Pusat Astronomi Internasional atau International Astronomy Center (IAC) mengumumkan mayoritas negara Islam, utamanya Timur Tengah memprediksi Idul Fitri 1444 H jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023.
Melansir Gulf News, Kamis (13/4/2023), pusat astronomi berbasis Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) itu menyebut kemungkinan bulan sabit (hilal) Syawal akan terlihat di sebagian besar negara Islam pada Kamis, 20 April. Sehingga tanggal tersebut bisa menjadi akhir bulan Ramadan.
Jika hilal benar terlihat, 1 Syawal 1444 H atau Lebaran Idul Fitri di mayoritas negara Islam akan bertepatan pada hari Jumat, 21 April 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi di wilayah Asia dan Australia, mereka jelaskan kemungkinan hilal tidak akan tampak pada tanggal tersebut meski melihatnya dengan mata telanjang atau melalui bantuan teleskop. Apabila hilal tak terlihat di tanggal 20 April, maka Idul Fitri jatuh pada 22 April 2023.
Prediksi Pusat Astronomi Internasional sesuai dengan PP Muhammadiyah
Jauh hari sebelumnya, PP Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan Syawal bertepatan dengan hari Jumat, 21 April 2023. Sehingga akhir berpuasa Ramadan menurut mereka yakni 29 Ramadan 1444 H atau pada hari Kamis, 20 April 2023.
Diketahui dalam menentukan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, melansir laman resminya, Kamis (13/4/2023).
Metode hisab hakiki ini mengacu pada gerak faktual bulan di langit sehingga bermula dan berakhirnya bulan Kamariah berdasarkan pada kedudukan atau perjalanan bulan.
Penggunaan hisab hakiki oleh Muhammadiyah karena perhitungan yang dilakukan terhadap peredaran bulan dan matahari menurut hisab ini harus sebenar-benarnya da setepat-tepatnya berdasarkan kondisi bulan dan matahari pada saat itu.
Muhammadiyah berpedoman hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal, yaitu matahari terbenam lebih dulu daripada bulan meskipun hanya berjarak satu menit atau kurang.
Lebih lanjut dijelaskan, dengan hisab hakiki kriteria wujudul hilal, maka bulan Kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terpenuhi tiga syaratnya secara kumulatif, yakni; 1) telah terjadi ijtima', 2) ijtima' terjadi sebelum matahari terbenam, dan 3) pada saat matahari terbenam, bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
Jika salah satu dari tiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka bulan berjalan digenapkan menjadi 30 hari dan bulan baru Kamariah dimulai lusanya.
BRIN Perkirakan Idul Fitri 2023 di Indonesia akan Ada Perbedaan
Meski Muhammadiyah telah menetapkan tanggal pasti untuk Lebaran Idul Fitri, pemerintah Indonesia dan ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) belum memastikannya, lantaran menggunakan metode berbeda.
Mengutip laman Kementerian Agama (Kemenag), diketahui pemerintah dan NU memakai dua metode dalam menentukan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah, yakni hisab dan metode rukyat. Sejak tahun 2022, pemerintah mulai merujuk pada MABIMS dengan kriteria barunya yaitu tinggi bulan 3 derajat dan elongasi bulan 6,4 derajat.
Sehingga dalam pelaksanaannya, pemerintah Indonesia akan menggelar terlebih dahulu sidang isbat pada 29 Ramadan untuk menetapkan hasil awal Syawal. Untuk tahun ini, sidang penentuan Syawal akan dilakukan pada Kamis, 20 April 2023.
Thomas Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui laman BRIN, mengungkapkan ada potensi perbedaan waktu Idul Fitri 2023 ini. Menurutnya, karena posisi bulan di Indonesia kemungkinan belum memenuhi kriteria baru MABIMS di atas.
"Namun, posisi bulan itu sudah memenuhi kriteria wujudul hilal. Apabila merujuk kriteria baru MABIMS, maka lebaran jatuh pada 22 April 2023, sedangkan bila merujuk wujudul hilal, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023," ujarnya.
Lebih lanjut, Thomas kemukakan sebab perbedaan penentuan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha yang terus berulang, lantaran belum adanya kesepakatan bersama terkait kriteria awal tahun Hijriah.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal