Dikisahkan seorang teman penulis datang ke suatu bank, dia dilayalani salah seorang officernya. Setelah sekian lama berhubungan dan makin saling kenal, officer tersebut sering mengungkapkan keluh kesahnya tentang, target yang tinggi, suasana kantor dan kadang dikeluhkan juga hal-hal kecil yang semestinya tidak perlu.
Seseorang menghadapi kenyataan hidup tidak semua seperti yang diharapkan, kadang hal itu jauh dari harapannya. Kecewa timbul karena tidak sesuai harapan, padahal ia menganggap sudah berupaya maksimal. Tidak sedikit orang yang memprotes hasil, padahal itu merupakan ketetapan Allah Swt. bukannya ridha, malah menganggap perlakuan pada dirinya tidak adil.
Baca juga: Sengsara Membawa Bahagia |
Keluh kesah itu dilarang dalam ajaran Islam sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Ma'arij ayat 19 dan 20 yang artinya, " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir." Dan selanjutnya, " Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai seorang yang beriman, tentunya kita tidak seharusnya mengeluh. Sebab apa yang terjadi belum tentu buruk bagi kita. Allah Swt. lebih mengetahui apa-apa yang baik bagi hambanya, bukan baik bagimu dengan ukuran sesuai hasrat. Ingatlah bahwa nikmat yang dianugerahkan Allah Swt. sangat banyak jika mensyukurinya. Sebagaimana firman-Nya dalam surah an-Nahl ayat 18 yang artinya, "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Tidak menerima keadaan yang terjadi, itu sama dengan tidak mengimani ketetapan-Nya. Apakah pantas kita bersikap seperti ini? Kecewa karena keberadaan kita dalam organisasi belum berperan, maka introspeksi diri merupakan jalan terbaik untuk menjadikan berperan dan berkontribusi pada organisasi tersebut. Sikap mengeluh ( tentu diutarakan pada seseorang ) akan membuahkan aura negatif, kadangkala objek yang dikeluhkan berhubungan dengan personal maka kelemahan personal tersebut menjadi fokus keluhan. Tidak pernah terjadi seseorang yang berkeluh kesah akan mencapai puncak karier, biasanya akan berhenti pada titik tertentu saat ia sering berkeluh kesah.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam bukunya Futuhal Ghaib mengatakan, "Jangan keluhkan kesusahan yang menimpamu kepada siapapun, baik kawan maupun lawan. Jangan salahkan Tuhan atas takdir-Nya bagimu dan atas ujian yang ditimpakan-Nya kepadamu. Ungkapkan semua kebaikan yang Dia limpahkan kepadamu, dan segala puji syukurmu atas semua itu."
Menumpahkan keluh kesah pada sesama makhluk, apakah dia bisa membantu menyeleseikan keluhanmu? Tentu jawabanya, "Tidak." Karena bersandar pada sesama itu perbuatan sia-sia dan menuju ke syirik. Bersyukur dan bersabar saat ditimpa musibah atau ujian lainnya, menjadikan kita bersikap tenang dan "dewasa."
Berkeluh kesah atas keadaanmu yang berbeda dengan harapanmu, itu tindakan yang membuang waktu. Selalu ingatlah bahwa betapa besar nikmat dunia yang diberikan-Nya tanpa kau syukuri, sehingga kenikmatan itu tidak kau rasakan. Jangan bersandar pada ciptaan-Nya, jangan merasa bahagia, dan jangan menyenanginya. Semua itu kau sandarkan dirimu pada yang fana ( tidak kekal ), kau akan terjerumus dalam kehinaan karena Allah Swt. murka pada dirimu yang berpaling dari-Nya. Kenikmatan itu tertulis juga pada surah Ibrahim ayat 34 yang intinya hampir sama dengan dengan surah an-Nahl ayat 18 tersebut di atas.
Kita dilarang melihat orang lain atau meminta bantuan agar musibah/ujian yang dihadapi menemukan solusi, karena mereka tidak kuasa memberikan manfaat. Segala sesuatu adalah ciptaan-Nya. Keberadaan makhluk sampai detik inipun semata-mata karena kehendak-Nya. Oleh karena itu mintalah / mohonlah pada Sang Pencipta agar engkau selalu dalam lindungan-Nya. Orang yang berkeluh kesah, bisa dikatakan jauh dari bahagia, dan kebahagian itu adalah dambaan setiap orang. Dari cendekiawan, orang awam yang membanting tulang, para pemimpin sampai kaum papa yang berteduh di gubuk tua; semuanya menginginkan kebahagiaan menjadi miliknya.
Generasi yang bahagia tentu menjadi generasi yang tidak berkeluh kesah, untuk itu semailah generasi muda muslim yang produktif dan bahagia. Semoga Allah Swt. membimbing dan memberi petunjuk untuk menjadi hamba yang tidak berkeluh kesah.
Aunur Rofiq
Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi