5 Adab ketika Adzan bagi Muadzin, Catat Ya!

5 Adab ketika Adzan bagi Muadzin, Catat Ya!

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 18 Jun 2023 15:00 WIB
Muezzin Mustafa Kader recites the call to prayer at the Cologne Central Mosque in Cologne, Germany, Friday, Oct. 14, 2022. The Islamic call to prayer is set to sound for the first time from one of Germany’s biggest mosques in Cologne on Friday — but at limited volume. It is part of a project agreed with authorities in the city that has one of the country’s biggest Muslim communities. (AP Photo/Martin Meissner)
Ilustrasi muadzin sedang mengumandangkan adzan (Foto: AP/Martin Meissner)
Jakarta -

Pada ajaran Islam, adzan menjadi penanda masuknya waktu salat. Dalam sehari, muadzin mengumandangkan adzan sebanyak 5 kali, yaitu pada Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.

Hukum dari adzan adalah fardhu kifayah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila telah masuk waktu salat, maka hendaklah salah seorang kalian beradzan dan hendaklah yang lebih besar menjadi imam," (HR Bukhari)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada sejumlah keutamaan dari mengumandangkan adzan sebagaimana dijelaskan dalam buku Dahsyatnya Shalat Subuh susunan Samir al-Qarni. Pada sebuah hadits Nabi SAW bersabda,

"Seandainya orang-orang tahu apa yang ada dalam adzan dan barisan pertama, kemudian mereka tidak mendapatinya kecuali dengan undian, niscaya mereka akan melakukan undian. Seandainya mereka tahu apa yang ada dalam bersegera dalam kebaikan niscaya mereka akan berlomba-lomba. Seandainya mereka tahu apa yang ada dalam shalat isya' dan subuh, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak," (HR Bukhari)

ADVERTISEMENT

Dalam kaitannya, ada sejumlah adab yang perlu dipahami bagi muadzin yang akan mengumandangkan adzan. Apa saja? Berikut bahasannya seperti dikutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam tulisan Arfiani.

5 Adab ketika Adzan bagi Muadzin

1. Niat yang Benar

Adab yang pertama yaitu berniat dengan benar dan hanya mengharap ridha Allah. Jangan mengharap materi atau kedudukan semata dari adzan yang akan dikumandangkan.

2. Bersuci

Selanjutnya ialah bersuci. Ketika hendak mengumandangkan adzan, muadzin harus dalam keadaan yang suci dan bersih.

3. Meninggikan Suara saat Mengumandangkan Adzan

Adzan adalah panggilan salat, maka seruan untuk beribadah itu harus lantang. Ini dimaksudkan agar suara adzan terdengar sampai jauh.

Dalam sebuah hadits Nabi SAW bersabda,

"Bilal biasa meletakkan kedua jarinya di telinga jika mengumandangkan adzan," (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Meletakkan kedua jari di telinga ketika mengumandangkan adzan membantu Bilal untuk meninggikan suaranya.

4. Tarji dalam Adzan

Tarji dalam adzan maksudnya muadzin mengucapkan dua kalimat syahadat yang pertama dengan suara rendah, kemudian meninggikan suara pada syahadat kedua.

5. Muadzin Menoleh ke Kanan dan Kiri

Ketika muadzin mengucapkan hayya 'alash shalaah ia menoleh ke kanan, lalu ketika mengucapkan hayya 'alal falaah ia menooleh ke kiri. Hal ini biasa dilakukan oleh Bilal.

Doa setelah Adzan

Berikut ini adalah bacaan doa setelah adzan lengkap dengan artinya yang bisa kita amalkan.

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ اِنَكَ لاَ تُخْلِفُ اْلمِيْعَاد"

Arab Latin: "Allahumma rabba haadzihid da'watit taammah. Wash shalaatil qaa-imah. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab'atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa'adtahu innaka la tukhliful mi'ad."

Artinya: "Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki salat yang didirikan. Berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia ke tempat yang terpuji sebagaimana yang Engkau telah janjikan,"




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads