Benarkah Kucing Tak Masuk Surga meski Jadi Hewan Kesayangan Nabi?

Benarkah Kucing Tak Masuk Surga meski Jadi Hewan Kesayangan Nabi?

Nilam Isneni - detikHikmah
Rabu, 05 Apr 2023 12:00 WIB
Close up. A cat look at sunset with beautiful light glowing on its head, desert landscape as background. Created in Petra, Jordan, 12/22/2019
Kucing, hewan yang disebut tidak akan masuk surga. Foto: Getty Images/iStockphoto/Xianghong Garrison
Jakarta -

Kucing menjadi salah satu hewan favorit yang dipelihara oleh manusia, bahkan Rasulullah SAW sangat suka memelihara kucing. Ada pendapat yang menyebut, kucing kelak tidak akan masuk surga. Benarkah demikian?

Merangkum arsip berita hikmah detikcom yang mengutip dari situs Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan Jabatan Perdana Menteri, Malaysia, alasan kucing tidak masuk surga bersandar pada hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA.

Hadits ini terdapat dalam Kitab Tafsir Al Thabari, yang menyebut,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

إن الله يحشر الخلق كلهم، كل دابة وطائر وإنسان، يقول للبهائم والطيركونوا ترابًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua makhluk pada hari akhirat kelak. Yaitu setiap hewan, burung-burung, dan juga manusia. Lalu Allah berkata kepada hewan-hewan dan juga burung, "Jadilah kamu tanah."

ADVERTISEMENT

Dijelaskan lebih lanjut, hadits tersebut mengabarkan bahwa kondisi hewan ketika di akhirat kelak akan berbeda dengan manusia. Nantinya setiap perbuatan baik dan buruk hewan tidak akan dihitung dan mendapatkan suatu balasan.

Dalam hal ini, Ulama Fiqih Syekh Muhammad bin Shalik al-'Utsaimin mengartikan, kucing tidak akan bisa masuk surga layaknya tiap manusia yang bertakwa.

Adapun, Imam Muslim dalam Kitab Shahih-nya meriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Pada hari kiamat, semua hak akan diberikan kepada pemiliknya, bahkan dari binatang bertanduk kepada yang tidak bertanduk."

Sementara itu, Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya sebagaimana dinukil 'Umar Sulaiman al-Asyqar dalam Kitab Al-Yaum al-akhir al-Qiyamat al-Syughra wa alamat al-Qiyamah al-Kubra bahwa kisas (balasan atas setiap perbuatan) akan diberlakukan bagi semua makhluk. Termasuk binatang yang bertanduk dan tidak.

Terlepas dari masuk tidaknya kucing ke surga, hal itu tidak membatasi pertemuan antara pemilik dan hewan peliharaannya di surga kelak. Ada sebuah riwayat yang mengisahkan seorang Arab Badui yang mencintai unta, ia bertanya kepada Rasulullah SAW apakah kelak di surga ada unta.

Rasulullah SAW menjawab,

يا أعرابيّ إنْ يُدْخِلْكَ اللهُ الجَنَّةَ إنْ شاءَ اللهُ فَفِيها ما اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنَاك

Artinya: "Wahai Arab Badui, sekiranya Allah SWT memasukkan kamu ke dalam surga Insya Allah, maka di dalamnya terdapat apa saja yang kamu kehendaki dan melezatkan pemandangan matamu."

Pendapat lain menyebut, berbagai jenis hewan termasuk kucing bisa menjadi sumber amal baik bagi seorang muslim. Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang menyayangi binatang termasuk kucing.

Merujuk dari Syaifuddin al Indunisi dalam buku Nabi Muhammad Sang Penyayang, dahulu ada seekor kucing yang sangat suka berada di dekat Nabi Muhammad SAW. Suatu saat binatang ini ketiduran di atas bajunya, lantas ketika hendak berdiri beliau tidak ingin kucing itu terbangun.

Lalu Nabi Muhammad SAW memotong bajunya sendiri. Hal itu menunjukkan karena Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi semua makhluk termasuk kucing itu.

Bukan hanya Rasulullah SAW saja, para sahabatnya juga sangat menyayangi binatang seperti Abu Hurairah RA. Nama Abu Hurairah ini memiliki arti bapak dari kucing-kucing. Ia mendapatkan nama ini karena kemana pun ia pergi kucing-kucing lucu selalu mengikutinya.

Namun, hal itu bisa berbanding terbalik apabila manusia menyiksa binatang hal ini akan menjadi sumber amal buruk dan dosa baginya.

Dikutip dari buku Betapa Rasulullah Merindukanmu karya Abdillah F Hasan, pada kesempatan lain Rasulullah SAW bercerita kepada sahabat beliau,

"Seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati. Ia masuk neraka gara-gara kucing tersebut tidak diberinya makan dan tidak pula diberi minum saat dikurung. Ia pun tidak membiarkan (melepaskan) kucing itu supaya memakan serangga di bumi."

Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits,

ثبت امرأة في جرةٍ حَسَتُهَا، حَتَّى مَالَتْ جُوعًا، فدخلت فيها النار . قال قال والله أم لا أنت ولا منكها حين حبشيها، ولا أنت از سلتيها ماكلت من خشاي الْأَرْضِ

Artinya: "Seorang perempuan di azab karena seekor kucing yang dia kurung sehingga dia mati kelaparan. Maka wanita tersebut masuk ke dalam neraka disebabkannya." (HR Bukhari)

Thoriq Aziz Jayana dalam Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati menjelaskan bahwa menyayangi binatang dan berbuat baik kepadanya juga merupakan suatu perbuatan yang mulia. Sebab, binatang juga sama-sama makhluk Allah SWT.

Wallahu a'lam.




(kri/kri)

Hide Ads