Sholat hajat adalah ibadah sunnah yang dikerjakan seseorang untuk memohon agar Allah SWT mengabulkan hajat atau keinginannya. Tata cara sholat hajat tidak berbeda jauh dengan sholat sunnah pada umumnya.
Sholat hajat dikerjakan paling sedikit dua rakaat. Umumnya, sholat ini dikerjakan pada malam hari.
Dalil Sholat Hajat
Mengutip Kitab Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dan diterjemahkan oleh Ahmad Tirmidzi dkk, dalil pelaksanaan sholat hajat mengacu pada riwayat yang berasal dari Abu Darda' bahwa Nabi SAW bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Barang siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian dia sholat dua rakaat dan disempurnakannya, maka Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia inginkan, baik segera atau ditunda." (HR Ahmad dengan sanad shahih)
Para ulama yang menguatkan pelaksanaan sholat hajat juga berhujjah dengan firman Allah SWT yang berbunyi,
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ ٤٥
Artinya: "Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS Al Baqarah 45)
Berikut tata cara sholat hajat, doa yang dibaca, hingga waktu terbaik dalam pelaksanaannya seperti dirangkum dari arsip detikHikmah.
Tata Cara Sholat Hajat
- Membaca niat sholat hajat
- Takbiratul ihram
- Membaca doa iftitah
- Membaca surah Al Fatihah
- Membaca salah satu surah Al-Qur'an
- Rukuk
- I'tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Bangkit dan lakukan gerakan rakaat kedua seperti rakaat pertama
- Duduk tasyahud akhir
- Salam
Bacaan Niat Sholat Hajat
اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatal haajati rok'aataini lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat sholat hajat sunnah hajat dua raka'at karena Allah Ta'ala"
Doa setelah Sholat Hajat
Dalam Kitab Ta'Jul Jamil Lil Ushul dijelaskan, setelah melaksanakan sholat hajat sebaiknya dilanjutkan dengan membaca doa sholat hajat. Doa ini diawali dengan membaca istighfar sebanyak 100 kali atau minimal 33 kali kemudian dilanjutkan dengan sholawat atas Nabi Muhammad SAW dengan jumlah yang sama.
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه
Astaghfirullohal 'azhim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih
Artinya: "Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, tiada tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat pada-Mu."
Setelah itu, membaca doa seperti yang diriwayatkan At-Tirmidzi dan Ibnu Abu Aufa yang berbunyi:
Laa ilaaha illalloohul haliimul kariim. Subhaanallohi robbil 'arsyil 'azhiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. As aluka muujibaari rohmatika wa 'aazaaima maghfirotika wal ghoniimata min kulli birri wassalaamata min kulli itsmin laa tada' lii dzamban illa ghofartah walaa hamman illaa farojtah walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitah yaa arhamar roohimiin
Artinya: "Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang."
Sementara itu, dalam Kitab Jami' al-Tirmidzi terdapat hadits dari Abu Hurairah RA bahwa ketika Nabi SAW risau dalam sebuah persoalan, beliau menengadah ke langit dan berdoa dengan sungguh-sungguh, beliau SAW mengucap
يَاحَيُّ يَا قَيُّومُ
Ya Hayy ya Qayyum
Artinya: "Wahai Sang Mahahidup dan Sang Mahamandiri."
Masih dalam kitab yang sama, Anas bin Malik RA juga meriwayatkan bahwa apabila Nabi SAW sedang risau, beliau mengucapkan,
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits
Artinya: "Wahai Sang Mahahidup, wahai Sang Mahamandiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan."
Waktu Mustajab Sholat Hajat
Ali Akbar bin Aqil mengatakan dalam bukunya berjudul Penuntun Mengerjakan Shalat Hajat, sholat hajat dapat dikerjakan pada waktu siang atau malam di luar waktu yang diharamkan untuk sholat sunnah.
Menurutnya, waktu yang terbaik untuk mengerjakan sholat hajat adalah sepertiga malam terakhir, yakni antara pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh. Hal ini bersandar pada sebuah hadits yang berbunyi:
"Malam manakah yang paling didengar (dikabulkan oleh Allah SWT)? Rasulullah SAW bersabda, 'Pada tengah malam'." (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Artinya: "Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, 'Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku-kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Ku-berikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Ku-ampuni." (HR Bukhari dan Muslim)
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi