Surat Ali Imran Ayat 97: Jelaskan Kewajiban Haji bagi yang Mampu

Surat Ali Imran Ayat 97: Jelaskan Kewajiban Haji bagi yang Mampu

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Senin, 19 Jun 2023 08:00 WIB
General view of the Grand Mosque during the holy month of Ramadan, in the holy city of Mecca, Saudi Arabia, April 16, 2023. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY     TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi ibadah haji (Foto: VIA REUTERS/SAUDI PRESS AGENCY)
Jakarta -

Surat Ali Imran ayat 97 menerangkan tentang kewajiban ibadah haji bagi umat Islam yang mampu. Seperti yang diketahui, haji termasuk ke dalam rukun Islam kelima.

Jelas sudah seberapa pentingnya ibadah haji bagi kaum muslimin yang mampu. Dalam buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah susunan Ahmad Sarwat, bila seorang muslim tidak mampu menunaikan haji maka gugur kewajibannya.

Maksud dari mampu ini tidak hanya dari segi harta, melainkan juga fisik dan ilmu seperti diterangkan oleh Sayyid Sabiq melalui Fiqih Sunnah 3. Agar lebih jelasnya, simak bahasan mengenai makna dan tafsir yang terkandung pada surat Ali Imran ayat 97.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat Ali Imran Ayat 97: Maqam Ibrahim-Kewajiban Haji bagi yang Mampu

فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Arab latin: Fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm, wa man dakhalahụ kāna āminā, wa lillāhi 'alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā'a ilaihi sabīlā, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun 'anil-'ālamīn

ADVERTISEMENT

Artinya: "Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam,"

Menurut tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), dalam surat Ali Imran ayat 97 dijelaskan juga mengenai bukti bahwa Nabi Ibrahim AS yang mendirikan Ka'bah dengan adanya maqam Ibrahim di samping Baitullah. Maqam tersebut berupa sebuah batu yang dipergunakan untuk tempat berdiri Nabi Ibrahim AS ketika mendirikan Ka'bah bersama dengan Nabi Ismail AS yang tak lain merupakan putranya.

Bekas telapak kaki tersebut tetap ada dan dapat disaksikan hingga sekarang. Selain itu, pada Ali Imran ayat 97 disebutkan bahwa siapa pun yang masuk ke tanah Makkah atau Tanah Haram maka keamanan dirinya terjamin dari bahaya musuh. Hal ini juga berlaku pada binatang-binatang yang tidak boleh diganggu di sana serta pepohonan yang tidak boleh ditebang.

Seusai Nabi Ibrahim AS mendirikan Ka'bah, Allah SWT memerintahkan beliau untuk menyeru kepada umat manusia agar berziarah ke Baitullah menunaikan haji. Ibadah ini dianjurkan oleh Nabi Ibrahim AS dan masih dilakukan hingga sekarang.

Lebih lanjut diterangkan, kaum muslimin yang mampu berkewajiban untuk haji sekali seumur hidup. Apabila mereka mengingkari kewajiban ibadah haji, maka mereka termasuk golongan yang dilaknat oleh Allah SWT.

Adapun, Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa pada surat Ali Imran ayat 97 Allah SWT menguraikan tentang petunjuk yang jelas mengenai kesucian dan keutamaan Ka'bah. Mendatangi Baitullah untuk tujuan ibadah haji merupakan kewajiban, apabila seorang muslim enggan maka ia sama seperti menentang perintah Allah dan menjadi orang yang merugi.

Selain surat Ali Imran ayat 97, tafsir surat-surat lainnya bisa dilihat dalam fitur Qur'an Online detikHikmah.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads