Renovasi Ka'bah Pertama, Kaum Quraisy Ributkan Hajar Aswad

Kristina - detikHikmah
Selasa, 13 Jun 2023 05:45 WIB
Ilustrasi renovasi Ka'bah. Foto: Getty Images/clu
Jakarta -

Ka'bah telah mengalami beberapa kali renovasi. Sejarah mencatat, renovasi pertama dilakukan oleh kaum Quraisy tepat lima tahun sebelum Rasulullah SAW diangkat sebagai nabi.

Diceritakan dalam Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, saat Rasulullah SAW berusia 35 tahun, orang-orang Quraisy sepakat untuk merenovasi Ka'bah. Kondisi Ka'bah saat itu berupa susunan batu setinggi 9 hasta (sekitar 4 meter) yang dibangun sejak Nabi Ismail AS.

Ka'bah juga tidak memiliki atap sehingga banyak pencuri yang suka mengambil barang-barang berharga yang tersimpan di dalamnya. Kondisi ini juga membuat bangunan Ka'bah semakin rapuh dan dindingnya pecah-pecah. Selain itu, banjir besar melanda Makkah hingga airnya meluap ke Baitul Haram.

Sementara itu, orang-orang Quraisy diliputi kebimbangan antara merenovasi Ka'bah atau membiarkannya dalam kondisi seperti itu. Mereka juga takut untuk merobohkannya.

Akhirnya salah seorang tokoh Quraisy, Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumi, merobohkan Ka'bah. Ketika tidak terjadi apa-apa padanya, orang-orang Quraisy kemudian ikut merobohkan setiap bangunan Ka'bah sampai Rukun Ibrahim. Ini kali pertama Ka'bah dirobohkan dan dibangun kembali dengan material baru.

Mereka membagi sudut-sudut Ka'bah dan mengkhususkan setiap kabilah memegang bagiannya sendiri-sendiri. Orang yang menangani pembangunan Ka'bah diketahui seorang arsitek berkebangsaan Romawi yang bernama Baqum.

Ketika pembangunan sampai di bagian Hajar Aswad, kaum Quraisy berselisih pendapat tentang siapa yang berhak mendapat kehormatan meletakkan Hajar Aswad di tempat semula. Perselisihan ini berlarut hingga empat atau lima hari tanpa ada keputusan. Bahkan hampir menjurus pada pertumpahan darah.

Salah seorang tetua dari bani Makhzum, Abu Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi, kemudian menawarkan jalan keluar dengan menyerahkan urusan peletakan Hajar Aswad ini pada orang yang pertama kali masuk lewat pintu masjid. Mereka pun menerima tawaran ini.

Ternyata Allah SWT menghendaki orang tersebut adalah Rasulullah SAW. Begitu mengetahui hal ini, orang-orang Quraisy berbisik-bisik, "Inilah Al-Amin. Kami ridha kepadanya. Inilah dia Muhammad."

Kaum Quraisy lalu mengabarkan kepada Rasulullah SAW mengenai apa yang harus beliau lakukan. Setelah mendengarnya, Rasulullah SAW meminta sehelai selendang lalu meletakkan Hajar Aswad tepat di tengah-tengah selendang.

Kemudian, beliau meminta para pemuka kabilah yang saling berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang, lalu beliau memerintahkan mereka mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, beliau mengambil Hajar Aswad dari kain tersebut dan meletakkannya di tempat semula. Inilah cara yang diridhai semua orang.

Menurut Sirah Nabawiyah yang disusun oleh Ibnu Hisyam, renovasi Ka'bah pertama ini menghasilkan Ka'bah berbentuk segi empat dengan tinggi mencapai 15 meter dan panjang setiap sisi dari Hajar Aswad dan sebaliknya adalah 10 x 10 meter. Hajar Aswad sendiri diletakkan di ketinggian 1,5 meter dari permukaan pelataran tempat thawaf.

Bangunan Ka'bah ini dikelilingi pagar dari bawah ruas-ruas bangunan setinggi 1/4 meter dan lebarnya kira-kira 1/3 meter. Pagar ini dinamakan Asy-Syadzarawan. Namun, kemudian orang-orang Quraisy meninggalkannya.



Simak Video "Assalamualaikum Baitullah, Kekuatan Doa di Tengah Kegelapan"

(kri/nwk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork