bimaa-in wa tsaljin walbaradin wa naqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairon min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa qihi fitnatal qabri wa 'adzaa ban naar.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia (mayat), berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia, luaskanlah kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es.

Bersihkanlah dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Berilah dia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, istri yang lebih baik dari istrinya (atau suaminya) dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka."

6. Takbir ke empat membaca doa untuk keluarga yang ditinggalkan

ุงู„ู„ู‘ู€ูฐู‡ูู…ูŽู‘ ู„ุงูŽ ุชูŽุญู’ุฑูู…ู’ู†ูŽุง ุฃูŽุฌู’ุฑูŽู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽูู’ุชูู†ูŽู‘ุง ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูู†ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู’ู†ูŽ ุณูŽุจูŽู‚ููˆู’ู†ูŽ ุจูุงุงู’ู„ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ูู‰ู ู‚ูู„ููˆู’ุจูู†ูŽุง ุบูู„ุงูŽู‘ ู„ูู‘ู€ู„ูŽู‘ุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆู’ุง ุฑูŽุจูŽู‘ู†ุงูŽ ุงูู†ูŽู‘ูƒูŽ ุฑูŽุคูููŒ ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู’ู…ูŒ

Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba'dahu waghfirlanaa walahu. Waliikhwanin alladzina sabaquuna bil iimaani walaa taj'al fii quluubina ghillallilladzina aamanuu robbanaa innaka rouufurrohiim.

Artinya: "Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya."

7. Salam

Salam dalam shalat ghaib dilakukan dengan menengok ke kanan kemudian ke kiri seperti halnya salat jenazah.




(hnh/kri)

Hide Ads