Ramadan merupakan bulan mulia yang memiliki banyak keistimewaan. Di antaranya, bulan ini punya sejumlah sebutan atau nama yang disandarkan. Apa saja?
Sebelumnya, mari kita ketahui makna penamaan Ramadan itu sendiri.
Syaikh Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Syaikh Abdul Wahhab Sayyed Hawwas dalam buku Al-Wasith fil Fiqhi Al-'Ibadat mengemukakan arti 'ramadan' menurut bahasa berasal dari kata 'ar-ramadh' yakni batu yang panas kerena teriknya matahari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibnu Duraid menambahkan, "Ketika orang-orang mengadopsi nama-nama bulan dari bahasa kuno secara sima'i dengan zaman (masa) yang ada dalam bulan itu, maka bulan Ramadan bertepatan dengan masa panas terik, lalu dinamakanlah dengan 'ramadan',"
Ada pula ulama yang berpendapat 'ramadan' diambil dari kata 'ramadhash shaa-im' artinya panasnya orang yang puasa, maksudnya ketika tenggorokannya panas lantaran sangat haus. Juga ada yang berpandangan bahwa bulan Ramadan dinamakan demikian sebab ia membakar dosa-dosa manusia.
Ibnul Jauzi dalam bukunya Bustanul Wa'izhin, turut menjelaskan makna 'ramadan' yang dinukil dari pandangan ulama lain, "Ramadan disebut demikian, karena ia bulan penyucian tubuh dan penyucian hati. Kata ini diambil dari kata 'ramadh' artinya hujan yang datang sebelum musim gugur."
Selain itu, ada yang mengatakan, "Kata 'ramadha' satu makna dengan kata 'rafadha', termasuk ke dalam dua kata yang hurufnya sama-sama saling berdekatan, maknanya adalah menolak. Di bulan itu, satu kaum ada yang menolak untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya, ada pula kaum lainnya yang menolak untuk menuju tempat yang dimurkai Allah."
Sementara Ramadan sendiri merupakan satu-satunya bulan yang namanya disebutkan dalam Al-Qur'an secara jelas, yakni dalam Surat Al-Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ ... - 185
Latin: Syahru ramaḍānal-lażī unzila fīhil-qur'ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān(i)
Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)..."
Nama Lain Bulan Ramadan
Masih dari buku Bustanul Wa'izhin, terdapat sejumlah nama lain bagi bulan Ramadan, yaitu; syahr al-iiqaan (bulan keyakinan), syahr al-Qur`aan (bulan turunnya al-Qur'an), syahr al-ihsaan (bulan kebaikan), syahr ar-ridhwan (bulan keridhaan), syahr al-ghufraan (bulan ampunan), syahr ighaatsat al-lahfaan (bulan pertolongan untuk yang membutuhkan), syahr at-tausi'ah 'ala ad-dhaifaan (bulan menghormati tamu), syahr tuftah fiihi abwaab al-Jannah (bulan dibukakan pintu surga), bulan dibelenggunya setan, serta syahr al- amaan wa adh-Dhiman (bulan keamanan dan jaminan).
Mengutip laman NU Online, disebutkan pula nama-nama bulan Ramadan yang diambil dari sejumlah hadits Nabi SAW, seperti; bulan Al-Qur'an (syahrul qur'aan), bulan puasa (syahrush shiyaam), bulan sholat malam (syahrul qiyaam), bulan doa, bulan rahmat, bulan ampunan, bulan sabar, bulan sedekah, bulan rezeki, bulan kedermawanan (syahrul muwaasah), bulan jihad, bulan keberkahan (syahrul barakah), bulan masjid, tuannya bulan-bulan (sayyidusy syuhuur), bulan ibadah, dan bulan kebaikan (syahrul khair).
Adapun dalam buku Al-Mursyid Al-Wajiz fi At-Tarikh wa Al-Hadharah Al-Islamiyyah karya Salamah Muhammad Al-Harafi Al-Ballawi, ada beberapa sebutan untuk bulan Ramadan.
1. Natiq
Disebut demikian lantaran bulan ini membuat mereka kaget dan terkejut (nataqa yantiqu) dengan cuacanya yang amat panas. Terdapat pula yang menerangkan bulan Ramadan disebut 'natiq' karena banyaknya harta yang diperoleh orang Arab pada bulan ini.
'An-Natiq' berarti juga 'Al-Jadzbu' (menarik), karena bulan Ramadan ini menarik orang-orang menuju kepada suatu keadaan yang berbeda dari kondisi mereka sebelumnya.
2. Nathil
Dikatakan bahwa orang Arab asli di zaman terdahulu menyebut Ramadan dengan julukan demikian. Jika dilihat dari segi bahasa, 'nathil' berarti setegukan air dan nabidz.
3. Az-Zahir
Dinamakan 'az-zahir' lantaran dahulu kala orang Arab pedalaman melihat kedatangan hilal Ramadan bertepatan dengan musim tumbuhan berbunga.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama
4 Sifat Nabi Muhammad SAW yang Patut Diteladani