Jumlah Takbir Salat Idul Fitri dan Bacaannya

Jumlah Takbir Salat Idul Fitri dan Bacaannya

Nilam Isneni - detikHikmah
Jumat, 21 Apr 2023 20:00 WIB
Jamaah Tarekat Syattariah melaksanakan shalat Idul Fitri 1441 Hijriah di halaman Masjid Syaikhuna Habib Muda Seunagan Desa Peuleukung, Seunagan Timur, Nagan Raya, Aceh, Sabtu (23/5/2020). Jamaah Syattariah melaksanakan shalat Idul Fitri lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan Pemerintah karena didasarkan pada metode hisab Urfi Khumasi atau bilangan lima dalam kitab Tajul Muluk yang dianut jamaah Syattariah. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp.
Ilustrasi jumlah takbir saat salat Idul Fitri. Foto: ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS
Jakarta -

Salat Idul Fitri berjumlah dua rakaat dan hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan), pada salat Idul Fitri ini memiliki jumlah takbir yang berbeda di setiap rakaatnya. Berapakah jumlah takbir salat Idul Fitri?

Merujuk pada Kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, jumlah takbir pada salat Idul Fitri memiliki perbedaan di setiap rakaatnya. Pada rakaat pertama, setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca al-Fatihah, disunahkan membaca takbir sebanyak 7 kali.

Adapun pada rakaat kedua sebelum membaca surah al-Fatihah, disunahkan untuk bertakbir lima kali dengan mengangkat kedua tangan setiap kali takbir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini beberapa hadis yang menjelaskan mengenai takbir salat Idul Fitri:

- Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Amar bin Syu'aib meriwayatkan ketika salat Idul Fitri, Nabi Muhammad SAW bertakbir dua belas kali, tujuh kali pada rakaat pertama dan lima akli pada rakaat kedua. Beliau tidak mengerjakan salat sunah apapun, baik sebelum maupun sesudah salat Idul Fitri.

ADVERTISEMENT

- Abu Dawud dan Daruquthni meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

التَّكْبِيرُ فِي الْفِطْرِ سَبْعٌ فِي الْأُولَى وَخَمْسٌ فِي الْآخِرَةِ وَالْقِرَاءَةُ بَعْدَهُمَا كلْتَيْهما.

Artinya: "Membaca takbir pada salat Idul Fitri itu tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua, dan bacaan dilakukan sesudah itu." (HR Ibnu Majah)

Abu Ahmad Najieh dalam buku Fikih Mazhab Syafi'i juga menjelaskan mengenai hukum dari salat Idul Fitri.

Dalam sebuah riwayat disebutkan,

عَنْ أَبِي سَعِيدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى، فَأَوَّلُ شَيْ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوسٌ عَلَى صُفُوفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوصِيْهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ. فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْنَا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ رواه البخاري ومسلم

Artinya: "Bersumber dari Abu Sa'id al-Khudri RA, ia menuturkan, 'Pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah SAW selalu pergi ke tempat salat, dan yang pertama kali beliau kerjakan adalah salat. Kemudian beliau berpaling dan berdiri menghadap ke arah orang-orang yang semuanya masih duduk di barisan masing-masing. Lalu beliau memberikan nasihat, pesan, dan perintah kepada mereka. Jika beliau bermaksud mengirim sebuah pasukan untuk berperang, maka saat itu beliau akan mengirimnya. Atau, jika beliau memerintahkannya dan setelah itu beliau beranjak pulang.'" (HR Bukhari dan Muslim)

Waktu Pelaksanaan Salat Idul Fitri

Merujuk pada Kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, waktu pelaksanaan salat Idul Fitri ini dimulai sejak terbitnya matahari setinggi kira-kira tiga meter dan berakhir apabila matahari telah tergelincir (ke barat).

Hal ini dijelaskan oleh Ahmad bin Hasan Banna' yang meriwayatkan dari Jundab, "Rasulullah SAW salat Idul Fitri bersama kami ketika posisi matahari tingginya kira-kira dua penggalah (seukuran dua tombak yang kira kira seukuran 3 meter) dan salat Idul Adha ketika posisi matahari tingginya kira-kira sepenggalah.

Sunah yang Dapat Dilakukan sebelum Salat Idul Fitri

1. Disunahkan untuk mandi, memakai wangi-wangian, dan mengenakan pakaian yang terbaik.

Ibnul Qayim berkata, "Pada kedua Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha), Rasulullah SAW biasa mengenakan pakaian yang terbaik dan ada sepasang pakaian beliau yang khusus digunakannya pada salat Hari Raya dan salat Jumat."

2. Disunahkan makan sebelum salat Idul Fitri

Anas RA meriwayatkan bahwa pada waktu Iduk Fitri, Rasulullah SAW tidak berangkat ke tempat salat sebelum beliau memakan beberapa biji kurma dengan jumlah yang ganjil. (HR Bukhari)

3. Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang salat

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa apabila Nabi Muhammad SAW pergi salat Idul Fitri, ketika pulang beliau menempuh jalan yang berlainan dengan jalan yang beliau lalui ketika pergi."(HR Ibnu Majah)




(kri/kri)

Hide Ads