Puasa Ramadan wajib bagi setiap mukalaf atau muslim yang dikenai beban syariat. Sebelum menunaikan ibadah puasa Ramadan, kita harus membaca niat terlebih dahulu yang diawali dengan lafaz nawaitu shauma ghadin.
Merujuk pada buku Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita karya Abdul Syukur Al-Azizi, puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam selain syahadat, salat, zakat, dan menunaikan ibadah haji.
Hal tersebut bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Thalhah bin 'Ubaidillah, bahwa orang Arab Badui pernah mendatangi Rasulullah SAW, ia pun bertanya,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
أَخْبِرْنِى بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَىَّ مِنَ الصِّيَامِ قَالَ « شَهْرَ رَمَضَانَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا
Artinya: "Kabarkanlah padaku mengenai puasa yang Allah wajibkan." Rasul menjawab, "Yang wajib adalah puasa Ramadhan. Terserah setelah itu engkau mau menambah puasa sunnah lainnya." (HR Bukhari dan Muslim)
Rabi' Abdur Rauf Az-Zawawi dalam Kitab Al-Baqiyatus Shalihat yang diterjemahkan oleh Masturi Irham menjelaskan mengenai hukum-hukum pada bulan Ramadan termasuk dengan membaca niat.
Dijelaskan, niat merupakan rukun fundamental bagi setiap amal saleh dalam Islam karena setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya.
Niat harus diluruskan supaya ibadah puasa menjadi sah. Bahkan niat merupakan rukun amal yang paling menentukan.
Apabila hilal bulan Ramadan telah terlihat, kata Rabi' Abdur Rauf Az-Zawawi, maka pada saat itu seseorang dapat berniat puasa di awal malam Ramadan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengimani kewajiban ibadah puasa serta mengharap pahala dari-Nya.
Niat Puasa Ramadan: Nawaitu Shauma Ghadin
Berikut bacaan niat puasa Ramadan sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرٍ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu shauma ghadin'an ada'i fardhisy syahri ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala
Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari karena memenuhi kewajiban di bulan Ramadan karena Allah Ta'ala"
Rukun Puasa
Masih di dalam buku yang sama juga dijelaskan mengenai rukun puasa, yaitu:
1. Niat
Bagi umat Islam yang akan melaksanakan ibadah puasa, niat tidak boleh terlewatkan. Bagi orang berpuasa, niat tersebut dimaksudkan untuk menahan diri dari segala mufthirat atau hal yang membatalkan puasa sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Niat juga bertujuan untuk memebdakan antara amal yang dimaksudkan antara ibadah satu dengan lainnya.
Rasulullah SAW bersabda,
"Suatu amal tergantung pada niat-niatnya, dan bagi setiap orang sesuai dengan yang ia niatkan." (HR Bukhari dan Muslim)
Niat untuk melaksanakan puasa Ramadan juga diucapkan di dalam hati bukan dengan lisan dan dilakukan pada malam hari. Hal tersebut juga dijelaskan melalui sabda Rasulullah SAW,
"Barang siapa tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i)
2. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa
Hal ini dilakukan saat mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Saat berpuasa juga dilarang untuk makan, minum, bersenggama atau melakukan hal-hal yang dilarang menurut syariat agama Islam.
Selain itu, orang yang berpuasa harus menahan desakan hawa nafsu yang berpotensi menyebabkan batalnya puasa. Termasuk menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan, menjaga lisan dengan senantiasa bertutur yang baik, dan menjaga seluruh anggota tubuh dari segala sesuatu yang dilarang agama.
Tata Cara Puasa Ramadan
Merujuk pada buku Bimbingan Praktikum Ibadah karya Abudin Nata berikut tata cara menjalankan ibadah puasa Ramadan:
1. Memastikan bahwa bulan Ramadan sudah masuk dengan cara melihat hilal atau hisab biasanya dengan menunggu sidang Isbat oleh Kementerian Agama RI.
2. Berniat puasa di waktu malam.
3. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan berupa makan, minum, hubungan suami-istri, dan hal lain yang membatalkan puasa.
4. Melakukan santap sahur pada menjelang datangnya waktu pagi.
5. Berbuka puasa ketika sudah datang waktu Maghrib, dan dianjurkan untuk menyantap makanan manis-manis seperti kurma. Adapun, Rasulullah SAW juga membaca doa berikut ketika buka puasa,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.
Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah." (HR Abu Dawud)
6. Di malam hari bulan Ramadan disunnahkan melaksanakan salat sunah Tarawih secara berjamaah atau sendirian, dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur'an, memperbanyak sedekah, dan menjelang sepuluh hari terakhir melakukan i'tikaf (berdiam diri) di masjid sambil zikir, muhasabah, tafakur dan sebagainya.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina