Surat Al-Isra Ayat 79: Anjuran Allah SWT untuk Sholat Tahajud

Surat Al-Isra Ayat 79: Anjuran Allah SWT untuk Sholat Tahajud

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Kamis, 30 Mar 2023 12:30 WIB
Silhouette of activities of people at famous landmark muslim man pray in mosque in Malaysia,vector illustration
Keutamaan sholat tahajud. Foto: Getty Images/iStockphoto/Therd oval
Jakarta -

Sholat Tahajud merupakan ibadah sunnah yang begitu dianjurkan, bukan hanya oleh Nabi SAW tetapi Allah SWT secara langsung mensyariatkannya dalam Al-Qur'an, tepatnya melalui Surat Al-Isra ayat 79.

Surat Al-Isra Ayat 79: Arab, Latin dan Arti

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا - ٧٩

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latin: Wa minal-laili fa tahajjad bihī nāfilatal lak(a), 'asā ay yab'aṡaka rabbuka maqāmam maḥmūdā(n).

Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

ADVERTISEMENT

Anjuran Tahajud oleh Allah SWT

Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) Jilid 5 menjelaskan ayat ini berisi perintah Allah SWT kepada Rasulullah SAW dan kaum muslim lainnya untuk mendirikan qiyam lail, atau dikenal sholat Tahajud. Sehingga sholat malam ini begitu dianjurkan.

Sebagaimana Nabi SAW juga nyatakan melalui sabdanya riwayat Abu Hurairah, "Bahwasanya Nabi SAW ditanya orang, 'Sholat manakah yang paling utama setelah sholat yang diwajibkan (sholat lima waktu)?' Beliau menjawab, ' Sholat Tahajud'," (HR Muslim)

Dikatakan Surat Al-Isra ayat 79 ini pula yang pertama kali mensyariatkan Nabi SAW beserta umat Islam untuk mengerjakan Tahajud sebagai tambahan sholat fardhu lima waktu.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5, arti lafaz "sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu," pada ayat ini ada yang mengartikan bahwa sholat Tahajud diwajibkan Allah SWT khusus untuk Rasul SAW. Sehingga bagi beliau, sholat malam ini hukumnya fardhu.

Juga terdapat pandangan yang menyebut sholat Tahajud sebagai ibadah tambahan, hanya berlaku bagi Nabi SAW saja lantaran beliau telah diberikan ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu dan yang terakhir. Sementara ibadah sunnah yang dikerjakan umatnya akan menghapuskan dosa yang telah dilakukan mereka saja.

Tujuan Allah SWT mensyariatkan Tahajud kepada Rasul SAW dalam ayat ini juga supaya beliau dapat ditempatkan pada maqaman mahmudan (tempat yang terpuji). Maksudnya, adalah syafaat Nabi SAW pada hari kiamat kelak, yang mana dapat melapangkan dan meringankan manusia dari keadaan susah di hari nanti.

Cara Pelaksanaan Tahajud Nabi SAW

Masih dari Tafsir Tahlili Kemenag Jilid 5, diterangkan cara Rasulullah SAW melaksanakan sholat Tahajud ini melalui hadits yang diriwayatkan Aisyah dan Ibnu Abbas. Di mana beliau tidur terlebih dahulu dan kemudian bangun di malamnya untuk mendirikan sholat ini.

Kebiasaan beliau ini bisa dijadikan dasar hukum bagi kaum muslim untuk bertahajud, yakni dilaksanakan setelah tidur beberapa saat di malam hari, lalu pada pertengahan malam hari ia bangun untuk sholat Tahajud.

M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 7 memiliki dua pendapat terkait pengerjaan sholat qiyam lail ini. Jika kata 'tahajjud' dipahami dalam arti 'bangun sesudah tidur', maka sholat ini dilaksanakan setelah orang yang bersangkutan tidur.

Pendapat kedua, bila kata 'tahajud' diartikan sholat lail, maka shalat ini bisa ditunaikan meski sebelum tidur.




(lus/lus)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads