Masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin dikenal umat Islam sebagai generasi penerus setelah Rasulullah wafat, tepatnya pada tahun 632 Masehi atau 11 Hijriah. Akan tetapi, apa pengertian Khulafaur Rasyidin yang sebenarnya dan siapa saja sosok yang mendapat kepercayaan tersebut?
Khulafaur Rasyidin dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala. pada QS At-Taubah ayat 100 yang berbunyi:
ÙÙØ§ÙسÙÙØ§ØšÙÙÙÙÙ٠اÙÙØ£ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙØ§Ø¬ÙرÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙØ£ÙÙÙØµÙار٠ÙÙØ§ÙÙÙØ°ÙÙÙ٠اتÙÙØšÙعÙÙÙÙÙ Ù ØšÙØ¥ÙØÙØ³ÙØ§ÙÙ Ø±ÙØ¶ÙÙ٠اÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ±ÙضÙÙØ§ عÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ¹ÙØ¯ÙÙ ÙÙÙÙ٠٠جÙÙÙÙØ§ØªÙ ØªÙØ¬ÙرÙÙ ØªÙØÙØªÙÙÙØ§ اÙÙØ£ÙÙÙÙÙØ§Ø±Ù Ø®ÙØ§ÙÙØ¯ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙØ§ Ø£ÙØšÙØ¯ÙØ§ Û Ø°ÙÙ°ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙØ²Ù اÙÙØ¹ÙØžÙÙÙ Ù
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah: 100).
Pengertian Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata, khulafah dan ar-rasyidin. Khulafah adalah bentuk jamak dari khalifah, yang artinya pengganti, pemimpin, atau penguasa yang diangkat setelah Nabi Muhammad untuk melanjutkan tugas beliau sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan, tetapi bukan sebagai nabi atau rasul.
Sedangkan ar-rasyidin adalah bentuk jamak dari ar-rasyid yang artinya orang yang mendapat petunjuk. Jadi menurut bahasa, Khulafaur Rasyidin adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin, atau penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Allah.
Mengutip dari Fatah Syukur dalam Sejarah Peradaban Islam (2011) hal.50, dijelaskan arti Khulafaur Rasyidin atau Al-Khulafa ar-Rasyidin adalah para pengganti Rasul yang cendekiawan. Para Khulafaur Rasyidin ini merupakan orang-orang Muslim yang terdahulu sangat dekat dengan Rasul, bahkan mereka selalu mendampingi beliau saat menjalani tugas.
Sementara itu, Machfud Syaefuddin dalam Peradaban Islam (2013) hal.29 menjelaskan bahwa Khulafaur Rasyidin termasuk para pemimpin pengganti Rasul yang mengatur kehidupan umat manusia. Mereka akan bertindak menegakkan keadilan, bersikap bijaksana dan cerdik, serta selalu melaksanakan tugas dengan benar karena mendapat petunjuk dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Jika sebelumnya tugas Rasul terdiri dari urusan kenabian dan kenegaraan, para Khulafaur Rasyidin hanya fokus pada kenegaraan serta keagamaan saja.
Tokoh Teladab pada Masa Khulafaur Rasyidin
Dilansir dari arsip Detikcom, Khulafaur Rasyidin bertugas menggantikan kepemimpinan Rasulullah dalam masalah kenegaraan, yaitu sebagai kepala negara atau pemerintahan dan pemimpin agama. Selama masa kepemimpinan, para khalifah banyak mencatatkan prestasi bagi peradaban Islam.
Sebagai umat muslim, sudah sepatutnya bagi kita untuk mengambil hikmah dari kemajuan-kemajuan yang dicapai Islam. Berikut empat tokoh Khulafaur Rasyidin:
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang pertama kali memeluk agama Islam atau As-Sabiqunal Awwalun. Ia merupakan sahabat Rasulullah yang paling setia dan sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri.
Ibnu Abbas menuturkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Andai saja aku boleh mengambil khalil (kekasih) selain Allah, pasti aku akan memilih Abu Bakar Ah-Shiddiq, tetapi ia adalah saudaraku dan sahabatku'.
Atas izin Allah, Abu Bakar memerintah tentara dan panglimanya kepada kaum murtad dan penguasa yang zalim untuk diperangi. Hingga akhirnya keburukan hilang dan kebenaran kembali bersinar. Dengan begitu ajaran Islam di Jazirah Arab semakin luas.
Kepemimpinan Abu Bakar juga memberikan jasa terbesarnya, yaitu mengumpulkan Al-Qur'an. Ia memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit agar menggabungkan al-Qur'an dari berbagai tempat penulisan, baik di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal kaum muslim.
Peristiwa tersebut terjadi setelah para penghafal Al-Qur'an banyak yang wafat dalam peperangan Yamamah. Sehingga Abu Bakar khawatir jika penghafal Al-Qur'an semakin sedikit, sehingga mengakibatkan hilangnya sebagian besar ayatnya.
2. Umar bin Khattab
Pengangkatan Umar bin Khattab menjadi khalifah melalui proses musyawarah. Abu Bakar memberi usulan agar Umar bin Khattab menjadi penggantinya, lalu diserahkan kepada persetujuan umat Islam.
Umar bin Khattab meraih prestasi dalam sejarah perluasan wilayah kekuasaan. Suriah ditundukkan oleh pasukan Islam pada tahun 636 M. Penaklukan juga dilakukan di Hamah, Qinnisrin, Laziqiyah, dan Aleppo. Tak hanya itu, Baysan dan Yerussalem juga dikepung selama empat bulan, hingga akhirnya menyerahkan diri.
Pada masanya, Umar bin Khattab mendirikan beberapa dewan, baitul mal, mencetak uang, membentuk kesatuan tentara untuk melindungi perbatasan, mengatur gaji, mengangkat para hakim dan menyelenggarakan hisbah, yakni mengawasi pasar.
Khalifah Umar meletakkan prinsip demokratis dalam pemerintahannya. Bukan hanya pandai menciptakan peraturan baru, ia juga memperbaiki dan mengkaji ulang kebijaksanaan yang berlaku jika diperlukan demi tercapainya kemaslahatan umat Islam.
3. Utsman bin Affan
Utsman bin Affan memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah satu sahabat Rasulullah. Kekhalifahan Utsman bin Affan mempersembahkan karya terbaik kepada umat Islam, yakni menyusun pembukuan Al-Qur'an.
Hal itu dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan dalam bacaan Al-Quran. Hingga akhirnya dewan penyusunan Qur'an membuat sejumlah salinan naskah Al Qur'an untuk dikirimkan ke berbagai wilayah sebagai pedoman yang benar.
Pada masa khalifah Utsman, perluasan wilayah Islam juga terus dilanjutkan. Daerah strategis yang telah dikuasai Islam, seperti Mesir dan Irak terus dilindungi dan dikembangkan.
4. Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib masuk Islam ketika masih belia. Ia merupakan kalangan anak-anak pertama yang masuk Islam, sehingga termasuk golongan As-Sabiqunal Awwalun.
Ali merupakan keponakan dan menantu Nabi Muhammad. Ia adalah putra Abu Thalib bin Abdul Muthalib, yakni paman Rasul. Dan ia juga menikahi putri Rasulullah, yakni Fatimah Az-Zahra.
Diriwayatkan dari Sa'ad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, dari Ibrahim bin Sa'ad bin Waqqash, dari ayahnya yang menuturkan bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Ali: 'Apakah engkau tidak ridha kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun disisi Musa?'.
Pada masa kekhalifahannya, Ali bin Abi Thalib menarik kembali tanah hibah yang telah dibagikan Utsman bin Affan kepada kerabatnya ke kepemilikan negara. Ia juga menurunkan gubernur yang tidak disenangi rakyat.
Demikian penjelasan mengenai Khulafaur Rasyidin beserta tokoh teladannya. Semoga kita bisa mencontoh sifat dari keempat Khalifah tersebut agar tetap istiqomah di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Acara Habib Rizieq di Pemalang Ricuh, 9 Orang Luka-1 Kritis