Meski umat Islam sudah banyak yang tahu mengenai apa itu Lailatul Qadar, tapi memungkinkan juga masih ada yang belum mengenalnya. Untuk itu, ketahui apa yang dimaksud malam Lailatul Qadar pada uraian berikut.
Lailatul Qadar menurut bahasa Arab, menukil Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag), terdiri dari dua kata; 'lailah' dan 'al-qadr'. 'Lailah' artinya malam, yakni mulai dari tenggelamnya matahari hingga terbit fajar. 'Lailah' juga bisa diartikan, hitam pekat.
Sementara 'al-qadr', berasal dari kata 'qadara/qadira-yaqduru/yaqdaru-qadran wa qudratan wa maqdiratan', yang berarti kuasa atau mampu, kadar banyaknya sesuatu, untung, nasib, kekayaan, dan kemuliaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
M. Quraish Shihab melalui Tafsir Al-Mishbah Jilid 15 mengemukakan setidaknya ada empat pendapat ulama mengenai makna 'al-qadr' dari segi bahasa; 1) Kemuliaan, bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan Al-Qur'an pada malam yang mulia. Al-Qur'an yang membuat malam tersebut mulia, sebagaimana Rasul SAW memperoleh kemuliaan dengan Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya.
2) Penetapan, Lailatul Qadar merupakan malam penetapan Allah SWT atas perjalanan hidup makhluk selama setahun. 3) Pengaturan, yaitu pada malam turunnya Al-Qur'an, Allah SWT mengatur strategi bagi Nabi SAW, guna mengajak manusia kepada kebajikan. 4) Sempit, yakni pada malam turunnya Al-Qur'an, malaikat begitu banyak yang turun dari langit, sehingga bumi penuh sesak bagaikan sempit.
Dari empat arti tersebut, Quraish Shihab mengatakan, "Kita dapat menerima keseluruhan pendapat di atas, yang memang didukung oleh penggunaan bahasa, namun yang pasti malam tersebut adalah malam mulia lagi hebat."
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam bukunya Syifa'ul 'Alil fi Masa'ilil Qadha wal Qadar wal Hikmah wat Ta'lil menyebutkan Lailatul Qadar adalah malam penentuan dan penetapan.
Juga ulama lain ada yang berpemahaman bahwa Lailatul Qadar artinya malam kemuliaan dan keagungan. Mengenai pendapat satu ini, Ibnul Qayyim mengemukakan, "Jika ulama ini menghendaki bahwa yang dimaksud Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan yang di dalamnya terdapat penenuan segala urusan, maka pendapatnya bisa dibenarkan."
"Akan tetapi, jika ia menghendaki bahwa yang dimaksud Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan saja, pendapatnya keliru. Pasalnya, dalam ayat di atas (QS Ad-Dukhan: 1-5), Allah SWT mengabarkan bahwa pada malam tersebut Dia menjelaskan dan memutuskan segala urusan yang penuh hikmah." imbuh Ibnul Qayyim.
Keistimewaan Lailatul Qadar
Bila dilihat dari penjelasan di atas, kemuliaan Lailatul Qadar didapat dari turunnya Al-Qur'an itu sendiri pada malam tersebut. Kemudian Quraish Shihab masih melalui Tafsirnya, mengemukakan keutaaman lain dari Lailatul Qadar.
"Kebaikan Lailatul Qadr jika dikaitkan dengan turunnya Al-Qur'an sungguh sangat jelas. Karena satu malam, yang mana cahaya wahyu Ilahi menerangi alam raya, memberi petunjuk kebahagiaan umat manusia -satu malam itu- jauh lebih baik dari 1000 bulan di mana kemanusiaan hidup dalam kegelapan syirik dan jahiliah, sebagaimana yang dialami manusia sebelum hadir wahyu Ilahi itu."
Di sini, ia menyebut Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan sebagaimana dalam Surat Al-Qadr ayat 3, tidak harus dipahami dengan sebenanya bulan yang berjumlah 1000 atau 83 tahun 4 bulan. Melainkan kebaikan malam Lailatul Qadar itu sangat banyak, dan saking banyaknya sampai manusia tak mampu membayangkannya.
Keistimewaan lain dari Lailatul Qadar juga termuat dalam Surat Al-Qadr ayat 4-5, yaitu turunnya malaikat ke bumi pada malam tersebut.
Quraish Shihab berdasarkan ayat tersebut mengatakan bahwa para malaikat dan Jibril turun ke bumi secara bergantian pada Lailatul Qadar dengan izin Allah SWT untuk mengatur banyak urusan.
Pada malam itu, ada juga yang menyebut para malaikat mendoakan tiap orang yang ditemuinya agar terbebas dari segala kekurangan lahir dan batin. Terdapat pula yang menerangkan dengan turunnya malaikat pada Lailatul Qadar, maka malam tersebut terasa penuh kedamaian. Wallahu a'lam.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Cerita Khalid Basalamah Mengaku Jadi Korban dalam Kasus Kuota Haji