Pahala Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadan, Benarkah Dilipatgandakan?

Pahala Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadan, Benarkah Dilipatgandakan?

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Kamis, 30 Mar 2023 15:30 WIB
mother and kid reading quran together at home
Membaca Al-Qur'an di bulan Ramadan. Foto: Getty Images/iStockphoto/ferlistockphoto
Jakarta -

Membaca Al-Qur'an menjadi ibadah pilihan yang bisa dikerjakan kaum muslim selama bulan Ramadan. Berikut pahala dan keutamaan orang yang senantiasa membaca Al-Qur'an menurut sabda Nabi SAW.

Syeikh Yusuf Qaradhawi dalam buku Kaifa Nata'amalu Ma'a Al-Qur'anil al-Azhim, mengungkap bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur'an memang untuk dibaca oleh para hamba. Selain itu, diwahyukannya Al-Qur'an juga agar manusia mendengarkannya dengan telinga mereka, memahaminya oleh akal, serta menjadi penenang hati.

Alasan yang demikian cocok bagi Al-Qur'an untuk dikatakan sebagai kitab yang menjadi ibadah apabila dibaca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melafalkan Al-Qur'an juga pas menjadi amal rutin yang dikerjakan umat Islam pada bulan Ramadan. Hal ini Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr kemukakan dalam buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2, karena Al-Qur'an diturunkan di bulan Ramadan, tepatnya pada malam lailatul qadar.

Sehingga membacanya selama Ramadan merupakan wujud memuliakan Al-Qur'an itu sendiri, mengagungkan penerimanya yaitu Nabi Muhammad SAW, serta mengistimewakan bulan dan waktu diwahyukannya kitabullah.

ADVERTISEMENT

Abudin Nata dalam buku Bimbingan Praktikum Ibadah jelaskan membaca Al-Qur'an di sini, yakni bisa dengan melafalkan huruf-huruf, kata-kata dan kalimat-kalimat yang terdapat di dalam Al-Qur'an itu sendiri.

Cara pelafalan Al-Qur'an pun tak sama dengan bahan bacaan lainnya, lantaran ia adalah kitabullah atau kalam Allah SWT yang langsung diturunkan kepada Nabi SAW melalui malaikat Jibril. Untuk itu, ada etika dan adab tersendiri dalam membacanya.

Ulama As-Suyuthi dalam buku karangan Syeikh Qaradhawi itu, menyebut hukumnya sunnah membaca Al-Qur'an dengan tartil. Di mana tartil bermakna membacanya secara perlahan, sambil memperhatikan huruf, harakat, hingga hukum tajwidnya.

Sebagaimana Allah SWT nyatakan dalam Surat Al-Muzammil ayat 4: "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan."

Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Melalui sabdanya, Rasulullah SAW mengabarkan keutamaan orang yang melafalkan kitabullah itu. Di mana Al-Qur'an kelak akan menjadi penyelamat pembacanya di hari kiamat. Sesuai hadits riwayat Abu Umamah, bahwa Nabi SAW bersabda:

اقْرَعُوا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Artinya: "Bacalah Al-Qur'an karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi penolong bagi para pembacanya." (HR Muslim)

Abdullah bin Amru juga meriwayatkan, ia berkata bahwa Rasulullah SAW menuturkan: "Siapa yang disibukkan oleh Al-Qur'an sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku, akan Aku berikan kepadanya sesuatu yang paling baik yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta, dan keutamaan kalam Allah terhadap seluruh kalam selainnya adalah seperti keutamaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya." (HR Ahmad & Thabrani)

Nabi SAW dalam riwayat dari Abu Musa Al-Asy'ari menyebutkan pula analogi orang yang membaca Al-Qur'an dan tidak. Rasul SAW berkata:

"Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Qur'an dalah seperti buah limau, baunya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti buah kurma, tidak berbau namun rasanya manis. Perumpamaan orang munafik--dalam riwayat lain, 'orang yang durhaka'--yang membaca Al-Qur'an adalah seperti tumbuhan wangi, baunya wangi sementara rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang membaca Al-Qur'an adalah seperti buah labu pahit, tidak berbau dan rasanya pahit." (HR Bukhari, Muslim, Nasa'i & Ibnu Majah)

Pahala Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadan

Syeikh Yusuf Qaradhawi dalam bukunya mererangkan terdapat banyak ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi SAW yang menjanjikan kaum muslim akan pahala dan balasan besar dengan membaca Al-Qur'an.

Seperti ganjaran yang tertera dalam Surat Fathir ayat 29-30: "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an), menegakkan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi. (Demikian itu) agar Allah menyempurnakan pahala mereka dan menambah karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri."

Dalam hadits riwayat Aisyah, Rasulullah SAW mengungkap pahala melafalkan Al-Qur'an bagi umatnya itu, "Orang yang membaca Al-Qur'an dan pandai dalam membacanya, ia bersama para malaikat yang mulia. Dan yang membaca Al-Qur'an dengan mengejanya (ia membacanya dengan sulit), ia mendapatkan dua pahala." (Muttafaq Alaih)

Selain itu, dalam riwayat Abu Said, beliau SAW juga nyatakan: "Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah akan mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan berlipat sepuluh kali. Aku tidak katakan alif lam mim satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi)

Ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits tersebut adalah ganjaran membaca Al-Qur'an pada umumnya. Sementara seorang muslim yang melafalkannya di bulan Ramadan, Nabi SAW katakan pahalanya setara dengan ibadah wajib.

Mengutip buku Agar Timbangan Menjadi Berat oleh Budi Handrianto, Nabi SAW juga bersabda:

"Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah SWT telah menjadikan puasanya suatu kewajiban dan sholat malam di malam harinya sebagai suatu amalan sunnah.

Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan suatu pekerjaan kebajikan (amal sunnah) di dalamnya samalah ia dengan orang yang menunaikan suatu ibadah wajib di bulan yang lain.

Dan barangsiapa yang menunaikan suatu amalan wajib di dalamnya samalah dia dengan orang yang mengerjakan 70 amalan wajib di bulan lain. Ramadan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga." (HR Ibnu Khuzaimah)

Wallahu a'lam.




(lus/lus)

Hide Ads