Kisah Detik-detik Wafatnya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam

Kisah Detik-detik Wafatnya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 10 Jun 2023 05:01 WIB
Ucapan Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW
Foto: Dok. iStock
Jakarta -

Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam (SAW) adalah rasul terakhir yang ditunjuk langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT) sebagai penyempurna agama-agama samawi sebelumnya.

Beliau merupakan satu-satunya manusia yang diutus menjadi rasul oleh Allah SWT. Dengan kesempurnaan akhlaknya, beliau juga merupakan Qudwah bagi seluruh umat manusia dari masa ke masa.

Kepergian Nabi Muhammad SAW di usianya yang ke 63 tahun lebih empat hari, sungguh meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi para sahabat dan seluruh umat Islam. Berikut adalah sinopsis detik-detik wafatnya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam kembali ke haribaan Ilahi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wafatnya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam

Dikutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Nabi Muhammad SAW telah menujukkan tanda-tanda perpisahan ketika beliau sedang melaksanakan haji wada'. Dan setelah itu, kesehatan Nabi Muhammad SAW sudah mulai menurun.

Awal bulan Shafar tahun 11 Hijriah, Rasulullah SAW pergi ke Uhud. Beliau sholat atas orang-orang yang mati syahid seperti orang yang hendak berpisah dengan orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal.

ADVERTISEMENT

Saat itu beliau naik ke atas mimbar dan berpidato, "Sesungguhnya aku lebih dahulu meninggalkan kalian, karena aku menjadi saksi atas kalian, dan demi Allah aku benar-benar akan melihat tempat kembaliku saat ini. Aku telah diberi kunci-kunci gudang dunia atau kunci-kunci dunia, dan demi Allah, aku tidak takut kalian akan musyrik sepeninggalku. Tetapi aku takut kalian akan bersaing dalam masalah ini."

Tepat hari Senin, tanggal 29 Shafar tahun 11 Hijriah sepulangnya Nabi Muhammad SAW dari Baqi', dalam perjalanan beliau mengeluhkan sakit di kepala dan suhu tubuhnya meningkat.

Nabi Muhammad SAW mengalami sakit selama beberapa hari. Pekan terakhir masa sakitnya beliau memutuskan untuk pindah ke rumah istri kesayangannya, yaitu Sayyidah Aisyah Radhiyallahu 'Anha.

Tepat lima hari sebelum wafat, suhu pada tubuh beliau semakin tinggi. Lalu beliau bersabda, "Guyurkan air dari manapun ke tubuhku, agar dapat menemui orang-orang dan memberikan nasihat kepada mereka."

Setelah merasa agak ringan, beliau pun masuk ke dalam masjid dengan kondisi kepala yang terikat, lalu beliau duduk di atas mimbar dan berpidato di hadapan orang-orang yang duduk dihadapan beliau.

Hari Kamis, tepat empat hari sebelum kepergiannya, sakit yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW tidak kunjung membaik. Di tengah sakitnya, Nabi Muhammad SAW tetap mengimami shalat lima waktu.

Namun, menjelang shalat Isya kondisi Nabi Muhammad SAW semakin bertambah parah, sehingga beliau tidak sanggup lagi untuk pergi ke masjid. Dan beliau meminta Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai imam.

Hadits Yang Menggambarkan Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Terdapat beberapa riwayat dalam literatur hadits yang menggambarkan perihal wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Sayyidah Aisyah RA berkata:

"Ketika Rasulullah sakit parah pada saat wafatnya, dia memasukkan tangan kanannya ke dalam air, kemudian dia menciumnya dan mengusapkannya ke wajahnya, lalu berkata, 'Tidak ada Tuhan selain Allah. Sesungguhnya kematian memang memiliki rasa sakit.'" [Hadits Riwayat Al-Bukhari]

Hadits tersebut menggambarkan kondisi Nabi Muhammad SAW yang sedang mengalami sakit parah dan bagaimana cara beliau menghadapinya dengan selalu mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Masih dikutip dari buku yang sama, karya Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, tibalah di detik-detik terakhir wafatnya Rasulullah SAW di pangkuan istri kesayangannya, Sayyidah Aisyah RA.

Hembusan Nafas Terakhir Rasulullah SAW

Di detik-detik terakhir, Sayyidah Aisyah menarik tubuh Rasulullah SAW ke pangkuannya. Sayyidah Aisyah mengatakan bahwa ini adalah limpahan nikmat yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepadanya. Karena Rasulullah SAW meninggal pada saat hari gilirannya, berada di rumahnya, berada dalam rengkuhan dadanya, dan Allah menyatukan ludah beliau dan ludah istri kesayangannya itu.

Ketika Abdurrahman bin Abu Bakar masuk, Sayyidah Aisyah melihat Rasulullah SAW melirik siwak yang ada pada tangan sahabat beliau tersebut.

Dan Sayyidah Aisyah pun menawarkan kepada beliau untuk menggosokkan siwak itu ke mulut Rasulullah SAW. Beliau pun mengiyakan dengan isyarat kepala. Digosokkanlah siwak itu perlahan pada mulut beliau.

Kemudian, Rasulullah SAW mencelupkan kedua tangannya ke dalam bejana berisikan air, yang ada di dekat tangannya dan diusapkanlah ke wajahnya seraya bersabda, "Tiada Ilah selain Allah. Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya."

Setelah bersiwak, kemudian beliau mengangkat tangan atau jari-jarinya dan mengarahkan pandangan ke langit-langit rumah. Terlihat bibir beliau bergerak-gerak seperti mengucapkan sesuatu.

Sayyidah Aisyah pun sempat mendengar apa yang beliau ucapkan. Rasulullah SAW berkata, "Bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka dari para nabi, shaddiqin, syuhada, dan shalihin. Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan Kekasih Yang Mahatinggi ya Allah, Kekasih Yang Mahatinggi."

Rasulullah SAW mengulang kalimat tersebut sebanyak tiga kali dan seketika tangan beliau melemah.

Saat sudah memasuki waktu dhuha dan cuaca sudah terasa panas, Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un, Rasulullah SAW berpulang kepada Kekasih Yang Mahatinggi, kembali ke haribaan Ilahi.

Rasulullah SAW tutup usia pada tanggal 8 Juni 632 M (12 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriah), di Madinah, Arab Saudi.

Demikian kisah wafatnya Rasulullah SAW, nabi terakhir dan penutup di antara nabi-nabi.




(hnh/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads