Rasulullah SAW Meninggal di Pangkuan Istrinya, Bagaimana Kebenarannya?

Rasulullah SAW Meninggal di Pangkuan Istrinya, Bagaimana Kebenarannya?

Rahma Harbani - detikHikmah
Rabu, 14 Jun 2023 06:30 WIB
Ilustrasi Nabi Muhammad
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ramil110)
Jakarta -

Beberapa riwayat yang menceritakan kisah wafatnya Rasulullah SAW dalam beberapa versi. Salah satunya, ada yang mengisahkan saat Rasulullah SAW meninggal di pangkuan istrinya yang bernama Aisyah RA.

Rasulullah SAW wafat pada Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah. Duka itu menyelimuti umat Islam di Madinah hingga kesedihan mendalam bagi para sahabat seperti Umar bin Khattab dan Abu Bakar Ash Shiddiq.

Sebelum wafat, Rasulullah SAW mengalami sakit selama beberapa hari. Menurut Abu Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi dalam Sirah Nabawiyah, Rasulullah mulai jatuh sakit pada akhir bulan Safar tahun ke-11 Hijriah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aisyah bercerita, Rasulullah jatuh sakit usai mengunjungi pemakaman para sahabat di Baqi' al Gharqad. Setelahnya, beliau lalu menemui Aisyah di rumahnya.

Kala itu, Aisyah mengeluhkan rasa sakit di kepalanya. Kemudian, Rasulullah SAW menjawab, "Bahkan, demi Allah, kepalaku lebih sakit, wahai Aisyah."

ADVERTISEMENT

Nabi Muhammad SAW kemudian memanggil istri-istrinya dan meminta izin tinggal di rumah Aisyah selama sakit. Di rumah Aisyah inilah Rasulullah wafat.

"Maut datang kepada Rasulullah ketika kepala Beliau berada di pangkuanku," kata Aisyah.

Sebelum wafat, Rasulullah sempat pingsan sebentar, lalu tersadar. Saat sadar pandangan Nabi Muhammad mengarah ke atap rumah dan berkata, "Allahumma Ar-Rafiqal A'la (Ya Allah Dzat yang Maha Tinggi)." Setelah mengucapkan kalimat itu, Rasulullah wafat.

Mengutip Said Al-A'zhawi An-Nadawi dalam buku Aisyah: Kekasih yang Terindah, hadits lainnya menyebutkan bahwa Aisyah berkata, "Rasulullah SAW meninggal dunia di atas pangkuanku. Kuperhatikan wajah Beliau. Ternyata pandangan Beliau tertuju ke atas. Kemudian kutaruh kepala Beliau di atas bantal. Aku pun menangis bersama wanita-wanita lain sambil memukul dada dan wajahku." (HR Ahmad)

Pandangan Ahli pada Kisah Wafat Rasulullah

Pada dasarnya, M Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad mengatakan, riwayat-riwayat di atas dikemukakan dari sumber-sumber terpercaya yang diyakini kelompok Ahlussunah. Namun, riwayat tersebut tidak disepakati oleh sejarawan dan para kelompok Syiah.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa Rasulullah wafat di pangkuan Ali bin Abi Thalib RA. Hal ini dikemukakan Al Waqidi yang dikutip oleh Ibnu Sa'sd dalam Thabaqat-nya meski beberapa ulama tidak menerima riwayatkan karena dikenal tidak akurat dalam periwayatannya.

Rasulullah SAW dikisahkan meminta Ali mendekat lalu Beliau bersandar padanya. Ali bercerita, "Sampai-sampai sebagian ludah Beliau mengenai badanku. Tidak lama kemudian, Rasulullah SAW terjatuh memberati pangkuanku maka aku berteriak memanggil al Abbas." Ia pun membaringkan Rasulullah.

Sementara, riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah meninggal di pangkuan istrinya, Aisyah, menyatakan bahwa Aisyah kemudian mengambil bantal lalu meletakkan kepala Rasulullah di bantal itu. Aisyah lalu mengumumkan berita duka itu dengan suara keras.

Quraish Shihab menjelaskan, ada banyak riwayat yang sejalan maknanya dengan riwayat di atas. Hal ini menjadikan sebagian pakar hanya menyajikan riwayat-riwayat tersebut tanpa menilainya atau menguatkan salah satu dari kedua informasi yang bertentangan itu.

Meski demikian, kata Quraish Shihab, hal yang disepakati kedua pendapat adalah jasad Rasulullah SAW yang ditutup dengan kain berwarna hitam. Warna hitam tersebut juga disebutnya hanya warna kebetulan yang digunakan bukan sebagai tanda berkabung.

Wallahu'alam.




(rah/nwk)

Hide Ads