Banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari pelaksanaan salat sunnah. Umumnya salat sunnah ada yang dikerjakan secara berjamaah maupun secara munfarid atau sendiri-sendiri.
Abdul Bakir dalam buku Panduan Praktis Salat Wajib dan Sunah menjelaskan, salat sunnah sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana beliau bersabda,
Artinya: "Sesungguhnya yang pertama-tama difardhukan oleh Allah kepada manusia dalam urusan agama mereka adalah salat. Allah berfirman: 'Lihatlah olehmu salat hamba-Ku. Jika ia sempurna, maka ia ditulis sempurna, dan jika kurang, Allah berfirman: Adakah bagi hamba-Ku salat sunnah? Maka jika ada baginya salat sunnah, disempurnakanlah yang wajib dengan sunnah itu.'" (HR Abu Ya'la dari Anas)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Posisi Wanita saat Jadi Imam Salat Berjamaah |
Jenis-jenis Salat Sunnah
Masih dalam buku yang sama juga dijelaskan mengenai pembagian dalam salat sunnah, di antaranya:
- Salat sunnah yang berhubungan dengan sebab artinya diperbolehkan mengerjakan salat sunnah bila ada sebab. Misalnya saja hujan, maka disunnahkan untuk mengerjakan salat sunnah Istisqa'.
- Salat sunnah yang pelaksanaannya tanpa ada sebab dan adanya ketepatan waktu, artinya salat sunnah ini dikerjakan dalam waktu tertentu selain waktu yang sudah ada.
- Salat sunnah yang berhubungan dengan waktu, misalnya saja salat Dhuha yang dikerjakan di pagi hari.
Salat Sunnah yang Tidak Dianjurkan Berjamaah
Beberapa salat sunnah lebih utama apabila dikerjakan secara berjamaah. Namun, ada juga salat sunnah yang tidak dianjurkan berjamaah.
Mengutip Kitab Fiqh Al-'Ibadat, 'Ilmiyyan 'Ala Madzhabi Al-Imam Asy-Syafi'i karya Syaikh Alauddin Za'tari yang diterjemahkan oleh Abdul Rosyad Shiddiq, berikut 12 salat sunnah yang tidak dianjurkan berjamaah,
1. Salat Dhuha
Hukum salat Dhuha merupakan sunnah muakkadah. Mengenai dalilnya yaitu diriwayatkan dari Abu Darda RA ia berkata,
"Kekasihku Rasulullah SAW memberiku wasiat tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama aku masih hidup; yakni berpuasa tiga hari setiap bulan, salat Dhuha, dan agar aku tidak tidur sebelum melakukan salat Witir." (HR Muslim dalam Shahih Muslim)
Waktu pengerjaan salat Dhuha adalah mulai matahari naik ke langit kurang lebih sebilah tombak hingga waktu zawal.
Salat Dhuha juga dapat dikerjakan sebanyak 2 rakaat, namun mendekati sempurna adalah empat rakaat. Dan yang paling utama adalah delapan rakaat. Hal ini diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata,
"Rasulullah SAW salat Dhuha empat rakaat, dan beliau menambah berapapun yang Allah kehendaki." (HR Muslim)
2. Salat Al-Awwabin
Makna dari Al-Awwabin ialah orang-orang yang kembali pada Allah SWT. Salat ini dikerjakan karena lalai lantaran menikmati makan malam dan kegiatan lainnya.
Salat Al-Awwabin disebut juga salat Ghaflah. Salat ini biasanya dikerjakan sebanyak dua rakaat, enam rakaat, dan maksimal dua puluh rakaat.
Dalil pelaksanaan salat Al-Awwabin bersumber pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda,
مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَمْ يَتَكَلَّمْ بَيْنَهُنَّ بِسُوءٍ عُدِلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ ثِنْتَى عَشْرَةَ سَنَةٌ .
Artinya: "Barang siapa yang telah Maghrib salat enam rakaat, di mana selama itu ia tidak berbicara jelek, niscaya hal itu sebanding dengan beribadah selama dua belas tahun." (HR Ibn Majah dalam Sunan Ibni Majah)
3. Salat Tahiyatul Masjid
Salat Tahiyatul Masjid adalah salat yang dikerjakan ketika masuk masjid. Rasulullah SAW menganjurkan salat Tahiyatul Masjid sebanyak dua rakaat.
Dalil salat sunnah dua rakaat Tahiyatul Masjid ini diriwayatkan dari Abu Qatadah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ المَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسٌ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ .
Artinya: "Jika salah seorang kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sebelum salat dua rakaat." (HR Muslim dalam Shahih Muslim)
4. Salat Dua Rakaat Wudhu
Sunnah hukumnya melakukan salat dua rakaat sesudah mandi dan sesudah tayamum, termasuk dalam waktu-waktu yang dilarang. Sebab, salat ini memiliki sebab yang mendahului, yakni wudhu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Bilal RA menjelang salat Subuh,
"Hai Bilal, katakan kepadaku amal apa yang engkau lakukan dalam Islam yang paling engkau harapkan? Karena, aku mendengar bunyi suara sepasang sandalmu di depanku di surga". Bilal menjawab, "Aku tidak melakukan suatu amalan yang paling aku harapkan, selain apabila setiap kali selesai berwudhu baik pada malam atau siang hari, pasti aku gunakan wudhu itu untuk melakukan salat yang dituliskan bagiku. (HR Bukhari dalam Shahih Al-Bukhari)
5. Salat Tasbih
Salat yang tidak dianjurkan dikerjakan secara berjamaah lainnya adalah salat Tasbih. Salat ini berjumlah empat rakaat dengan bertasbih sebanyak tiga kali, itulah sebabnya salat ini disebut dengan salat Tasbih.
6. Salat Dua Rakaat Ihram
Salat sunnah ini dikerjakan sebelum melaksanakan haji atau umrah. Dalil pelaksanaannya bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Ibu Umar RA,
"Adalah Rasulullah SAW, beliau melakukan salat dua rakaat Dzul Hulaifah." (HR Muslim dalam Shahih Muslim)
7. Salat Dua Rakaat Thawaf
Salat sunnah ini dikerjakan sesudah thawaf. Mengenai hal tersebut dikatakan oleh Jabir bin Abdillah RA dalam sebuah hadits yang panjang mengenai tata cara hajinya Nabi SAW, "Kemudian beliau langsung ke makam Ibrahim AS lalu membaca ayat,
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلَّى
Artinya: "Dan jadikanlah makam Ibrahim sebagai tempat salat." (HR Muslim dalam Shahih Muslim)
8. Salat Istikharah
Salat ini termasuk salat sunah bagi orang yang menginginkan suatu urusan maka dapat melaksanakan salat sunah Istikharah.
Salat ini dapat dilakukan sebanyak dua rakaat dengan niat istikharah atau meminta pilihan terbaik, kemudian ia berdoa untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT.
9. Salat Hajat
Salat Hajat dilakukan ketika memiliki keperluan kepada Allah SWT, atau kepada seseorang dari manusia.
10. Salat Sunnah Dua Rakaat di Rumah ketika Akan Bepergian
Hal ini didasarkan dari hadits Abdullah bin Mas'ud RA, ia berkata,
"Seseorang datang menemui Nabi Muhammad SAW, ia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin berangkat ke Bahrain untuk urusan berdagang." Rasulullah SAW bersabda, "Salatlah dua rakaat". (HR At-Tirmidzi dalam Sunan At-Tirmidzi)
11. Salat Sunnah Dua Rakaat di Rumah ketika Datang dari Bepergian
Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya dari Ka'ab bin Malik RA. Diceritakan, Rasulullah SAW selalu tiba dari bepergian pada siang hari di waktu dhuha. Begitu tiba, beliau datang ke masjid dulu, dan salat dua rakaat di dalamnya, kemudian duduk.
12. Salat Tathawwu'
Salat Tathawwu' adalah salat sunnah mutlak yang tidak terikat dengan waktu atau sebab. Salat ini tidak ada batasannya dan juga tidak ada jumlah rakaatnya secara tertentu.
Sebagaimana Aisyah RA mengatakan, "Rasulullah SAW biasa salat malam tiga belas rakaat. Lima diantaranya beliau salat witir. Beliau hanya duduk pada rakaat yang terakhir." (HR Muslim dalam Shahih Muslim)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim