Mizab ar-Rahman adalah sebuah talang air yang berada di atas Ka'bah. Memanjatkan doa di bawahnya disebut mustajab.
M. Quraish Shihab dalam buku Haji dan Umrah bersama M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa di bagian atas Ka'bah tepat pada arah Hijr Isma'il terdapat sebuah talang air atau mizab. Talang ini juga dikenal dengan mizab ar-Rahman.
Mizab ar-Rahman ini berfungsi untuk memperlancar jalannya air saat hujan atau saat pencucian Ka'bah. Talang ini belum ada pada masa Nabi Ibrahim AS dan dibuat oleh suku Quraisy bersamaan dengan dibuatnya atap Ka'bah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir kali diperbaharui oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang di depannya terdapat tulisan Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim, sedangkan sisi kirinya tertulis kalimat dalam bahasa Arab yang artinya: "Talang ini diperbaharui oleh pelayan dua Tanah Suci, Fahd bin 'Abdul Aziz Al-Sa'ud, Raja Saudi Arabia."
Di bagian atasnya ditanam paku-paku kecil agar burung-burung tidak hinggap di atasnya. Talang yang berlapis emas itu mempunyai panjang keseluruhan 2,53 m, bagian yang tertanam di dinding Ka'bah 58 cm, panjang talang 1,95 m, tinggi 23 cm, dan lebarnya 26 cm.
Muhammad Abdul Hamid Asy-Syaqawi dan Muhammad Raja'i ath-Thahlawi dalam Al-Kakbah Al-Musyarrafah wa Al-Hajar Al-Aswad (Ru'yah 'Ilmiyyah) menjelaskan bahwa pancuran ini letaknya di barat daya Ka'bah, tepatnya 60 cm di bawah atap Ka'bah. Masyarakat menyebutnya mizab ar-Rahman.
Lebih lanjut dijelaskan, kedua sisi pancuran dilapisi lembaran kayu jati dengan ketebalan 2 cm dan lembaran emas 99,9 persen. Pancuran itu diperkuat dari tembaga yang kuat dan tidak karat setebal 4 mm. Dan tiap-tiap, palang diperkuat lagi dengan pengikat yang memiliki berat 660 gram.
Pada salah satu dari palang ini terdapat rangkaian perak seberat 2,5 kilogram, panjangnya 190 cm. Jumlah semua ikatannya yaitu 90. Secara umum, pancuran tersebut meniru bentuk pancuran Sultan Ahmad, sejarawan pada 1021 H/1612 M, dengan beberapa perbaikan.
Di mulut pancuran itu terdapat sebuah penopang bertakhtakan emas yang dari atasnya memancarkan air. Penopang ini dikirim dari Konstantinopel pada 981 H. Konon, ia terbuat dari emas murni.
Paku-paku ditancapkan di bagian atas pancuran untuk menghalau burung agar tidak hinggap di situ. Pancuran pertama dibuat oleh kaum Quraisy ketika membangun Ka'bah sebelum bi'tsah (pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul).
Pancuran Ka'bah ini telah melewati beberapa kali perbaikan. Pancuran terakhir dibuat oleh pemerintahan keluarga Saud atas perintah Sultan Utsmani, Abdul Majid ke-1 pada 1273 H/1856 M.
Agus Arifin dalam Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah mengatakan, sebagian ulama salaf berpendapat bahwa berdoa di bawah mizab (talang) merupakan tempat mustajabah.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa