Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan, gerhana bulan penumbra akan terjadi pada 5-6 Mei 2023. Umat Islam bisa mengerjakan sholat gerhana pada waktu tersebut.
Kabar mengenai gerhana bulan penumbra disampaikan oleh BMKG melalui laman resminya, Rabu (26/4/2023) lalu. BMKG menyebut, gerhana bulan penumbra ini bisa disaksikan di beberapa wilayah Indonesia.
Dalam Islam, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk mengerjakan sholat gerhana bulan. Beliau bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا
Artinya: "Jika kalian melihat gerhana (Bulan atau Matahari) tersebut, maka sholatlah." (HR Bukhari)
Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar turut menjelaskan mengenai anjuran sholat gerhana bulan, yakni bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Abdurrahman bin Samrah. Ia berkata,
"Aku mendatangi Nabi SAW dan Matahari telah mengalami gerhana, beliau mendirikan sholat dengan mengangkat kedua tangannya, kemudian beliau bertasbih, bertahlil, membaca takbir, bertahmid, dan berdoa sampai gerhana selesai, setelah selesai beliau membaca dua surah dan sholat dua rakaat." (HR Muslim)
Mayoritas ulama berpendapat, hukum melaksanakan sholat gerhana bulan adalah sunnah muakkad atau sunnah yang dikuatkan.
Menurut hadits Bukhari dan Muslim dari Aisyah dan Jabir, ada dua cara pelaksanaan sholat gerhana bulan atau sholat khusuf. Pertama, sholat dilakukan dua rakaat dengan cara seperti sholat sunnah biasa dan ini sudah sah.
Kedua, sholat gerhana dilaksanakan dua rakaat dan masing-masing rakaat membaca surah Al Fatihah dua kali dan ruku' juga dua kali. Namun, Nabi SAW mengerjakan cara yang kedua.
Tata Cara Sholat Gerhana Bulan
Melansir detikHikmah, berikut tata cara sholat gerhana bulan:
- Berniat di dalam hati.
- Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana sholat biasa.
- Membaca do'a iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surah Al Fatihah dilanjutkan membaca surah yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: "Nabi SAW menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana."(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901).
- Kemudian ruku' sambil memanjangkannya.
- Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal) sambil mengucapkan "Sami'allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd"
- Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surah Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
- Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya.
- Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).
- Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
- Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
- Salam.
- Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, bersedekah.
Niat Sholat Gerhana Bulan
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ مَأمُومًا لله تَعَالَى
Ushalli sunnatal khusuf rak'ataini makmuman lillahi ta'ala
Artinya: "Saya salat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah SWT."
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama