Umat Islam akan mendirikan salat sunnah Id pada Hari Raya Idul Fitri. Salat Id punya beberapa ketentuan, salah satunya terkait waktu mengerjakannya. Kapan waktu terbaik pelaksanaan salat Idul Fitri?
Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani melalui kitabnya, Shalaatul Mu-min Mafhuum wa Fadhaa-il wa Aadab wa Anwaa' wa Ahkam wa Kaifiyyah fii Dhau-il Kitaab was Sunnah, menukil beberapa pandangan ulama terkait waktu salat Idul Fitri dan Idul Adha.
Seperti yang dikatakan Ibnu Bathal, "Para fuqaha telah bersepakat bahwa salat Id itu tidak boleh dikerjakan sebelum matahari terbit dan tidak juga pada saat terbit, tetapi mereka membolehkan pelaksanaannya pada saat dibolehkannya salat sunnah."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibnu Qudamah juga berpemahaman, "Waktu pelaksanaan salat Id adalah ketika matahari naik dan berakhir sampai waktu zawal (posisi matahari persis di atas kepala atau waktu dzuhur). Jika tidak mengetahui waktu itu kecuali setelah waktu zawal, hendaklah imam berangkat keesokan harinya dan salat bersama jemaah."
Dalam riwayat shahih yang dikeluarkan oleh ath-Thabrani disebutkan pula waktu pengerjaan salat Id yaitu ketika waktu salat Dhuha.
Dari penjelasan sejumlah ulama tersebut, diketahui pengerjaan salat Id dimulai ketika matahari naik setinggi satu tombak hingga berakhir di waktu Dzuhur.
Waktu Utama Salat Idul Fitri dan Idul Adha
Masyarakat Indonesia sendiri biasa mendirikan salat Id, baik Idul Fitri maupun Idul Adha pada pagi hari, sekitar pukul 07.00 pagi. Umumnya salat Idul Fitri sedikit lebih siang dari Idul Adha. Waktu pelaksanaan salat Id sendiri telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Jundab, ia mengatakan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا الْفِطْرَ وَالشَّمْسُ عَلَى قَيْدِ رُمْحَيْنِ وَالْأَضْحَى عَلَى قَيْدِ رُمْحٍ
Artinya: "Nabi SAW pernah mengerjakan salat Idul Fitri bersama kami dan pada saat itu matahari setinggi dua tombak. Sedangkan pada salat Idul Adha, matahari baru setinggi satu tombak."(Disebutkan dalam kitab Al-Adhaahii karya Hasan bin Ahmad al-Bana)
Menukil Kitab Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq mengutip pendapat Syaukani terkait hadits di atas, "Hadits ini merupakan hadits yang paling baik dalam menjelaskan ketentuan waktu salat hari raya. Hadits ini menegaskan bahwa disunnahkan menyegerakan salat Idul Adha dan melambatkan salat Idul Fitri."
Sa'id Al-Qahthani dalam bukunya mengemukakan waktu salat Id dalam hadits di atas merupakan waktu terbaik pelaksanaan salat Id, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
"Yang afdhal (lebih utama) adalah menyegerakan salat Id Adha jika matahari sudah naik sekitar setinggi tombak, dan mengakhirkan salat Idul Fitri ketika matahari sudah naik sekitar setinggi dua tombak," jelasnya.
Matahari naik sekitar setinggi tombak dan dua tombak, tepatnya jam berapa?
Dalam Kitab Al-Fiqhu Muyassar fi Dhauil Kitab was Sunnah dan Kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu yang dinukil NU Online, satu tombak jika dikonversikan ke waktu kira-kira sejumlah seperempat sampai sepertiga jam, atau 15-20 menit sejak terbitnya matahari.
Misalnya, matahari terbit pukul 05.50 pagi. Setelah ditambah 20 menit (karena sekitar satu tombak), maka waktu salat Idul Adha utamanya pukul 06.10 pagi. Sementara untuk waktu salat Idul Fitri yang mana afdhalnya saat matahari setinggi dua tombak yakni ditambah 40 menit, sehingga baiknya dikerjakan pada jam 06.30 pagi.
Sehingga apabila ingin tahu waktu terbaik salat Idul Fitri dan Idul Adha, kita mesti mengetahui jam berapa matahari terbit.
Sunnah Mengundurkan Waktu Salat Idul Fitri
Berdasarkan hadits di atas, Rasulullah SAW mengundurkan waktu salat Idul Fitri, sementara beliau mengerjakan salat Idul Adha lebih awal. Mengapa demikian?
Ibnu Qudamah dalam buku karya Sa'id Al-Qahthani itu menjelaskan bahwa hal tersebut termasuk sunnah Nabi SAW. Ia mengatakan, "Disunnahkan untuk mendahulukan salat Idul Adha agar waktu berkurban dapat lebih lama. Disunnahkan mengakhirkan salat Idul Fitri supaya waktu mengeluarkan zakat fitrah lebih lama. Yang demikian itu merupakan pendapat Asy-Syafi'i dan saya tidak melihat adanya perbedaan pendapat mengenai hal tersebut."
Ibnu Utsaimin berkata, "Adapun pengakhiran waktu itu, karena pada hari raya Idul Fitri, orang-orang memerlukan adanya perluasan waktu untuk memperpanjang waktu pengeluaran zakat fitrah. Sebab waktu terbaik pengeluaran zakat fitrah adalah waktu pagi pada hari raya itu berlangsung, sebelum pelaksanaan salat Id. Yang demikian itu didasarkan pada hadits Ibnu Umar, 'Zakat (fitrah) itu diperintahkan supaya diberikan sebelum orang-orang berangkat ke tempat pelaksanaan salat (salat Id)."
Diketahui juga memang Hari Raya Idul Fitri terdapat amalan zakat fitrah dan waktu utamanya adalah sebelum pelaksanaan salat Id. Sehingga mengundurkan pengerjaan salat Idul Fitri lebih baik agar waktu zakat fitrah dapat ditunaikan lebih lama.
Begitu juga berkurban di saat Hari Raya Idul Adha yang dilangsungkan setelah salat sunnah Id. Waktu salat Id didahulukan supaya waktu penyelenggaraan kurban bisa lebih lama.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal