Kalimat Tahlil dan Artinya, Bacaan Dzikir yang Mulia

Kalimat Tahlil dan Artinya, Bacaan Dzikir yang Mulia

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Jumat, 24 Mar 2023 12:30 WIB
Infografis 5 Keutamaan Dzikir
Ilustrasi. Ini bacaan kalimat tahlil dan artinya. (Foto: Fauzan Kamil/detikcom)
Jakarta -

Kalimat tahlil (Arab: التهليل) adalah bacaan dzikir. Kalimat merupakan kalimat dzikir yang paling mulia. Hal ini termuat dalam sebuah hadits yang memuat sabda Rasulullah SAW,

"Dzikir yang paling baik adalah kalimat laa ilaaha illaallah. dan doa terbaik adalah kalimat alhamdulillah." (HR Tirmidzi)

Dikutip melalui Buku Cerdas Total karya Ustadz Rizem Aizid menjelaskan, bukan tanpa alasan kalimat tahlil dianggap sebagai dzikir paling utama. Hal ini dikarenakan di dalam kalimat tahlil terkandung nilai keimanan yang sangat tinggi derajatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Kalimat Tahlil dan Artinya

لا إله إلا الله

Bacaan latin: Lā ilāha illa l-Lāh

ADVERTISEMENT

Artinya: Tiada Tuhan selain Allah SWT

Dijelaskan bahwa kalimat tahlil ini merupakan kalimat tauhid dengan dua karakteristik yang terkandung di dalamnya. Alasan ini yang menjadikan kalimat tahlil ini sebagai dzikir terbaik.

Karakteristik pertama dari kalimat tahlil ini adalah terletak pada pengucapannya, yakni jaufiyyah. Jaufiyyah berarti sebutan bagi huruf yang keluar dari rongga mulut, seperti ya', wau, dan alif yang memiliki sukun. Maka dengan pengucapan di dalam mulut bukan di bibir, menjadikan kalimat tahlil terletak di hati.

Karakteristik yang kedua adalah pada kalimat tahlil yang tidak memiliki titik atau jeda. Dijelaskan oleh tulisan pada buku ini artinya kita tidak boleh kotor dari menyembah selain Allah SWT.

Setelah memahami apa itu kalimat tahlil dan keistimewaanya, kita sebaiknya mengetahui keutamaan serta manfaat lain yang bisa diberikan ketika membaca kalimat tahlil.

Keutamaan Kalimat Tahlil

Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI karya Fida' Abdilah dijelaskan bahwa kalimat tahlil ini memiliki banyak keutamaan, antara lain.

1. Kunci Pintu Surga

Keterangan mengenai tahlil sebagai kunci surga ini didapatkan dari yang disampaikan oleh 'Ubadah bin Shamit radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ رواه مسلم

Artinya: "Barangsiapa yang mengucapkan (kalimat tahlil) 'Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, (serta) tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan ( saya bersaksi) bahwa 'Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, serta (bersaksi juga) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkan dia ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki." (HR Muslim)

2. Amal yang Paling Mulia

Mengenai keterangan ini, disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda,

« مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلا للهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابِ ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ رواه البخاري ومسلم

Artinya: "Barangsiapa yang mengucapkan (kalimat tauhid) lā ilāha illallāhu waḥdahu lā syarikalah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa 'ala kulli syai'ing qadir [tiada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam satu hari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan,), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapuskan darinya 100 keburukan, dan dia akan terpelihara dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu." (HR Bukhari dan Muslim)




(rah/rah)

Hide Ads